stellae: 1

110 18 9
                                    

"Persahabatan bukanlah seberapa lama mereka berteman, tapi seberapa jauh mereka mau menerima."

SMA Andromeda gempar akan kedatangan kepala sekolah mereka yang baru dan jangan lupakan anak semata wayangnya yang bisa menarik perhatian semua orang kecuali, Leya Algieba.

Leya sekarang berada dikelasnya pada jam istirahat pertama. Kelas sedang kosong melompongnya, Leya hanya membaca novel ditemani sunyi yang ada.

"LEYAAAAAAAA" panggil seorang cewek cantik bernama 'Zanna Salsabillah Kirania' bersama dengan 2 teman lainnya yang mengekor.

"Gak usah teriak napa sih, Na" ketus Leya karena telinganya tidak bisa menerima suara toa.

"Gimana gak teriak, Leakkuuuu. Didepan sana anak kepala sekolah kita GANTENG ABISSSSS!! Terus nih yaa kece, tinggi, boyfriendanble, kayak Oppa-oppa Koreyahh, pokoknya kalo lo liat tuh cowok bakal klepek-klepek deh, yakin gue." heboh Zanna dengan gayanya yang menggerakkan tangan seolah menjelaskan sesuatu.

"Tapi, dia kayaknya cuek, dingin, terus badboy gitu deh, cocok kok sama lo yang garink." lanjut Anna dengan kekehannya yang bak mak lampir.

"Apa gue pantes?" gumam Leya pelan.

Lalu beralih menatap kedua temannya 'Vega dan Nanda' dengan satu alis terangkat, "Gimana?" tanya Leya kepo.

"Emang bener sih omongan Anna, tapi keknya sombong deh, datar gitu wajahnya." jawab Nanda.

"Tapi Nan, datar belum tentu sombong, kan dari lahir tuh datarnya, mungkin lupa kali orang tuanya." ujar Vega.

"Hah? Lupa? Lupa apaan?" tanya Anna.

"Lupa nempelin hidung, mata, sama mulut lah, apalagi tuh?" jawab Vega yakin.

Leya, Anna, dan Nanda hanya bisa menghela napas. "Semerdeka lo, VEGATORRRR"

🌠✨🌟


Sebelum memasuki kelas barunya, seorang cowok melewati koridor sekolah yang sepi karena sekarang waktu pelajaran dimulai.

Memasuki ruang Kepala Sekolah milik ayahnya, Rigel Keenan Altair. Ia mencari keberadaan sang Ayah.

"Yah" panggil Leo singkat, ketika melihat ayahnya sedang sibuk dengan berkas-berkasnya.

Rigel mengangkat kepalanya, dan menemukan anaknya yang sudah duduk didepannya. "Ada Apa?" tanya Rigel.

"Leo mau Ayah pindahin temen Leo kekelas yang sama kayak Leo" jawab Leo tanpa babibu.

Rigel melepas kacamatanya, "Leo, Ayah baru pindah disekolah ini, masa langsung minta pindahin murid sesuka itu."

"Yahh, Leo nggak punya temen kecuali, temen SMP Leo disini."

Rigel menghela napas, "Siapa nama temen kamu?" tanya Rigel akhirnya.

Leo tersenyum akan keputusan ayahnya, "Satya Seren Trixie, Mario Antares, Satryo Alphard, Georges Rio Alioth. Mereka semua kelas 11 IPA 3." jawab Leo menyebutkan sahabat masa SMP-nya.

"Ya udah, biar ayah yang urus, sekarang kamu masuk, ikuti pelajaran dengan benar. Ayah harap, kamu gak berbuat ulah dan jangan kamu merasa seperti pemimpin disekolah ini, karena posisi ayah sebagai Kepala Sekolah." tegas Rigel.

"Leo tau." jawab Leo singkat. Leo segera berdiri dari duduknya dan membungkukkan badannya, cara  menghormati ayahnya disekolah.

🌠✨🌟


Suara pintu diketuk menandakan seseorang datang dikelas Leya, 11 IPA 2.

5 orang cowok tinggi nan kece masuk tanpa salam kepada guru yang sedang mengajar didepan, Bu Sinta, guru matematika.

Bu Sinta hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak Kepala Sekolah baru bersama teman-temannya yang terkenal rusuh.

"Eh eh mau kemana kalian?" tanya Bu Sinta kepada mereka berlima ketika melihat muridnya itu mencari bangku kosong untuk diduduki.

"Mau nyari jodoh bu, soalnya dikelas sebelah udah dicicip semua sama Tyo, bu." ucap Mario santai.

"Eh, Sibejo Marlo jangan sembarang ngomong tuh mulut, lo juga nyicip kali." sahut Tyo tidak terima.

"Emang tuh mulut minta digeprek, Yo." sahut Rio nimbrung.

"Nyicip ap-"

"UDAH UDAH, kalian malah bahas nyicip lah, nyecep lah, nyucup lah, mending kalian duduk tuh kayak Leo yang udah anteng." sela Bu Sinta memotong ucapan Mario.

"Lahh, ini kita mau nyari tempat duduk, buu. Dikira mau nyari cendol apa." sahut Tyo sewot.

"Lahh, kalian kan tadi bilang, mau nyari jodoh, kalau mau nyari jodoh, ditaman belakang tuh banyak yang jones, pasti mau sama kalian tuh." ujar Bu Sinta memperpanjang perdebatan.

Murid-murid lainnya hanya menatap perdebatan antara guru dan murid itu. Leya hanya memangku kedua tangannya sebagai tumpuan wajahnya yang lelah, ditambah teman-temannya yang tidak bisa diam alias heboh ketika melihat wajah para cowok didepan.

Bangku belakang Leya sudah terisi oleh Leo yang hanya menatap lurus kedepan.

"Situ untung kita yang rugi, bu. Udah ah babang capek pengen bobo ganteng." sahut Rio sambil beranjak kebangkunya, dibelakang Leo. Karena sebelah Leo sudah terisi oleh Satryo.

"Iyaa gue juga pengen bobo ganteng." sahut Mario dengan nada ceweknya. Tyo hanya mengekor mereka berdua dan duduk bertiga dibelakang Leo dan Satryo.

"Yoyo Squad?" gumam Leya pelan. "Hmm, kayaknya gue harus bikin geng gue nih, Yaya Squad? Boleh juga." ujar Leya bermonolog.

«~»

Takut garink kek Leya.
728 kataa aja udah capek, emng suka ngeluh. Budayakan VOMENT gaes, vote sebelum baca, komen sesudah baca wqwq.

sandraauliag
sansanddra

StellaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang