―𝙼𝚈 𝙿𝙰𝚂𝚃

2K 254 16
                                    



+

+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



+

"Tumben kamu nggak dateng kemarin. Ada apa?" Tanyaku kepada Jaemin yang sedang sibuk dengan ponselnya.

Entahlah aku heran, si posesif yang satu ini tidak mengunjungiku kemarin. Padahal kalian tau bagaimana bucinnya manusia ini

"Kemarin aku ada tugas." Balasnya dengan begitu cuek.

"Sama?"

"Haechan."

"Oh."

Hanya begitu saja, dia berbeda sekali dari biasanya. Dia biasanya sudah menceramahiku, atau membuat jokes-jokes aneh yang bahkan menurutku sangat receh.

Tapi kali ini semuanya berbeda

"Na? Ada apa sih? Kenapa kok cuek gitu? Beda dari biasanya." Ucapku sambil berusaha untuk mendapatkan perhatian dari Jaemin.

"Beda apanya? Jangan aneh."

"Kamu beda, nggak biasanya kamu kayak gini. Mana Jaemin yang posesif? Yang ceria? Yang selalu ngejailin aku? Kamu kenapa?" Tanyaku dengan penuh rasa penasaran disertai rasa curiga.

Jaemin bangkit dari tempat duduknya, dia melihat sorot mataku dengan jelas sambil menunjukku menggunakan jari telunjuknya

"Harusnya kamu yang ngaca, ada hal yang aneh sama kamu dan aku sadar itu. Ada orang dihati kamu, aku nggak tau siapa but aku benar-benar kecewa." Ucapnya dengan begitu tegas hingga membuatku sedikit heran juga.

"Kamu ngomong apasi? Jangan ngelantur. Apa jangan-jangan kamu sengaja bikin masalah supaya kita cepet putus? Gitu!?" Balasku tidak kalah kencang darinya

Tapi Jaemin justru memelukku dan berbisik ke telingaku

"Aku ngelakuin semuanya karena aku sayang sama kamu. Siapapun yang ada di hati kamu sekarang, aku minta kamu jujur sama diri kamu sendiri. Cari orang yang ada di hati kamu tapi kamu nggak pernah sadar selama ini. Tapi ingatlah, siapapun yang ada di hati kamu, cuman Na Jaemin seorang yang bisa ngebalas cinta kamu. I hope you find it." Bisiknya.

Namun setelahnya dia melepaskan pelukan itu, dan pergi meninggalkanku begitu saja yang masih binggung dan merasa aneh dengan ucapan Jaemin barusan

Siapa orang yang Jaemin maksud?

Aku merasa hatiku sangat kacau sekarang, tapi Jaemin benar

Sekarang ada rasa yang berbeda saat aku dekat dengan Jaemin. Hatiku tidak sesenang yang dulu saat aku bertemu dengan Jaemin seperti sekarang ini.

"Han Y/N! Woi!" Teriak seseorang.

Karena aku masih melamun, dia berteriak sekali lagi

"Y/N! Kamu kenapa?" Tanyanya.

Akupun sadar dan membuang lamunan itu jauh-jauh, aku menoleh ke asal suara yang tepatnya berada di belakangku

"Renjun? Udah daritadi manggil ya?" Tanyaku.

"Daritadi! Tapi tidak apa. Apa yang kamu pikirkan? Ada masalah dengan Na sialan Jaemin itu?" Renjun menanyakan hal tersebut tepat seperti yang terjadi.

Aku membalasnya "Jangan panggil Jaemin dengan sebutan sialan, itu nggak sopan. Lagipula aku nggak punya masalah apa-apa sama dia."

"Hmmm... Baiklah, aku percaya. Sekarang ayo cepat, aku mau beli bakso dan kamu yang traktir." Ucapnya seraya berjalan mendahuluiku begitu saja.

Aku pun spontan bangun dan mengikuti arah perginya Renjun sambil menarik bajunya untuk menahan agari ia tidak pergi terlalu jauh dariku "Kenapa aku yang traktir?"

"Kau tahu? Kemarin aku sudah ingin mengantarmu pakai mobil dan kamu malah pergi ke rumah Jaemin begitu saja. Jadi traktiran itu sebagai tanda minta maaf untukku."

"Cih! Gaada!" Protesku.

Renjun berlari sambil menuju ke tempat bakso itu dijual, tempat bakso itu ada di jalan raya diluar area sekolah

"Hei, tunggu!" Teriakku karena aku sudah berusaha mengejar Renjun.

Tapi Renjun malah menyebrang dengan santainya, karena tidak mau kalah aku juga ikut menyebrang

Tapi tiba-tiba ada mobil yang mau melaju ke arahku

"Y/N!!!" Teriak Renjun.

Renjun segera memegang tanganku, hingga akupun selamat dari mobil itu

Dan yang lebih parah lagi malah aku jatuh ke dalam pelukan Renjun karena dia yang sudah terlanjut khawathir

Jujurlah, aku tidak pernah menatap Renjun dengan sedekat ini. Setiap inci wajahnya bahkan begitu sempurna.

"Hei udah, tangan aku sakit." Ucapnya hingga melepaskan aku dari lamunanku dan akupun kembali ke realita.

"Hmm... Udah beli bakso aja. Jadikan?" Renjun canggung karena kejadian tidak disengaja itu.

"Iya ayo!" Teriakku seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

Tuhan, sepertinya aku menyukai Renjun.

Berarti omongan Jaemin ada benarnya?


+



Episode 3: Finised

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Episode 3: Finised

dont need ur love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang