☆Eleven☆

324 34 18
                                    


Sebelum baca, author mau ingetin kalian
Author punya cb baru "Debu Jalanan" pemeran utamanya Rara lida
Aku udah Up bagian prolog sama cast.
Buat yang belum baca, silahkan dibaca yaaa
Buat yang udah, mohon baca lagi, soalnya aku revisi bagian castnya
Terimakasih♡

Happy Reading^^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Yara baru saja turun dari mobil milik Sandi yang sudah terparkir diparkiran sekolah, saat tiba2 pandangannya tertuju pada seorang cowok diseberang sana. Cowok itu berada ditengah kerumunan para siswi bak artis ternama. Manik matanya memandang tajam kearah mereka. Entah itu karena iri atau karena risih.

"Baru juga diomongin, udah nongol aja." Gerutu Yara, yang turun lebih dulu.

Bersama dengan Tiya dan juga Sandi, iapun berjalan menuju gedung sekolah yang terdapat beberapa undakan anak tangga. Sampai pada saat akan menyusuri lorong, cowok yang sempat menjadi obyeknya berjalan mendekat. Kawanan siswi yang ia tinggalkanpun akhirnya memilih bubar.

Melihat kehadirannya, bola mata lebar milik Yara berrotasi seakan malas menghadapi cowok itu. Dan sekarang, dia sudah berdiri dihadapannya eh maksudnya Sandi.

"Waaahh.. panjang umur loe, Daf." Sapa Sandi yang langsung memberikan tos sebagai salam pertemanan.

Sementara yang disapa menyatukan kedua alisnya, menatap Sandi dengan penuh selidik. Daf-- Siapa lagi kalau bukan Dafi.

"Panjang umur.?? Emangnya, loe abis ngobrolin gue.?" Tanya Dafi kemudian.

"Yeee.. GR banget jadi orang. Ngapain juga ngobrolin cowok rese kayak loe!" Bantah Yara, merasa tersindir.

Sementara Dafi dan kedua saudaranya terkikik geli. Karena secara tidak langsung, bantahan Yara itu membenarkan tebakan Dafi.

Yara menatap satu persatu ketiga orang yang menertawainya heran.

"Koq pada ketawa sih.? Emang ada yang lucu apa.?!" Tanyanya, membuat tawa mereka berhenti.

"Ra... Dafi tuh cuma nanya. Bukan nuduh kita ngobrolin dia." Ujar Tiya, meluruskan.

Seketika Yara mengumpat dalam hati karena sadar akan kebodohannya.

"Ini nih, resiko orang yang gampang banget emosi." Ujar Dafi pelan.

"Eh, jangan loe kira gue gak denger ya.?" Sinis Yara.

"Wahh.. tuh kuping udah kek kuping gajah aja, bisa dengerin suara hati gue." Sahut Dafi.

"Maksud loe, kuping gue lebar gitu.? Pakek disama2in gajah segala. Dan loe barusan bilang suara hati.? Ampun deh, jelas2 mulut loe komat-kamit gitu kek baca mantra." Yara balas mengejek.

"Loh, gue kan gak bilang kuping loe kek gajah. Gimana sih, Sendirinya gak suka disama2in. Koq sekarang malah nyama2in gue sama dukun.??" Dafi berlagak tak terima.

Padahal sebenarnya Dafi tipe orang yang cuek dengan cibiran dan sejenisnya. Tapi rasanya kurang lengkap kalau tidak mengajak cewek dihadapannya itu berdebat.

"Gue juga gak bilang loe kayak dukun koq. Loe aja yang tersinggung."

"Sih,, koq gue.? Kan loe yang sensian jadi cewek."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Twins Love Story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang