1.1 [ Revisi ]

3.3K 408 18
                                    

Selamat membaca 🙏.

Aku harap kalian menyukainya✨

°
°
°
°
°

❤❤❤❤

"Nomor sepatuku 43. Ukuran bajuku medium, aku suka mengenakan pakaian mahal, dan aku tidak suka mengubah gaya rambutku. Aku tidak suka orang penjilat juga bermuka dua, dan aku juga sangat cinta kebersihan."

Jungkook meluncurkan kalimat-kalimat dari mulutnya dengan sangat lancar, sedangkan Rosé sibuk mengetik di laptop kacamata habis itu nyaris turun ke ujung hidungnya. Dia benar-benar serius mendengarkan.

"Kisah hidupku seperti Willy Wonka dalam Charlie and the Chocolate Factory. Tapi mungkin beberapa hal dalam posisi terbalik. Ayahku adalah pemilik pabrik cokelat, sedangkan aku kalian Jurusan Kedokteran Gigi. Tapi karena ayahku ingin pensiun dini, aku memutuskan untuk menggantikan posisi ayah di perusahaan. Dibandingkan membuka klinik dan praktik sebagai dokter gigi, aku memilih untuk datang ke perusahaan dan memastikan pabrik cokelat milik keluargaku bisa bertahan lama dan menjadi semakin besar." Lanjut Jungkook.

Rosé terus menggerakkan tangannya di atas keyboard. Ujung bibirnya maju ke depan saking fokusnya. Alisnya juga mengerut serius mendengarkan setiap perkataan Jungkook.

"Aku punya bekas luka di dahi bukan berarti saat bayi aku terkena serangan Voldemort seperti Harry Potter. Tapi saat bersepeda dulu aku sempat mengalami kecelakaan. Sampai sekarang aku tidak bisa mengendarai motor atau sepeda. Aku hanya bisa mengendarai mobil. Karena bekas luka itulah gaya rambutku selalu sama. Aku selalu menutupi dahulu. Karena aku menganggap bekas luka yang ada di wajahku ini sama sekali tidak terlihat rapi. Dan aku tidak menyukainya."

"Heol–"

Rosé sempat mengutuk sambil menuliskan perkataan Jungkook di lembar Microsoft Word-nya. Gadis itu baru menyadari sosok Jeon Jungkook yang di kenalnya memiliki segudang keanehan.

"Kamu AB ya?." Tebak Rosé saat dia mengalihkan pandangan dari layar laptopnya ke arah pria itu.

"Tepat sekali!" Jungkook menyentik kan jarinya.

"Bagaimana kau tahu?" Tanyanya sambil berjalan mendekat.

"Semua perkataan yang keluar dari mulutmu sejak tadi itu sudah menjelaskan Ke golongan darah mu." Rosé kembali mengarahkan fokusnya pada layar laptop.

Saat ini keduanya sedang duduk di perpustakaan pribadi milik keluarga Rosé. Dari sekian banyak ruangan di rumah besarnya, Rosé memilih perpustakaan sebagai tempat favorit, juga tempat persembunyian. Sejak kecil, jika dia mendapatkan omelan dari sang nenek, Rosé akan bersembunyi di sana. Ada ruang bawah tanah yang sengaja di buat mendiang kakeknya. Sebenarnya tidak boleh sembarangan di masuki, tapi Rosé sudah terbiasa menerobos ruangan itu diam-diam.

"Ternyata kau pintar menebak juga." Gumam Jungkook.

Pria itu menepuk-nepuk pundak Rosé yang sedang duduk di kursi kayu, berhadapan dengan meja kerja dan laptop baby pink kesayangannya yang masih menyala.

Sesaat Jungkook memperhatikan wajah Rosé. Matanya yang hazel, rambutnya yang selalu blonde dan lurus, hidungnya yang kecil dan mancung, juga pipi chubby yang membuat gadis itu terlihat manis dan juga imut ketika tersenyum. Bagaimana bisa gadis seimut ini bisa menjadi orang yang sangat menyebalkan? Memikirkannya membuat bibir Jungkook tiba-tiba tertarik membentuk senyuman. Senyuman yang semakin melebar membuat Jungkook harus menutupi mulutnya dengan punggung tangan. Apa yang salah dengan isi kepalanya? Kenapa dengan melihat wajah Rosé saja bisa tersenyum bodoh seperti itu?

Marriageable ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang