Happy Reading...~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kalian pasti bertanya2 tentang alasan Yara mengajak Dafi kerooftop sekolah. Kenapa tidak ketaman belakang sekolah, perpustakaan, atau bahkan kanteen hanya untuk membicarakan perihal saputangan.?
Alasannya cukup masuk akal. Yaitu karena Yara sudah memperkirakan, kalau2 nanti duo princess yang belagu itu melabraknya lagi. Yaa meskipun ada Dafi yang bisa ia andalkan. Tapi tetap saja Yara tak mau ambil resiko. Semua harus terselesaikan sekarang juga, fikirnya.
Tapi apa yang bisa difahami oleh cowok konyol seperti Dafi yang kini menatapnya kebingungan. Tau asal masalahnya saja Dafi tidak.
'Penyakit GR nya pasti kambuh kalo udah senyum gak jelas gitu.' Gerutu Yara dalam hati.
Sebelum Dafi buka suara, Yara segera merogoh saku roknya dan mengambil sesuatu.
"Ini punya loe bukan.??" Yara memulai introgasinya.
"Iya,, eh gak. Itu ee iya itu punya gue." Jawab Dafi dengan tersendat2.
Pasalnya ia bingung, harus mengatakan itu miliknya atau bukan. Sementara Dafi menyimpannya itu sambil menunggu saat dirinya dipertemukan kembali dengan sipemilik.
"Jawab yang bener,, ini punya loe atau bukan.?" Ulanga Yara.
"Sebenernya sih itu bukan punya gue,, tapi itu punya seseorang yang udah baik sama gue bahkan dihari pertama kali kita kenal." Terang Dafi membuat Yara berfikir.
Lalu setelahnya, giliran Dafi yang bertanya. "Emang kenapa sih Ya'.?? Ada masalah ya sama saputangan itu.? Atau loe ngira kalo itu punya loe.?"
Yara masih sibuk dengan fikirannya sampai ia tak menjawab pertanyaan Dafi.
"Daf.. kalo gue boleh tau, kapan loe ketemu orang itu.? Eh maksud gue, kapan dia ngasih ini ke loe.??" Tanya Yara kemudian.
Tanpa rasa curiga sedikitpun, Dafi menjawab dengan santai.
"Emm itu... dulu,, udah lama banget.. waktu itu gue lagi ada dipanti asuhan. Tapi beberapa bulan setelah ketemu sama beliau, gue diadopsi sama orang tua gue. Makanya gue bisa jadi kayak sekarang, ganteng, imut, pinter, dan banyak yang suka pastinya.." jelas Dafi, tak lupa denga memuji diri sendiri dibagian akhir kalimatnya.
Yara yang masih dengan fikiran2nya tak menggubris pujian itu seperti biasanya. Ia justru merasa semakin memahami apa yang baru saja ia dengar.
"Jadi... loe itu dulu anak panti.??"
Dafi mengangguk pasti. "Anak yatim piatu lebih tepatnya. Masa kecil gue, gue habisin dipanti asuhan..."
Kenyataan yang cukup pahit bagi siapapun yang mendengarnya, termasuk Yara. Ingin rasanya ia meminta maaf karena telah membuat cowok dihadapannya itu mengenang masa suram itu. Akan tetapi untuk apa dirinya memasang wajah sedih, toh Dafi saja masih bisa tersenyum setelah mengungkap masa lalunya yang kurang beruntung itu.
"Oh ya,, koq loe malah jadi bengong sih.?? Emang sebenernya loe mau nyaritau soal apa,, sampe ngajak gue ketempat sepi kayak gini.?? Heh.?" Tanya Dafi dengan tersenyum jail, lantas hal itu membuat Yara ingat dengan tujuannya.
"Isshh loe jadi cowok bisa gak sih, gak usah kePDan.??"
"Gak bisa."
"Hmmhh yaudah lah, lupain soal loe.. Kita balik ketopik yang seharusnya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Love Story 2
Teen Fiction16 November 2019 Generasi Twins Love Story 1 #1 Jnation #1 Faul #1 Afisan #2 Jirralovers #3 Jirayut "Gue lupa mau minta loe balikin saputangan tadi." Yara menyodorkan tangan pada Dafi yang kesusahan menelan saliva. Bagaimanapun, Dafi dibuat syok den...