Bagian 3

9.1K 996 187
                                    

"Seneng kan sekarang? ngga usah senyum gitu, beban buat aku tahu ngga!"

Tentu saja Jaemin yang tengah duduk manis seraya memandang para tamu undangan tersentak—masih bisa ya dihari sakral seperti ini suaminya yang sudah sah berkata demikian

Jaemin tersenyum getir menanggapi celotehan Jeno, menyesal, sudah pasti ia menyesal menikah hari ini

"Duduknya jauhan dikit, geser!" Tutur Jeno ketus,

Jauh dilubuk hati terdalam, Jeno merasa kasihan pada istrinya, ia berulangkali meminta maaf akan semua tindakan dan tutur katanya, tapi, dalam hati

"Mau Nana ambilin minum?" Tawar Jaemin dengan wajah gugupnya

"Udah minum tadi, kamu sini aja! Ngga usah jalan-jalan, nanti capek!"

Mengangguk samar, Jaemin kembali duduk dikursinya dan tentu saja menjaga jarak dari Jeno, takut kena semprot

Sebagian besar tamu undangan adalah teman-teman dan kerabat Jeno,  Jaemin hanya mengundang teman karyawan Bank saja, 

Salah satu teman Jaemin datang menghampiri untuk memberi ucapan selamat pada kedua mempelai yang tengah duduk berjauhan, keduanya sontak berdiri untuk menyambutnya,

"Wah! Nanaaa! Selamat ya, ngga nyangka diem-diem maen sebar undangan aja" ucapnya memberi selamat, ia teman yang paling dekat dengan Jaemin, Kim Seungmin, front liner juga, sama-sama teller

"Makasih Seungmin udah mau dateng!" Balas Jaemin dengan wajah sumringah,

Dari samping, Jeno ikut tersenyum memandang wajah cerah istrinya, namun langsung ia tarik lagi saat Jaemin menoleh padanya, "Jeno, aku mau bicara berdua dulu sama Seungmin, boleh?"

Mengangguk pelan, kemudian Jaemin berjingkrak senang lalu lengannya ditarik oleh Seungmin untuk menjauh dari kursi pengantin,

Keduanya kini tengah berdiri seraya meminum jus jeruk, "perjodohan ya?" Tanya Seungmin

"Iya, kok bisa tahu?"

"Keliatan! Muka-mukanya sama-sama surem, suami kamu mukanya kayak cor-coran" ungkap Seungmin lancar

Terperangah, Jaemin sedikit tak terima akan perkataan Seungmin, "Jeno ganteng! Visualnya bisa memperbaiki keturunan"

"Dih kayak cor-coran gitu! Kaku, keras! Ngga ada lembut-lembutnya, Nih ya Na, nanti kalo dia kasar ke kamu tempeleng aja kepalanya" sungutnya

"Istri durhaka dong!" sergah Jaemin

"Ya kan kalo misal dia kasar maen tangan gitu"

"Semoga aja sih ngga"

[]

Menempati rumah milik Jeno sendiri, ya, Jeno memang tinggal terpisah dengan kedua orangtuanya sejak ia membeli rumah baru sendiri,—alasannya, lebih dekat dengan kantor

Barang-barang milik Jaemin semuanya berserakan di ruang tamu, ada tiga koper besar, dua tas punggung entah berisi apa, dan dua kotak besar berisi berkas-berkas penting,

Jaemin kira Jeno akan meliriknya barang sejenak untuk membantu berbenah, nyatanya pria bermata sipit itu melangkah santai menuju kamarnya seraya melepas kancing kemeja,

Tahan, Na! Tahan! Nana kuat! Abaikan saja, anggap dia kipas angin—batin Jaemin meredam amarah

Namun, sepersekian detik kemudian Jeno berbalik arah, berjalan menuju ruang tamu dengan tiga kancing kemeja yang sudah terbuka, tentu saja disambut senyum hangat oleh istrinya,—berharap sang suami menawarkan bantuan,

What's wrong with Our Wedding [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang