stellae: 7

47 5 5
                                    

Selamat membaca<3

"Tuhan memang bisa membuat hamba-Nya tenang. Jadi, aku mohon kepada-Nya berikan rasa nyaman lewat perantamu."

⚫⚫⚫

"I LOVE MY LIFE, BECAUSE MY LIFE IS-" pagi-pagi sekali sang ketua kelas datang membuat kehebohan dikelas XI IPA 2, Edo namanya, tubuh yang kurus, rambut yang lurus, namun suaranya menghunus yang dapat membuat suara teman-temannya hangus.

Belum selesai mengatakan kalimatnya, teman-temannya yang melanjutkan, "UWEKKKKK," sahut Mario keras.

"UEK UEK, ADUHH, perut gue sakit kayanya gue hamil, deh," ujar Tyo sambil memperagakan jalan orang hamil.

"HALAH BASI!, Mending, 'Corona memang berbahaya tapi yang lebih berbahaya adalah goyang mama muda," ucap Rio bernada.

Keadaan kelas mereka semakin riuh karena ucapan Rio, "Ayo toktokan mama muda gaes terus baru papa muda!" ajak Rio bersemangat.

"Terus nanti kakek muda, ya," ujar Tyo dengan wajah masam, Edo hanya terdiam melihat teman-temannya yang semakin 'edan'.

"Yang gak ikut denda 100 rebu!" teriak Rio memaksa, sambil mempersiapkan ponselnya.

"Yang ngevidio-in siapa, yo?" tanya Edo.

"Elo lah siapa lagi," tunjuk Rio, Edo hanya bisa menghela napasnya karena ia tidak mau pagi yang cerah ini menjadi suram karena keributan.

"Kenapa masih duduk? Ayo gaes! Apa cuma semangat gue yang berkobar? Semangat kalian semua mana?" ujar Rio tak sabar.

"Gapenting banget, yo," ujar Vega, memutar bola matanya dengan malas.

"Penting lah, buat kenang-kenangan, sekali aja lahh," pinta Rio memohon.

Sebagian murid di kelas menghela napas dan sebagian lainnya bersemangat karena lagu 'mama muda' sudah populer hingga sampai ke luar negri.

Semua sudah bersiap menghadap kamera ponsel yang dipegang oleh Edo. Edo terlihat biasa saja, mungkin sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.

"Padahal kelas XII masih tetep, kan kelasnya?" tanya Leya heran, yang berdiri disamping Rio.

"Sttt ikutin aja, 'mama muda' emang terbaik, Le," ujar Rio mengedipkan sebelah matanya.

Leya hanya menghela napas, ia melihat sekeliling keadaan kelas dan tak sengaja matanya menangkap sosok Leo yang cuek seperti biasanya.

Leya kemudian berbisik kearah Rio yang berada disebelah kirinya, "Rio, Leo?" tanya Leya sambil melirik kearah belakang.

"Ahh, es batu emang dingin," ucapnya lalu menuju kearah kursi yang diduduki Leo.

"Anak kepsek harus ikut dong, ayo, gak ada tolak menolak adanya tarik menarik kalo sama gue, ayo Leo ganteng, pokok'e njoget," ajak Rio menarik-narik tangan putih Leo.

Leo awalnya menolak, namun, akhirnya mengiyakan ajakan Rio tak lupa dengan helaan napasnya yang panjang.

Rio menempatkan Leo disebelah kanannya dan disebelah Leo sosok Leya terpampang dari samping. Leya terpaksa menggeser tubuhnya kesamping karena terasa sempit.

"WOY! jadi gak? Kalo gak jadi gue banting, nih, hape!" Edo merasa kakinya kaku karena terlalu lama berdiri.

KRINGGG!KRINGG!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StellaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang