2.desa Cornis

2.2K 204 20
                                    

Kara terus mendekat kearah desa, terlihat seorang pria berdiri di depan gerbang desa.

Tubuh yang kekar dengan pedang panjang dan rambut yang sedikit urakan, membuat penampilannya tampak seperti seorang pejuang yang garang.

"Hei, apa yang membawamu kemari?" tanya sang pria.

Kara tersenyum dan menjawab, "aku sedang dalam perjalanan dan aku akan mampir di desa ini."

"Mampir ya? Sepertinya kamu seorang penjelajah, selamat datang di desa cornis." ucap sang pria dengan ramah.

"Desa cornis ya? Desa yang indah, apakah ada penginapan di sini?" tanya Kara.

"Penginapan? Tidak ada penginapan di desa ini, tapi kamu bisa tinggal di rumahku. Ah, hampir lupa, namaku Neil." ucap Neil.

"Aku Kara, terimakasih atas tawarannya." jawab Kara.

"Bukan apa-apa, mari ikuti aku, akan kutunjukkan rumahku." Neil kemudian memandu Kara menuju rumahnya.

Sebuah rumah kecil yang sederhana, ini adalah rumah yang di huni oleh Neil.

"Rumahku kecil dan kotor, maaf jika tidak membuatmu nyaman." Neil berbicara sembari memandang rumahnya.

"Tidak, ini lebih dari cukup, aku berterimakasih sudah diijinkan untuk tinggal." ucap Kara.

Kara kemudian di tunjukkan ke sebuah kamar yang kosong, dan Neil kemudian pergi meninggalkan dirinya.

"Aku akan melanjutkan berjaga dahulu." ucap Neil sembari melambai.

Kara kemudian berjalan-jalan di sekitaran desa Cornis, memang desa ini hanya sebuah desa kecil, Bahkan, tidak banyak toko yang ada di desa ini.

Yang terlihat hanya toko bahan makanan saja, tidak ada toko lainnya, ini cukup mengganggu Kara.

"Darimana mereka memenuhi kebutuhan lainnya?" pikir Kara.

Kara kemudian berjalan kembali menuju gerbang desa, menemui Neil yang berjaga di sana.

Segera, Neil melihat Kara yang menuju ke arahnya. Pria paruh baya itu tersenyum dan bertanya.

"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Neil.

"Aku hanya sedang berkeliling, aku lihat di desa ini hanya ada satu toko." ucap Kara.

"Ya, hanya ada satu toko di desa ini. Kami biasa pergi ke kota untuk membeli keperluan lainnya setiap bulan." ucap Neil.

"Jadi begitu, apa yang kamu lakukan berjaga disini?" tanya Kara.

"Aku berjaga disini untuk memastikan keamanan desa ini. Terkadang, akan ada hewan buas yang menyerang desa.

Aku akan pergi berburu, Apa kamu ingin ikut?" ucap Neil.

"Tentu, aku rasa itu akan bagus." ucap Kara.

Neil kemudian mengambil pedang lainnya di rumahnya dan memberikannya kepada Kara.

Itu hanya pedang besi biasa yang panjang dan ringan, keduanya kemudian berjalan menuju ke padang rumput di hadapan mereka untuk berburu.

"Neil, apa yang akan kita buru?" tanya Kara.

"Yang akan kita buru adalah kelinci bertanduk." ucap Neil.

Keduanya menjelajahi padang rumput yang luas tersebut, mencari kelinci tanduk yang akan mereka buru.

Setelah menjelajah cukup lama, mereka akhirnya menemukan sekawanan kelinci bertanduk.

Kelinci berbulu putih bersih, bermata hitam yang berkilauan serta sebuah tanduk kecil ada di atas kepalanya.

"Ini kelinci bertanduk?" Kara memandang kelinci yang ada di hadapannya, kelinci ini terlalu imut. bahkan, boneka kelinci yang paling bagus di bumi akan kalah dengan kelinci itu.

"Ya, itu yang akan kita buru, dagingnya terasa lembut dan lezat." ucap Neil.

Neil kemudian segera berlari menuju ke arah kerumunan kelinci bertanduk. dengan pedang di tangannya, ia menebas kelinci dan dengan mudah membunuhnya.

Dalam sekejap, satu kelinci sudah ia tebas dan mengejar kelinci lainnya. Gerakannya begitu cepat, melebihi Kara dua kali lipat.

"Sangat cepat." gumam Kara saat melihatnya.

[Name :Neil
Ras :Human
Gender:male
Age :23
Job :village guard

Hp :600/600
Mp :180/180
Level:15(30/1500)

Str :12
Dex:9
Int :9]

Sebuah layar status muncul di hadapan Kara, itu adalah status dari Neil, semua tertulis jelas dan rinci.

"Layar status Neil? Bagaimana dengan statusku?" pikir Kara.

"Ding!"

Sebuah suara peringatan terdengar, lalu layar transparan muncul di hadapan Kara, ini mirip layar antarmuka pada game.

[Name :Kara
Ras :Human
Gender:male
Age :17
Job :-

Hp :100/100
Mp :0/0
Level:0(0/10)

Str :0
Dex:0
Int :0]

Kara terkejut melihat layar status miliknya, tidak pernah dalam pikiran Kara, jika status miliknya akan memiliki level 0.

"Tak apa jika harus mulai dengan level 1, tapi apa-apaan level 0? Apa kau bercanda?" Kara merasa dirinya begitu di permainkan.

Entah siapa yang membuat ini, Kara berjanji akan memberi orang ini pelajaran.

"Hei, mulailah berburu!" Neil yang sedang berburu berteriak ke arah Kara yang termenung diam.

"Ah, maaf! Akan kulakukan." jawab Kara.

Kara segera mengejar seekor kelinci bertanduk, namun kecepatannya terlalu berbeda, Seekor kelinci bertanduk kemudian berlari ke arahnya.

Dengan mengerahkan tenaganya, pedang terayun dan dengan tepat mengenai kepala kelinci bertanduk itu.

Swing..

"Ding! Membunuh kelinci bertanduk! Exp +30!"

"Ding! Selamat telah naik level! Poin statistik +6!"

"Poin statistik?" Kara terkejut mendengar pemberitahuan sistem.

Apa itu poin statistik? Itulah yang terlintas di pikirannya saat mendengar pemberitahuan.

"Ding!

Poin statistik

Poin yang di gunakan untuk meningkatkan kekuatan karakter, bisa digunakan untuk meningkatkan kekuatan/strange, kecepatan/dexterity, ataupun kecerdasan/intelegency.

Peringatan! Poin statistik bersifat permanen, tidak bisa di ubah setelah di tetapkan."

"Ada fitur seperti ini? Ini sungguh Menakjubkan! Gunakan seluruhnya pada dex!" gumam Kara.

"Ding! Poin telah di tetapkan! Kekuatan karakter telah meningkat!"

[Name :Kara
Ras :Human
Gender:male
Age :17
Job :-

Hp :100/100
Mp :0/0
Level:1(20/100)

Str :0
Dex:6
Int :0]

Kara melanjutkan perburuannya kembali, kini dengan mudah ia memburu kelinci yang ada.

Puluhan kelinci bertanduk ia bunuh dengan mudah, membuat Neil terkejut dan membeku beberapa saat.

Dengan cepat, Level Kara meningkat pesat, hanya dalam perburuan itu, level kara telah meningkat hingga 4 level, 12 poin statistik menunggu untuk di salurkan.

[Name :Kara
Ras :Human
Gender:male
Age :17
Job :-

Hp :750/750
Mp :0/0
Level:5(30/500)

Str :15
Dex:15
Int :0]

"Kita sudah berburu banyak, sudah saatnya kembali ke desa." Ucap Neil.

Kara mengangguk, keduanya lalu mengumpulkan puluhan mayat kelinci bertanduk dan krmbali ke desa.

"Sepertinya malam ini kita akan berpesta." ucap Neil.

Throne For The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang