☆Seven☆

215 33 19
                                    


Happy Reading^^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Opaaaa.." seru Yara saat mendapati Samuel duduk diruang keluarga.

"Hmm.. apa Ra..?" Sahut Samuel.

"Opa, liat ini.." Yara menunjukkan sapu tangan yang ia rebut dari Dafi.

"Itu bukannya saputangan Papa kamu yang hilang itu.?" Tanya Samuel.

"Iya.. yang kata Opa ini buatan Mama itu kan.??" Samuel mengangguk iya.

"Jadi Opa, sebenernya ini tuh gak hilang.. cuma dulu Papa pernah  ngasih pinjem ke anak panti, tapi lupa Papa minta balik karena Opa dateng." Terang Yara.

Memang ingatannya mengenai kejadian 5 tahun lalu itu masih melekat jelas.

"Maksud kamu, anak panti yang namanya...

"Dafisan." Potong Yara, seakan tau kalau kakeknya itu masih mengingat2.

"Ah, iya benar.. Dafisan namanya. Papa kamu yang kasih tau nama anak itu dulu.." Samuel membenarkan.

"Terus gimana critanya kamu bisa dapetin saputangan itu..??" Tanya Samuel.

"Jadi gini Opa, dia itu ternyata satu sekolah sama Yara. Dia satu kelas sama Tiya...

Singkatnya, Yara menceritakan bagaimana ia bisa menemukan benda peninggalan orang tuanya itu dari anak bernama Dafisan.

Ditengah keseruannya, Samuel melihat cucunya yang lain masih sibuk memperhatikan keduanya dengan berdiri diatas tangga.

"Tiya.." panggil Samuel, disambut senyuman manis Tiya.

Cucunya yang pendiam itu bergerak menghampiri keduanya untuk bergabung.

"Kenapa malah berdiri disana, bukannya ikut disini.?" Tanya Samuel setelah Tiya duduk.

Posisinya sekarang sudah diapit oleh duo Casandra --Tiya dan Yara--.

"Gak papa Opa, aku seneng aja liat kalian bercanda bareng kayak tadi." Jawab Tiya.

"Ya ampun Ya,, maksud Opa itu.. kalo kamu ikutan kan kita bisa lebih seru lagi bercandanya.. iya kan Opa.??" Jelas Yara dan diakhiri dengan bertanya.

Sementara Samuel mengangguk, membenarkan perkataannya. Kedua cucunya itu mengingatkannya pada Rachquel, dua putri kembar kesayangannya yang pergi meninggalkan dirinya lebih dulu. Jika Samuel boleh jujur, sebenarnya ia merasa sedih. Karena disaat kedua cucunya besar, mereka tak bisa berkumpul bersama. Ia juga amat merindukan kedua putrinya itu, termasuk sang Istri --Rachel--.

Tapi, setidaknya Tuhan itu adil. Dia tau bahwa Samuel pasti akan merasakan kesepian diusia senjanya. Itu sebabnya Tuhan menghadirkan dua cucu kembar yang setidaknya bisa mengobati rasa rindu pada Rachquel, istri, dan menantunya.

~~~~~~~~~~~~~~

Pagi ini, Tiya dan Yara berjalan beriringan dengan Sandi setelah sama2 turun dari mobil yang Sandi bawa. Karena seperti yang kita tau, rumah ketiga saudara itu bersebelahan. Jadi oleh Samuel, Sandi diminta untuk mengajak duo Casandra berangkat bersama menggunakan mobilnya.

Twins Love Story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang