Part 9

15 0 0
                                    

Yoongi kembali terjatuh. Ia terlihat begitu lemas tanpa daya. Wajahnya sangat pucat, bibirnya pun ikut memucat. Entah apa yang terjadi pada Yoongi selanjutnya. Apakah dia akan tetap hidup atau malah benar-benar meninggal?

* * *

Sudah genap 7 hari semenjak kepergian Taeyong dan Ibu. Aku sudah bisa sedikit mengikhlaskannya meskipun terkadang masih terbersit dalam hati rasa-rasa sedih yang sempat aku rasakan saat aku menyadari bahwa dua sosok itu telag pergi.

Aku dan teman-teman tim Taeyong berencana akan pergi ke rumah Taeyong untuk mencari tahu gerangan apakah yang tersembunyi dalam ruangan kosong itu. Berhubung Yoongi sudah pulih, maka Yoongi bisa ikut serta.

Malam ini hujan turun dengan derasnya. Menambah aura kengerian dari rumah Taeyong. Rumah itu telah 7 hari tidak dihuni. Kosong melompong.

Aku dan teman-teman masuk melalui gerbang utama. Terdapat bercak darah segar di sekeliling gerbang itu. Tercium bau darah yang amat menyengat dari situ. Aku pun mual-mual karena tak tahan dengan bau yang sangat menyengat itu.

Aku dan teman-teman terus melangkah menuju pintu rumah Taeyong. Tak dikunci. Tiba-tiba saja terdengar suara piano dari dalam rumah. Mengalunkan sebuah melodi seram nan kelam yang diiringi oleh suara burung hantu yang kian bersahutan.

Lampu disekitar kemudian mati. Namun suara piano itu masih bisa terdengar dari luar. Pelan-pelan aku dan teman-teman masuk dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Di dalam aku mendengar suara teriakan kesakitan yang berasal dari ruang kosong nan gelap itu.

Aku masih teringat pesan Taeyong. Ruang itu adalah ruang paling berbahaya diantara ruang lainnya di rumah ini. Jam terus berdetak, semakin lama semakin cepat. Aku menengok kearah piano dan mendapati seorang lelaki yang familia tengah duduk disana memainkannya.

"Jangan! Jangan dekati dia! Bahaya! Jangan sampai kau menatap matanya atau kau akan menjadi tumbal dari ruang kosong itu!" ucap Namjoon langsung menyeretku pergi dari situ.

"Memangnya ada apa, Namjoon? Bukannya itu Taeyong?"

"Bukan, Kak! Itu hanyalah sebuah jebakan agar kita mau mendekatinya dan melakukan kontak mata dengannya! Sudahlah jangan membahas tentangnya atau dia akan datang menghampiri kita!"

Suasana mendadak berubah menjadi dingin bak berada di dalam kulkas. Lampu dalam rumah itu padam. Foto Taeyong yang terpasang di dinding tiba-tiba mengeluarkan darah dan menuliskan sebuah permintaan tolong. Wajah Taeyong yang gembira dalam foto pun berubah menjadi sangat menyedihkan dan menyeramkan. Persis saat terakhir kalinya ia hidup di dunia.

Namjoon menyalakan senternya. Aku dan teman-teman pelan-pelan menyusuri tangga menuju lantai kedua. Namun, tiba-tiba saja ruang kosong nan gelap itu terbuka lebar. Keluarlah berbagai macam makhluk seram nan menakutkan dari dalam sana. Ada yang menyerupai zombie, ada juga yang lebih seram dari itu.

"Huss! Diamlah kalian. Kita akan naik pelan-pelan. Jangan sampai mengeluarkan suara apapun atau kita akan berada dalam masalah."

Lampu kemudian menyala dengan terangnya. Suara piano seram itu semakin terdengar jelas. Kemudian terdengarlah suara derap langkah kaki besar misterius dari atas sana. Sepertinya makhluk itu akan datang kemari.

Apa yang akan terjadi? Apakah mereka akan terkepung oleh makhluk jahat utusan dari iblis itu? Ataukah mereka akan selamat?

To be continued...

Ruang KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang