Saat sampai di kelas, tepat sekali bel masuk jam pelajaran berbunyi. Netta dan Caca langsung duduk di kursi mereka sambil memakan jajanan yang mereka bawa dari kantin sambil menunggu guru masuk.
"Hmm.. Ca?" Panggil Netta.
"Ya, kenapa Etya?" Jawabnya.
"Lo enggak ada niatan buat pacaran gitu? Atau cari pacar?" Tanya Netta tiba tiba.
Karena Netta terlalu to the point , Caca pun kaget karena secara tiba tiba Netta menanyakan hal yang selama ini tidak ada di benaknya sama sekali.
"Hmm, Caca belum kepikiran aja Etya, soalnya Caca aja masih belum mengerti tentang cinta-cintaan gimana mau pacaran? Nanti pacar Caca malah jadi nggak suka." jelas Caca yang langsung dibalas anggukan oleh Etya.
"Tapi Ca, kalau kek gini terus, kapan lo dewasanya? Kapan lo ngerti 'cinta'?" Tanya Etya.
Caca pun menautkan alis.
"Iya juga sih Etya, tapi Caca bener bener belum siap dan ngerti tentang yang kayak git--""Mau gua ajarin gak?" Sahut seorang pria yang muncul secara tiba tiba dibalik punggung Caca.
Caca otomatis membalikkan punggungnya.
"Ka.. Kamu siapa?" Tanya Caca kaget yang sama kagetnya dengan Netta."Kenalin, nama gue Andres Reven, panggil aja Reven. Kalo boleh jujur, gua yang sering merhatiin lo dari kursi di pojok belakang itu." kata Reven sambil menunjuk bangku yang dimaksudnya, setelah itu ia melenggang pergi keluar kelas.
Caca yang merasa penasaran setengah mati pun mengejar Reven di luar kelas.
"Reven! Reven!" Panggil Caca.Saat sudah sejajar langkahnya dengan pria itu, ia langsung bertanya.
"Reven! Reven kenapa sering ngelihatin Caca dari kursi belakang?" Tanya Caca polos."Lo gak perlu tau, tapi kalo lo masih penasaran, lo boleh cari sendiri. Tapi yang jelas, bukan dari mulut gue sendiri." tukas Reven dan kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda.
Caca yang masih bingung pun mematung di tengah lorong kelasnya. Netta yang merasa Caca tidak kembali kembali ke kelasnya, langsung keluar dan memerhatikan punggung Caca yang mematung di lorong kelasnya.
"Woi Ca! Lo ngapain bengong berdiri disono?! Ayo masuk!" ajak Netta sambil menggamit tangan Caca.
Caca pun tersadar dari lamunannya.
"Engga tau, Tya, dari omongan Reven tadi Caca ngerasa diteror sama dia. Haha, lucu dia" kata Caca."Kok lucu sih? Lo aneh deh Ca! Emang dia ngomong apa tadi waktu lo kejar?"
"Kayak gini, kan Caca nanya tuh kenapa dia merhatiin Caca dari bangku belakang, nah terus dia jawab 'Lo gak perlu tau, tapi kalo lo masih penasaran, lo boleh cari sendiri. Tapi yang jelas, bukan dari mulut gue sendiri' kayak gitu, Tya. Caca masih nggak ngerti maksud dia ngomong kayak gitu. Kalo Etya ngerti nggak?" Tanya Caca sambil menjelaskan.
"Hmm... OH! Gua tau! Kan, lo tadi nanya kenapa dia merhatiin lo terus kan? Nah terus dia jawab kayak tadi itu kan? Itu artinya dia nggak mau kasitahu lo secara langsung dari mulut dia, dia mau lo cari tahu sendiri alesannya kalau emang lo masih penasaran. Gitu, Ca" jelas Netta panjang lebar.
"Iyaa Caca ngerti, tapi yang Caca bingungin itu, kenapa dia nggak mau kasitahu in lewat mulut dia sendiri? Apa salahnya sih dia kasitahu in ke Caca langsung?! Dia cewek apa cowok sih? Mental nya mental tempe, takutan." Kata Caca lugas, tidak seperti Caca yang biasanya.
"Loh, Ca? Cara ngomong lo dah beda sumpah. Nggak kayak lo yang biasanya. Gimana caranya?" Tanya Netta tak percaya.
"Seriusan? Ah tapi Caca nggak terlalu peduli sih. Jadi menurut Etya, Reven kenapa nggak mau kasitahu langsung?" Kata Caca tak terlalu peduli dengan perubahan cara bicaranya.
"Yaa, mungkin karena dia belom siap kasitahu lo atau mungkin juga dia mau buat lo lebih dewasa dengan lo mencari tahu sendiri. Arghh nggak tau lah gua! Lo cari sendiri deh, ntar gua bantu dah!" Tawar Etya yang sudah bingung.
"Hm ya, oke deh. Makasih Etya!"
"Sipp!"
Tiba-tiba guru masuk, tetapi bukan guru bidang studinya sekarang. Melainkan... Staff TU?
"Guys! Gua punya kabar baik nih buat lo lo lo semua! Kan hari ini guru guru pada mau rapat nih, lo pada pulang aja yak. Ato lo pada mau ikut rapat?" Kata Staff TU yang bernama Pak Darvin yang memang terkenal gaul nya minta ampun.
Semuanya menggeleng.
"Yaudah berarti lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo daaannn lo lo lo lo lo lo lo lo lo lo semuaaaaaaaaaa..." Kata Pak Darvin sambil menunjuk 40 anak murid di dalam kelas itu.
Semua menunggu jawaban dari Pak Darvin.
"Lo semuaaaaa," lanjut pak Darvin.
Semuanya masih setia menunggu.
"Gak pulang yak! Ahahahaha" tawa Pak Darvin puas.
"YAHHHH PAKKKK!" Koor semua murid kecewa dengan jawaban pak Darvin.
"Tapi bohong!" Lanjut Pak Darvin.
"YEAAYYY!!!" Koor murid loncat-loncat kegirangan.
"Tapi bohongnya beneran!" Kata nya sambil melenggang pergi keluar kelas.
"Dih, apaansih?" ucap salah satu murid.
"Tapi bohongnya beneran, tapi benerannya bohong, tapi bohongnya beneran, tapi benerannya bohong, tapi bohongnya beneran, tapi benerannya bohongan, tapi bohongnya beneran" kata pak Darvin dari jendela kelas mereka terus terusan berkata seperti itu sampai suaranya menghilang tidak terdengar lagi. Mungkin sedang menuju Tata Usaha.
Namun, murid murid masih tidak mengerti maksud nya. Jadi mereka pulang atau tidak?
"WOY ANJENG! JADINYA KITA PULANG APA KAGAK SIH?! TUH GURU KURANG OBAT APA GIMANA DAH?" seru salah satu murid yang terkenal nakal di kelas itu, namanya Randi.
"Tau anying, kagak jelas pisan euy"
"Etya! Kita tanya aja yuk ke guru piket. Gak jelas banget pak Darvin." Ajak Caca.
"Ayo!" Kata Etya.
Lalu mereka pun beranjak ke ruang Tata Usaha.
{}{}{}{}{}{}{}{}
#BasaBasiAuthor
YEAYY CHAPTER LIMAA JADIII~
Aku gak mau terlalu banyak basa basi krn lama lama bakal basi (?)
Yukk ke Next Chapter!!!>>>
(VomMent tetap berlaku! Kalo bisa ajak juga teman², saudara², orangtua, sahabat, sepupu² kalian untuk baca HAPPIER) OKE ? OKE ! MAKASIH MUACH :*
Salam termanis lebih dari gula,
linn30_

YOU ARE READING
Happier
Romance"Iya, emang gua deket sama mereka. Tapi gue lebih suka deket sama lo" Entah kenapa, saat cowok itu mengatakan dua kalimat itu, Caca langsung menghangat. Dan, mulai menerima cowok itu dihidupnya Namun sayangnya, ada seseorang yang dari dulu sudah men...