☆ Nine ☆

292 34 19
                                    


Happy Reading

~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Koq rumah loe sepi, Ra.. gue jadi gak enak nih buat masuk." Ujar Dafi setelah keduanya sampai dirumah opanya Casandra.

Kenapa cowok imut itu bertanya demikian.? Karena sewaktu perjalanan pulang, Yara yang memintanya untuk mampir meski sebentar. Itung2 sebagai rasa terimakasih karena sudah mengantarnya.

Yara yang sudah tidak menangis lagipun menjawab. "Ada orang koq didalem. Jadi gak papa kalo loe ikut gue masuk."

"Beneran.??" Dafi memastikan.

Karena ia takut kalau hanya berdua dengan Yara, pasti nanti cewek tomboy dan crewet itu bertingkah aneh. Bukannya berfikiran buruk, Dafi hanya masih mengingat kejadian saat cewek itu merogoh kantongnya hanya untuk sebuah saputangan.

"Woi! Nglamunin apa loe.?! Gue ya.?!" Sentak Yara.

Dafi yang dibuat kagetpun sontak mgnjawab. "Iya."

Beberapa detik setelahnya keduanya sama2 terdiam dengan fikiran masing2.
"Dua kali! Dua kali, Dafi bilang kalo dia mikirin gue! Hwaa ya ampun,, gue berasa terbang tinggi...." jerit Yara dalam hati.

Namun detik berikutnya, hati Yara mengelak. "Ehh! Kenapa gue seneng gini sih.? Emang kenapa kalo beneran dafi mikirin gue.?? Aduh aduhh nih otak gue kayaknya beneran geser deh."

Sementara Dafi.?? Cowok ganteng, imut, nan menggemaskan itu merutuki dirinya. Dua kali dalam sehari mulutnya itu tak bisa diajak kerjasama. Dafi yakin, pasti sekarang Yara jadi GR dibuatnya.

"Oh Non Yara baru pulang ya.? Maaf ya Non, bibi tadi dibelakang.. jadi gak denger ada Non disini." Sambutan Bi Siti mengalihkan perhatian Dafi dan Yara yang masih berdiri diteras rumah.

Dia adalah pembantu baru dirumah itu. Samuel baru memperkerjakannya beberapa hari setelah datang keJakarta.

Setelah dibukakan pintu dan persilahkan masuk oleh Bi Siti, pandangan Dafipun mulai menelisik beberapa foto yang terpajang diruang tamu. Setelahnya, ia berniat untuk mendudukkan diri disofa rumah itu. Rasanya duduk disofa empuk itu bisa mengobati pantatnya yang penat karena jok motor yang keras. Tapi belum juga duduk, sebuah suara membuat Dafi mengurungkan niat.

"Eh! Loe gak boleh duduk disitu!" Sentak Yara yang berjalan dari arah dapur  mendekat dan membawa dua gelas jus ditangannya.

"Astaghfirulloh,, loe bikin gue jantungan tau gak.? Ngomongnya lembut dikit kek." Keluh Dafi mencebikkan wajahnya.

"Tuh muka lagi, pake diimut2in.. jyjyq liatnya." Cibir Yara dengan nada lebih rendah dari pada tadi.

Karena cibiran Yara, Dafipun menetralkan raut wajahnya. "Hmmhh salah lagi.."

Dafi memperhatikan Yara yang kini tengah meletakkan dua gelas diatas meja. Seketika pandangan Dafipun tertuju pada dahi Yara yang tertutup plester.

"Eh Ra,, jidat loe... masih sakit.??" Tanya Dafi ragu.

Yara menatap Dafi sekilas, lalu menyentuh dahi yang terluka tadi disekolah.

"Masih dikit." Datar Yara.

Dafi beroh ria menanggapi jawaban datar itu.

"Oh ya, gue mau ganti baju bentar. Loe duduk aja disitu." Titah Yara menunjuk sofa yang akan diduduki Dafi tadi.

Twins Love Story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang