Malam harinya, setelah Caca pulang bimbel, Caca langsung menonton TV. Entah kenapa, tiba-tiba Caca memencet jarinya untuk ke saluran berita.
"Selamat malam, pemirsa. Pada siang hari ini, dikabarkan langsung dari udara, pesawat Singapore Airlines dengan tujuan Bandara Internasional Changi baru saja jatuh di Perairan Selat Sunda. Sampai saat ini, Tim SAR belum menemukan jasad para penumpang. Reporter kami, Iwan sedang berada di TKP bersama salah satu saksi mata. Ya, silahkan Iwan. Bagaimana kabarnya sejauh ini?" ucap Reporter itu kepada salah satu rekannya.
Caca yang tadinya sedang fokus memakan kue salju, langsung terfokus dan tidak bisa menahan paniknya dan Sheryl yang di dapur langsung berlari ke ruang TV dimana Caca sedang berisak tangis, dan ia lihat beberapa kue salju tergeletak di lantai, sepertinya saking kagetnya Caca, ia menjatuhkan kue itu.
"Ya, terima kasih Ika, disini saya sedang bersama saksi mata yang melihat kejadian tersebut. Yak, Pak Indra, kira-kira bagaimana kejadian yang bapak lihat?" tanya Iwan, reporter itu. Caca dan Sheryl sedang duduk di sofa, memerhatikan dengan fokus ke arah TV.
"Iya, jadi gini, sebenernya saya gak terlalu tau bagaimana bisa jatuhnya, tapi kalau menurut Tim SAR tadi, pesawat ini mengalami kehabisan avtur atau bahan bakar pesawat, ya mas, sehingga abis lepas landas, 30 menit kemudian, pesawat ini kehilangan kendali, dan jatuh di atas 20 ribu kaki." jelas Narasumber itu.
"Oke, nah untuk korbannya, sudah ada kabarnya atau belum ya? Atau Tim SAR sudah mengevakuasi beberapa orang?" tanya Iwan.
"Kalau yang tadi dijelaskan oleh Tim SAR nya sih, untuk sekarang ini, yang baru terevakuasi baru 30 orang dari 170 penumpang. Dan mereka semua tenggelam di dalam laut."
"Oke, baik pak Indra, terima kasih informasinya. Sekarang kita akan beralih ke tim Sar nya langsung. Selamat pagi pak Andra, begini pak, kalau menurut warga tadi, ada 30 orang yang sudah terevakuasi, tapi belum tau sudah tewas apa belum, bisa kah dibacakan pak daftar orangnya?"
"Baik, Selamat pagi, sebenarnya baru 26 orang ya mas, tapi yang 4 nya itu masih hidup. Untuk orangnya, ada, Ivan Andreas, Laki-laki, lalu ada Anna Evangelie, Wanita, Nando Armanio, Laki-laki, lalu ada Tantri Avaniah, Wanita, lalu ad--"
Caca yang terkejut sangat sangat terkejut, mematikan TV sambil berteriak menangis. Caca melihat ke samping ke arah Sheryl, yang tiba-tiba menjadi bayangan putih.
"AAAA GAK MUNGKIN, TANTEE, MAMA PAPA, JANGAN PERGI, AAAA" teriak Caca lalu tiba-tiba Caca merasakan semuanya nyata. Bahwa, ia baru saja bermimpi.
Sumpah, mimpinya terasa nyata.
"Yaampun, cuman mimpi." kata Caca sambil mengelap sepercik air dimatanya.
"Caca? Kamu kenapa, sayang?" tanya Sheryl yang ternyata sedang berada di kamar.
Namun, pertanyaan Sheryl tak digubris oleh Caca yang sedang mengambil ponsel nya untuk menelepon kedua orangtuanya.
"Halo?"
"Iya, Ca? Kenapa, kok nelepon?" tanya Anna diseberang sana.
"Oh syukurlah," batin Caca.
"Gak, Caca cuman mau nanya, Mama sama Papa udah nyampe di Singapur belom?"
"Udah nih, papa sama mama lagi makan di restoran hotel kita."
"Oh syukurlah sudah sampai, oke ma, take care disana yaa, Caca sayang Mama Papa!" ucap Caca.
"Iya sayang, papa mama juga sayang Caca. Yaudah, mama tutup dulu ya, mama mau makan dulu. Nanti kalau dah selesai, mama kabarin. Oke? Dah Cacaa!" kata Anna di seberang sana.
"Oke ma, Dadahh!"
"Iyaa," ucap Anna lali sambungan pun diputus sepihak oleh Anna.
"Caca, kamu tadi kenapa?" tanya Sheryl kembali.
YOU ARE READING
Happier
Dragoste"Iya, emang gua deket sama mereka. Tapi gue lebih suka deket sama lo" Entah kenapa, saat cowok itu mengatakan dua kalimat itu, Caca langsung menghangat. Dan, mulai menerima cowok itu dihidupnya Namun sayangnya, ada seseorang yang dari dulu sudah men...