☆Four☆

281 33 18
                                    


Happy Reading...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Masih hari yang sama dengan part sebelumnya ^^

Sandi dan duo Casandra masih dalam perjalanan pulang dari sekolah dengan menaiki mobil Sandi.

"Kak.. yang tadi loe ajak ngobrol itu siapa.?" Tanya Tiya pada Sandi.

"Maksudnya yang mana.??" Sandi masih fokus dengan kemudinya.

"Yang rambutnya dikuncir dikit itu.."

"Ooh dia Randa temen sekelas gue. Bisa dibilang, dia itu satu2nya temen gue..." terang Sandi.

Tiya manggut2 seraya ber'Oh' ria.

"Kenapa Ya'.?? Loe suka sama dia.?" Gurau Sandi.

"Eh.. nggak. Bukan gitu maksudnya.. cuma gue perhatiin kayaknya Randa tuh orangnya pinter gitu." Ujar Tiya.

"Emang dia pinter Ya.."

"Wahh..! Beneran ka Sandi, Randa itu pinter.??" Sandi mengangguki pertanyaan Yara.

"Keren..! Udah ganteng, pinter lagi.. iya kan Ya.?" puji Yara diakhiri tanya pada Tiya.

Tiyapun mengangguk setuju.

"Ah elah, gue juga pinter kali Ra.." kata Sandi.

Duo Casandra saling pandang sebelum akhirnya serempak mengatakan. "Iyaa pinter nyari temen kaya Randa..!"

Tawa Tiya dan Yarapun akhirnya pecah dan sukses membuat Sandi kesal.

"Ehh koq gue tiba2 kangen sama Mama Papa ya.??" Celetuk Tiya.

"Oh iya Ya', ini kan hari ulang tahunnya Mama sama Tante.." sahut Yara.

"Astaga.. gue juga baru inget, tadi Oma pesen sama gue buat ngajak loe berdua mengunjungi makam bokap nyokap kita sebelum pulang.." tambah Sandi.

"Yaudah sekarang kita beli bunga aja dulu." 
Ujar Tiya dan disetujui Yara.

~~~~~~~~~

Dilain tempat, seorang pria berpakaian rapi tengah berlutut memandang sayu obyek didepan matanya.

"Ra... gue minta maaf, karena beberapa kali dihari ulang tahun loe gue gak bisa dateng. Pekerjaan gue bener2 bikin gue sibuk dan gak sempet buat mampir keJakarta."

"Gue gak tau harus bilang apa tiap kali gue nemuin loe, sama halnya saat gue ketemu langsung sama loe dulu.. sebelum loe tiada. Ra.. gimana sih caranya biar gue bisa lupa sama loe.? Kenapa segitu susahnya gue hilangin perasaan ini dan buka hati gue buat orang lain.? Apa ini hukuman karena gue yang selalu bikin loe sakit tanpa sengaja Ra.? Rasa bersalah itu bikin gue terkurung dalam perasaan cinta gue sendiri. Buat gue gantiin posisi loe sama orang lain itu sesuatu yang mustahil.."

"Loe ada ataupun gak didunia ini, tetep aja hati gue cuma buat loe Ra.."

Fadli, pria itu menunduk dengan mata terpejam. Dari sudut matanya mengalir sebuah aliran bening yang menandakan bahwa dirinya tengah menangis. Meluapkan segala perasaan menyiksa dalam hati yang ia rasakan bertahun2.

Tak berapa lama, ia menyeka air mata diwajah putihnya lalu tersenyum.

"Happy birthday Rara.. semoga loe selalu tenang dan bahagia disisiNya bersama Fisan.. Dan gue sangat berharap semoga Alloh juga segera menghapus rasa bersalah gue dan mendatangkan seseorang yang bisa mewarnai hidup gue lagi.." ucapnya mengakhiri pertemuan.

Twins Love Story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang