Doojoon mematung memandang Minhee dengan tubuh yg bersandar di lemari kamar hotel. Matanya terlihat terus menatap lurus yeoja itu yg terlihat menyusun pakaiannya kedalam tas, membuat Minhee yg tak sengaja mendapati itu segera memandang lekat Doojoon.
"kenapa hanya diam disana? bukankah seharusnya oppa merapikan barang2 oppa?" ucap Minhee
Doojoon menghela nafas berat karena ucapan Minhee, membuat yeoja itu semakin memandangnya lekat
"aku tak mau pulang" ucap Doojoon dengan suara berat
Giliran Minhee yg menarik nafas berat kini bersama tubuhnya yg bergerak menghampiri Doojoon
"kenapa oppa tak mau pulang?" tanya Minhee
"karena aku akan kehilanganmu ketika kita sampai di Seoul, karena itu aku tak ingin pulang" jawab Doojoon
Minhee membisu mendengar itu, begitupun dengan Doojoon
"mau sampai kapan?" tanya Minhee setelah membiarkan hening menari sesaat
"ne?" Doojoon menatap bingung Minhee
"mau sampai kapan oppa ingin terus berada disini?" terang Minhee
"mollayo" Doojoon menggeleng pelan "aku hanya ingin lebih lama bersamamu, dan untuk sampai kapan aku ingin berada disini aku tak bisa menentukannya jadi...bisakah kita bertahan untuk beberapa hari lagi disini" pinta Doojoon kemudian
Kembali Minhee membisu bersama tangannya yg mengusap bahu Doojoon pelan
"oppa....mungkin terlalu kejam bagimu jika aku mengatakan ini, tapi...aku bukanlah milikmu. Ada seorang namja yg benar2 memiliki hatiku saat ini, dan dia...adalah sahabatmu" tukas Minhee pelan namun cukup membuat dada Doojoon terasa sakit
Doojoon mengepalkan tangannya segera karena kenyataan yg diurai Minhee sementara yeoja itu tak menyadarinya
"saat ini dia sedang menungguku kembali, jadi....tak bisakah kita pulang sekarang sesuai dengan janji yg oppa ucapkan diawal" lanjut Minhee kemudian
"whae? apa kau tak menikmati waktu bersamaku sehingga ingin segera kembali kesisinya?" Doojoon menatap lemah Minhee
"aniyo....bukan seperti itu, aku...benar2 menikmati hariku disini bersama oppa. Hanya saja...aku harus kembali, karena aku sudah berjanji pada Seokjin akan segera kembali padanya setelah tiga hari" balas Minhee
"kenapa hanya dia yg ada didalam kepalamu? Tidak bisakah kau sedikit memikirkanku? Aku....terluka sekarang karena kenyataan kalau aku akan kehilangan dirimu. Tak bisakah kau memikirkan luka itu dan bertahan disisiku untuk sebentar lagi sampai lukaku ini benar2 hilang" Doojoon mencengkram bahu Minhee erat
"kapan lukamu benar2 sembuh oppa? Apa kau bisa memastikan hal itu padaku?" tanya Minhee dengan menahan sakit karena cengkraman tangan Doojoon
Doojoon menunduk tak bisa menjawab pertanyaan Minhee
"oppa sendiri tak benar2 bisa memastikan hal itu, tapi memintaku ada disisimu. Tidakkah kau berpikir keinginanmu itu terlalu kejam untukku dan juga Seokjin" lanjut Minhee dengan nada suara yg terdengar lemah
Jemari Doojoon terlepas dari bahu Minhee, bersama tubuhnya yg terduduk lemah dilantai. Minhee menatap Doojoon yg nampak tak berdaya sesaat, sebelum berjongkok dihadapannya dan memandang lurus namja itu.
"oppa...sebanyak apapun waktu yg kau inginkan dariku, itu tak akan pernah cukup bagimu. Keinginanmu akan membuatmu terus mecari cara untuk menahanku, dan selalu berusaha agar aku tidak kembali pada Seokjin. Pada akhirnya segala upaya yg oppa lakukan itu akan menjadikan oppa seorang namja yg tak berperasaan karena keegoisan yg perlahan muncul. Jadi...sebelum itu terjadi sebaiknya kita hentikan ini sekarang dan kembali" Minhee coba memberi pengertian

KAMU SEDANG MEMBACA
If You [✔]
FanfictionKisah ini berawal dari perasaan sayang seorang sahabat, yg secara bertahap tumbuh menjadi cinta. Perasaan yg akhirnya menjadi sebuah kesalahan, saat seseorang yg mencintaimu sudah berdiri disisimu. Story by Haebaragi. ⚠ When you decide to copy my wo...