Minhee mengawali paginya dengan perasaan gelisah. Buklet bunga cokelat yg diberi Doojoon padanya nampak terus dipandangi Minhee menghadirkan jutaan rasa tak nyaman dihatinya.
"bagaimana kalau separuh dari rasa cintamu untuk Seokjin" ucapan Doojoon menari dikepala Minhee bersama pandangannya yg terus mengarah pada benda tersebut
Minhee menghela nafas berat mengingat itu karena beban yg hadir dihatinya Yeoja itu memainkan lamunan dalam senyap yg menari diantara tubuhnya, hingga suara pintu dibuka sedikit menyentaknya.
"apa yg kau lakukan? kenapa tidak keluar untuk sarapan?" sosok tuan Lee yg berdiri diambang pintu tertangkap penglihatan Minhee
"aku baru akan keluar" ucap Minhee seraya bangkit
Tuan Lee segera berlalu mendengar itu, sementara Minhee meletakkan kembali bunga yg didapatnya dari Doojoon diatas meja. Dengan langkah pelan yeoja itupun terlihat menghampiri keluarganya dimeja makan, dan duduk dengan tenang disana.
"ada apa denganmu?" tanya nyonya Lee mendapati raut wajah Minhee yg terlihat sedikit tak baik
Minhee menoleh pada nyonya Lee, begitupun dengan tuan Park yg sudah memulai sarapannya
"memangnya kenapa?" yeoja itu balas bertanya
"wajahmu terlihat tak baik, apa kau sakit?" Nyonya Lee meraba kening Minhee
"aniyo...aku baik2 saja, aku hanya sedikit lelah karena acara kemarin" karang Minhee menutupi gusar dihatinya
Nyonya Lee bisa tahu kebohongan yg diurai Minhee, begitupun dengan tuan Lee. Namun keduanya berpura2 percaya dengan apa yg dikatakan yeoja itu, dengan merekahkan senyum terbaik mereka.
"kalau kau lelah kenapa tidak istirahat saja dirumah?" tuan Lee mengusap rambut Minhee lembut
"ada banyak pekerjaan yg menantiku dikantor, aku tak bisa meninggalkannya" balas Minhee
"kau ini...memang banyak meniru ommamu dalam banyak hal" tukas tuan Lee mendengar itu
"whaeyo? apa aku tak boleh melakukannya?" tanya Minhee
"appa berharap kau tak selalu melakukannya, karena itu menyebalkan. Kau membuat appa merasa tak dibutuhkan setiap kali mendapatimu meniru semua sikap ommamu" tuan Lee kembali mengusap rambut Minhee
"aku selalu membutuhkan appa, jadi jangan mengatakan itu" Minhee memeluk tubuh Tuan Lee membuat namja itu tersenyum
Keduanya saling berbagi senyum, hingga kemudian suara bel mengusik kehangatan yg mereka bagi. Cepat tuan Lee menuju pintu keluar untuk menyambut tamu yg mengunjugi rumahnya pagi itu
"neo wasseo" suara tuan Lee terdengar menyambut seseorang
Minhee segera menoleh, dan mendapati Seokjin yg berjalan ringan bersama tuan Lee menuju ruang tengah
"Seokjin" Minhee segera melangkah menghampiri namja itu
Seokjin tersenyum melihat langkah Minhee yg mendekat padanya
"kau datang" ujarnya saat ada dihadapan Seokjin
"hmm" Seokjin mengangguk
"apa kau kemari untuk menjemputku?" tanyanya kemudian
"ne...aku kemari memang untuk itu, dan juga..." Seokjin memutus ucapannya seraya mengeluarkan sesuatu yg dia sembunyikan dibalik pungungnya "chukae, untuk acara kemarin" Seokjin mengarahkan buklet bunga yg sama dengan yg diberikan Doojoon pada Minhee
Seketika senyum Minhee memudar karena itu, membuat tuan Lee yg ada diantara mereka segera bingung. Tak jauh berbeda dengan Seokjin yg juga mendapati hal itu, dia terlihat memandang lekat Minhee yg belum meraih hadiah pemberiannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/207015555-288-k708836.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
If You [✔]
FanfictionKisah ini berawal dari perasaan sayang seorang sahabat, yg secara bertahap tumbuh menjadi cinta. Perasaan yg akhirnya menjadi sebuah kesalahan, saat seseorang yg mencintaimu sudah berdiri disisimu. Story by Haebaragi. ⚠ When you decide to copy my wo...