kalesa? (part b)

7 2 0
                                    

Setelah menempuh waktu yang lumayan memakan waktu karena seperti biasa jalanan ibu kota yang macet, Erland sampai di halaman parkir sebuah Rumah sakit ,ia bergegas memasuki rumah sakit

" maah.. " nafas Erland yang terputus putus akibat ia yang lari terburu buru

" eh Erland, kamu dateng?" Erland yang berusaha mengatur nafasnya hanya menangguk,

" kalesa mana mah?"

"Itu di dalem, masuk aja ,udah mendingan kok dianya" tanpa menjawab pertanyaan Indri -mama Erland, Erland masuk kedalam ruangan serba putih

Suara pintu yang berdecit membuat seseorang yang ada di dakam menoleh pada sumber suara

" Erlaaaand" Erland langsung menghamburkan pekukannya pada Kalesa seorang yang ia cintai, Erland benar benar takut jika terjadi apa apa pada Kalesa

" kamu gak papa kan" menangkup kedua pipi kalesa meneliti setiap wajah Kalesa ,senyum manis yang mengembang di wajah cantik kalesa yang semakin hari semakin kurus saja pipi nya

"Aku nggak papa Erland, makasi udah mau dateng"

"Tentu,aku bakal selalu jagain kamu , maaf tadi ak nggak tau kalo kamu udah pulang duluan sekeoas basket tadi, maaf ya"

" nggak papa kok"

Setelah pulang dari kedai donat bersama seyna, Erland memutuskan akan menghabiskan waktu nya di runya gari inj di rumah sakit bersama Kalesa.

Berbicara soal seyna ,ia masih diam di tempat,sedangkan 2 porsi donat desert yang tehidang di meja hadapanya kali ini, seyna tersenyum miris, baru saja ia akan berteman dengan Erland tapi sesuatu menghalanginya

Ia mdnggeser piring donat itu ke satu sisi di depannya, seakan akan donat itu milik Erland ,hingga seporsi donat tekah ia habiskan ia menatap donat di depannya ,belum tersentuh sama sekali, ia tak berniat menghabiskannya lagi pula ua sudah kenyang dengan satu porsi miliknya, ia segera bangkit dari tempat duduknya dan buru buru pulang. Mengistirahatkan pikirannya

Setelah beberapa menit ia menaiki angkot yang lumayan sepi karena memang hari sudah sore.

Ia menjatuhkan tubuhnya ke kasur empuk warna peach milik ya, pikirannya tertuju pada nama yang tadi tertera pada layar ponsel milik Erland, 'Kalesa' tak asing sepertinya nama itu di telinganya

Apa ia tanya kan pada Bela saja besok, ah jadi rindu Bela, melihat sikap manisnya tadi pagi yang menjemputnya berangkat sekolah.

          ⚫⚫⚫

"Erland mau pulang nak?,biar mama yang jaga Kalesa," lindri yang melihat anaknya menunggu kalesa yang tengah tertidur pulas di bangkar yang biasa Kalesa tempati

"Nggak ma, Erland mau disini ajs sama Kalesa"

"Tapi besok kamu kan sekolah ini sudah malam Erland, mama ngga mau kamu cape gara gara ini"

"Nggak papa mama , percaya sama Erland" menunjukan puppy eyes nya

"Yasudah tapi jangan salahkan mama kalo kamu telat besok,dan awas saja kalo bolos"

Erland hanya berdeham dan melipat tangan nya di samping tubuh Kalesa yang berbaling dan menenggelamkan wajahnya ,terlelap dalam mimpi

Indri yang melihat putra semata wayang nya hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan, ia merasa kasihan pada Erland yang harus menjaga Kalesa, bukan, Kalesa bukanlah anak dari mama Indri dan saudara kandung Erland, bukan.

Indri berbalik badan dan keluar dari ruangan itu dengan menutup pintu sangat pelan tak ingin mereka berdua terganggu tidurnya

       
Saat tengah malam , yang mungkin dari kebanyakan orang tengah terlelap dengan balutan selimut tebal dan hangat ,tapi tidak bagi Kalesa, ia terjaga saat menyadari Erland masih menunggunya hingga kini ,dan ia masih mengenakan seragam sekolah. Pantas jika Erland terlihat begitu kelelahan,

Apakah ia telah merepotkan Erland, ia takut suatu saat Erland akan kehilangan dirinya, sama halnya ia takut jika Tuhan mengambilnya dan meninggalkan orang orang tersayangnya, tapi apa daya jika memang ini takdirnya

Ia sedikit terduduk mencari posisi ternyaman,agar tidak menmbangunkan Erland. Ia pandangi wajah damai Erland, wajah yang tiap harinya selalu menyemangati agar terus berjuang hidup,Erland sangatlah tidak mau jika Kalesa harus pergi.

Dielusnya puncak kepala Erland dengan perasaan sayang ,Erland cintanya ,Erland hidupnya,apakah mungkin ia bisa memiliki Erland seutuhnya? Sebulir air jatuh membasahi pipi tirus Kalesa ,jika bisa Kalesa ingin mengulang masa indah nya dengan Erland dulu, bercanda ria,tertawa bersama ,tapi sekarang.

Setelah ia didiagnosa memiliki suatu penyakit ,ia tidak bisa berkata apa apa,ia hanya bisa pasrah diri ,disaat itulah sifat dan kepribadian Erland mulai berubah ,Erland tak pernah lagi menampakkan senyumnya pada orang orang,tawanya yang membuat siapa saja ikut tertawa,kini urung bagi Erland perlihatkan kecuali bagi Kalesa, sekedar menghiburnya

Ia merasa sangat bersalah ,semua bergantung pada Erland, apa apa yang melakukan Erland, ia juga heran mengapa Erland masih mau melakukan semua ini sedang ia,  kini terbaring tak berdaya , sempat saat pagi tadi melihat pertandingan basket Erland, Kalesa yang meminta ,membujuk orang tuanya agar mengantarnya ke sekolah Erland, tapi setelah menyadari tubuhnya tak kuat untuk terus melakukan hal hal berat, penyakitnya mulai kambuh dan ia tidak memberi tahu Erland dan segera pulang tanpa mengabari Erland terlebih dahulu

Ia juga sadar dampaknya akan seperti ini, menyusahkan dan merepotkan orang orang terdekatnya.

Buru buru ia hapus jejak air mata yang menggenangi matanya saat kepala Erland yang ia elus bergerak tapi untungnya Erland tidak sampai bangun ,mungkin karena lelah ,Kalesa menutuskan tidur kembali dengan tangan yang masih menempel pada kepala Erland.

     ⚫⚫⚫

Kacian, Kalesa sakit apa ya, belum aku jelasin di bagian ini ,tapi bakal kujelasin di bagian pertengahan mungkin kan masih ada banyak part selanjutnya ,di tahan dulu keponya,dan Kalesa itu bulan saodara Erland, tapi.. Adadehh nggak ,nggak disini jelasinnyaaaa

Udah dulu😊

Author

Don't forget to comment

SEYLANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang