Pagi hari telah datang, ini adalah hari keempat Kara berada di dunia ini.
Pagi yang cerah dan hangat, Kara kemudian turun menuju lantai satu, wanita penjaga penginapan itu juga telah menyiapkan makanan untuk Kara.
"Kamu sudah bangun, aku sudah menyiapkan makanan untukmu." ucap si wanita.
Kara kemudian duduk di sebuah meja yang kosong, di atasnya sebuah roti, sup hangat dan secangkir teh di sajikan.
"Sarapan pagi itu penting." Kara memakan sarapannya dengan lahap, tak ia sangka sup daging itu terasa sangat lezat.
Sembari makan makanannya, Kara memandang sekelilingnya. Penginapan ini terlihat lebih ramai dari saat pertama kali ia datang.
"Kenapa terasa lebih ramai?" Kara memandangnya dengan heran.
Seluruh penginapan di grinston telah penuh oleh para pengunjung.
Ini karena setiap kota bersiap untuk perayaan pada upacara sakral kerajaan mereka, upacara pemanggilan pahlawan.
Kara tidak mengetahui ini karenaa ia terlalu sibuk menaikkan level, dan juga, kebanyakan dari mereka hanya singgah sebelum melanjutkan perjalanan menuju ibukota kerajaan, kota besar Nurias.
Kara yang telah selesai makan, kemudian pergi meninggalkan kota, ini waktu yang tepat untuk berburu baginya.
Bagaimanapun, meningkatkan level itu penting. Di dunia yang kacau ini, hanya dengan kekuatan dirinya dapat sepenuhnya aman.
Dengan pedang di punggungnya, Kara bergegas menuju hutan di tepi kota.
Hutan lebat dan rimbun, namun tak menakutkan seperti hutan di desa cornis. Hutan ini nampak seperti hutan pada umumnya.
"Baiklah, waktunya untuk meningkatkan level lagi!" gumam Kara.
Kara berjalan menyusuri hutan, mencari apakah ada hewan yang bisa ia buru.
Setelah beberapa lama berjalan, dirinya tidak menemukan satupun hewan untuk di buru, dirinya mendesah kesal.
"Kemana semua hewan pergi?" gumam Kara.
Kara terus berjalan menyusuri hutan, dirinya kemudian berhenti karena sebuah jejak kaki.
Jejak kaki seperti manusia, namun lebih kecil dan hanya ada 4 jari di jejak itu.
"Jejak apa ini?" Kara melihat jejak kaki itu.
Ada banyak jejak kaki di tanah, dan itu mengarah ke suatu tempat. Kara kemudian berjalan mengikuti jejak kaki itu.
Setelah berjalan cukup jauh, Kara sampai di tepi sebuah sungai. Tak jauh dari sungai itu, sebuah gua yang cukup besar terlihat.
"Sebuah gua?" ketika akan mendekat, dua sesosok kerdil muncul dari dalam gua.
Kara segera bersembunyi di balik pohon, mengintip sosok apa yang keluar dari gua tersebut.
Sosok kerdil hijau bertelinga lancip, mata lebar, serta senjata berkarat di tangan mereka.
"Goblin?" Kara secara tidak sengaja mengenali mereka.
Dalam buku fantasi, goblin di gambarkan dengan sangat rinci, bahkan di sertai ilustrasi. Itu sama persis dengan yang di lihat Kara saat ini.
"Itu benar benar ras goblin, tak kusangka mereka ada." Kara melihat dua goblin itu dengan seksama.
Keduanya hanya berdiri di depan gua, seakan menjaga gua dari sesuatu yang mengancam.
Setelah beberapa saat, sekelompok goblin lain muncul, mereka membawa banyak binatang buruan bersama mereka.
"Ini alasannya mengapa aku tidak menemukan satupun hewan!" Kara mengerti jika sebagian hewan sudah di buru oleh kelompok goblin ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Throne For The King
FantasyKara, seorang pemuda biasa, di pindahkan oleh dewa ke sebuah dunia baru, Garashur. Dunia yang berisi Sihir, dan monster. Bukan untuk menjadi seorang pahlawan, hanya untuk menjalani kehidupan baru sesuka hatinya. "Pahlawan? Raja iblis? Protagonis? An...