Selamat membaca🙏.Aku harap kalian menyukainya✨.
°
°
°
°
°❤❤❤❤
Bunyi getar ponsel membuat Rosé terburu-buru menyisir rambutnya. Roti tawar yang 'dicurinya' dari meja makan menyumpal mulut gadis itu. Dengan tangan kanan yang sibuk mengaitkan rok, tangan kiri gadis itu bergerilya di bawah selimut mencari keberadaan ponselnya. Setelah ketemu, gadis itu langsung menggeser screen dan mendekatkan speaker-nya ke telinga. Roti di mulutnya di tarik dengan terburu-buru.
"Yeoboseyo...." Sapa gadis itu dengan napas terengah-engah.
Rosé sedang berdandan, tapi rasanya seperti lari maraton.
"Aku sudah di depan rumahmu. Cepatlah keluar." Ujar si penelepon tanpa basa-basi.
Rosé menghembuskan napas dari mulutnya kemudian berkata sebal, "iya... iya..."
Dan tanpa balasan lagi dari si penelepon, bunyi putus langsung terdengar, membuat Rosé spontan mengeluarkan kata makian dadi mulutnya.
"Dasar pria tidak sopan." Gumamnya.
Selesai dengan urusan memakai baju, Rosé segera melesat keluar kamar. Dia memutuskan pergi sebelum jam sarapan karena neneknya pasti akan duduk di meja makan untuk memaksa gadis itu menikmati semua menu sarapan yang dihidangkan dengan kadar gizi seimbang. Sudah dia hari ini dia menghindari sang nenek, karena jika bertemu pasti ada kata-kata yang di ucapkan sang nenek hingga membuat Rosé pusing.
Tepat di lorong depan pintu kamarnya, Rosé melihat asisten rumah tangga yang sedang membersihkan guci. Guci antik milik sang nenek. Gadis itu hanya mengangguk dan tidak bisa tersenyum karena roti tawar yang tersisa sepotong tadi masih digigitnya. Satu tangannya sibuk menjinjing tas, satunya lagi masih memegang ponsel.
"Nona Park..."
Saat Rosé baru akan mengeluarkan jurus langkah seribu, tiba-tiba pelayan itu malah memanggul nama Rosé keras sekali. Khawatir akan dipanggil lebih kencang, Rosé membalikan badan sambil mengeluarkan roti yang digigitnya.
Pelayan itu tersenyum sambil menghampiri Rosé.
"Tunggu sebentar, Nona Park."
"A---ada apa?" Tanya Rosé.
"Nenek belum duduk di meja makan, kan?" Lanjutnya dengan suara pelan.
"Belum. Tapi resleting bajumu belum dinaikan
" Ujar pelayan itu sambil menunjuk punggung Rosé."Ah.... arasseo." Rosé menganggukkan kepalanya sambil menunjukan tampang bodoh.
"Sini aku bantu." Tawarnya.
Rosé segera membelakangi nya, dan pelayan itu menaikan resleting baju yang di pakai Rosé. Kalau dia pergi dalam keadaan seperti itu, lalu siapa yang akan memberitahu kalau resletingnya belum di naikan? Jeon Jungkook? Cih.... Rosé yakin, bagi Jungkook, daripada memberitahunya, pria itu pasti lebih memilih membiarkannya mempermalukan diri sendiri di depan banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriageable ✔
Romance[COMPLICATED] [ SUDAH DI REVISI ] Kesalah pahaman orang tua Jungkook, yang membuat Jungkook harus bertanggung jawab. Dan Rosé harus melibatkan Jungkook ke dalam masalah nya agar ia mendapatkan kebebasan dari sang Nenek. Rosekook stan? Mampir. Janga...