Hari ini adalah hari pertama murid-murid SMA Antariksa bersekolah kembali setelah libur panjang hampir 3 minggu. Sudah menjadi aturan SMA Antariksa bahwa setiap kenaikan kelas, murid-murid yang menempati kelas baru diacak lagi sesuai urutan peringkat atau lebih dikenal dengan istilah 'rotasi kelas'.
Suasana SMA Antariksa tampak lebih ramai dari sebelumnya dikarenakan murid-murid yang masih sibuk mencari kelas barunya.
*Kantin
"Hai San! Kok baru dateng sih?" Ucap Adrina saat melihat Sandra berjalan ke arahnya.
"Kesiangan." Jawab Sandra singkat.
"Kebiasaan banget sih. Yaudah sini duduk, gua udah pesenin makanan favorit loh. Loh pasti belum sarapan kan?"
"Tau aja loh." Sandra duduk di hadapan Adrina.
"Eh loh udah liat mading belum?"
"Belum, kenapa?"
"Yaelah San gimana sih loh? Kan hari ini pengumuman kelas baru kita."
"Kan bisa diprediksi dari peringkat kita."
"Kan biar lebih akurat, siapa tahu ntar salah kelas gimana?"
"Oh."
"Njir 'oh' doang. Yaudah nanti dari kantin kita ke mading."
"Oke."
***
Rooftop Antariksa
"Anjir hai San, tumben telat loh." Ucap Adrian menyambut kedatangan Rakhsan, sahabatnya.
"Loh yang kepagian kali." Jawab Rakhsan.
"Paan ini dah jam 10. Gila loh ah."
"Gua tadi ke RG' Pizza dulu."
"Pantesan loh bawa pizza."
"Adit mana?" Tanya Rakhsan seraya menyodorkan sekotak pizza pada Adrian.
"Gak tahu tuh anak belum dateng juga. Perasaan cuma gua dah yang paling rajin diantara kita bertiga." Adrian memakan pizza yang disodorkan oleh Rakhsan.
"Untung cuma perasaan loh doang."
Tak lama kemudian Adit datang menghampiri Rakhsan dan Adrian.
"Hai bro, bertemu lagi dengan Adit yang ganteng tak terkalahkan se-Antariksa dan se-jagat raya. " Sapa Adit dengan gaya ala reporter dikejar musang. "Hei pizza siapa nih? Tahu ajah kalau abang Adit lagi laper, pasti Rakhsan yang bawa ya." Lanjut Adit langsung mencomot pizza yang dibawa oleh Rakhsan.
"Dari mana loh?" Tanya Adrian.
"Paling juga modusin cewek." Timpal Rakhsan.
"Enak aja loh pada, gua itu habis liat mading."
"Ciee mading aja diliatin apalagi dia."
"Eh anjir bucin loh. Gua liat mading karena kepo kelas gua dimana."
"Oh."
"Terus? Kelas gua dimana?"
"Mana gua tahu, gua liatnya kelas yang bakalan gua tempatin, kelas XI IPA 3."
"Lah terus gua kelas mana?"
"Mana gua tahu."
"Lagian kenapa gak sekalian liat kelas gua?"
"Kurang kerjaan banget."
"Berisik loh berdua!" Rakhsan menyudahi perdebatan tak penting antara Adit dan Adrian.
"Ampun bang jangan sentuh aku." Ucap Adit lebay yang langsung dihadiahi tatapan membunuh dari Rakhsan dan Adrian.
***
"Gua kelas XI IPA 1." Ucap Sandra pada sahabatnya.
Saat ini mereka berdua berada di depan mading. Suasananya sudah tidak terlalu ramai sehingga memudahkan Sandra dan Adrina mencari nama mereka.
"Yaah gua kelas XI IPA 3. Gak sekelas dong kita." Ratap Adrina.
"Hmm iya..."
Belum juga Sandra melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba handphone Adrina berbunyi tanda ada panggilan masuk.
"Bentar ya gua angkat dulu."
"Oke." Sandra mengangguk.
Setelah beberapa menit, Adrina mematikan panggilannya dan menghampiri Sandra.
"Bantuin gua dong, nyari nama abang gua biar tahu kelasnya dimana."
"Abang loh yang nyuruh?"
"Iya, ngerepotin banget kan?"
"Yaudah gua bantuin, siapa nama lengkap abang loh?"
"Adrian Prawira."
Karena penglihatan Sandra lebih teliti dibandingkan dengan Adrina maka Sandra lebih dulu menemukan nama 'Adrian Prawira'.
"Nih. Kelas XI IPA 2."
"Cepet banget sih nemuinnya."
"Ya iyalah, orang ada di bawah daftar nama loh."
"Yaudah bentar gua chat abang gua dulu. Loh kalau mau duluan, duluan aja gua masih ada urusan."
"Oke deh gua duluan ya. Gua juga masih ada urusan."
***
"Gua mau ke mading." Rakhsan bangkit dari tempat duduknya.
"Gak usah, biar sekalian aja suruh adik gua buat nyari nama loh terus ngasih tahu kelas loh dimana."
"Yoi santai aja San, sini duduk manis aja deket abang Adit yang keren ini." Adit menepuk kursi disampingnya, memberi isyarat pada Rakhsan agar duduk di sampingnya.
"Gak, makasih." Rakhsan berjalan meninggalkan kedua sahabatnya di meja kantin. Sedangkan Rakhsan dan Adit hanya bisa memperhatikan punggung tegap Rakhsan yang semakin menjauh. Mereka sudah sangat hafal dengan karakter Rakhsan karena mereka sudah bersahabat sejak SMP.
***
Sandra menuruni anak tangga dengan cepat sampai tak menyadari ada seseorang di depannya yang hendak menaiki tangga.
Bugghhh
Sandra dan orang tersebut bertubrukan, hampir saja jatuh jika tak ditahan oleh tangan kekar cowok itu.
Tak sampai 5 detik Sandra menyadari apa yang terjadi, buru-buru dia menguasai diri dan menarik tubuhnya agar menjauh dari cowok tersebut.
Rakhsan Gautama
itulah nama yang tertera di name tag seragam cowok tersebut.
"Jalan pakai mata." Suara sinis dan dingin Rakhsan membuyarkan lamunan Sandra.
"Dimana-mana jalan pakai kaki." Jawab Sandra tak kalah sinis.
"Jalan sambil liat-liat." Rakhsan menimpali dengan ekspresi yang seolah tak peduli.
"Loh yang gak liat-liat." Sandra melotot ke arah cowok di depannya, merasa geram.
"Loh kali." Ucap Rakhsan acuh.
"Terserah loh." Sandra bergegas meninggalkan Rakhsan yang hanya membuatnya emosi.
"Cewek selalu ingin menang, benar?" Perkataan Rakhsan berhasil membuat Sandra berhenti melangkahkan kakinya. Entahlah Rakhsan mulai tertarik membuat cewek ini emosi, sepertinya seru.
"Dan cowok, gak pernah mau ngalah." Tantang Sandra, dia mulai paham dengan lawan bicaranya yang sepertinya mengajak berdebat.
Ayo siapa takut.
Untunglah bel tanda pulang berbunyi. Membuat keduanya berjalan ke arah yang berbeda.
Cowok brengsek Cewek gila
***
Lebih dari: 845 kata
Diketik: 9 Desember 2019
Dipublish: 10 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti PHILOPHOBIA
Genç Kurgu"Siapa yang nggak kesel sih kalau harus sebangku sama cowok yang super nyebelin, sinis, so cool, angkuh, bossy dan sangat irit bicara? Apalagi di hari pertama ketemu ajah sudah bikin gua keselll banget, gimana hari-hari gua kedepannya?". ~Arsandra D...