That Guy

4.3K 369 32
                                    

Malam ini nampak sepi, membuat Soobin menghela nafasnya panjang. Seharusnya ia tak mengambil shiftmalam jika tahu akan sesepi ini. Lebih baik shift siang, matahari sedang terik-teriknya dan pasti banyak orang yang datang ke minimarket tempatnya bekerja—setidaknya untuk membeli air malam begini, mana ada yang mau datang. Orang-orang terlalu malas untuk menerjang angin malam dan lebih memilih untuk begelung hangat dibawah selimut—Soobin juga ingin seperti itu.

Ia mendudukkan dirinya diatas bangku kecil di depan meja kasir, kepalanya ia biarkan beristirahat diatas meja dan menutup matanya sekejap sebelum suara bel berbunyi. Ada pelanggan. Ia buru-buru menegakkan tubuhnya dan memberi salam pada pelanggan yang baru saja datang.

"Selamat malam, selamat berbelanja."

Nampaknya pelanggan kali ini memang tidak mendengar salam yang diucapkan Soobin tadi, pelanggan lelaki itu hanya meliriknya sekilas lalu melangkahkan kaki panjangnya menuju bagian belakang—tempat minuman dingin.

soobin mendengus kesal, ia memperhatikan lelaki itu dari meja kasir. Ngomong-ngomong, lelaki tadi lumayan.

Soobin menggeleng, apa sih.

Ia kembali memantau lelaki tadi. Sesuatu mengganjalnya, sepertinya ia tidak asing dengan sweater berwarna khaki yang dikenakan lelaki itu.

Bukankah itu sama dengan yang kupakai?

Ia menggernyit lalu menunduk untuk melihat outfit yang ia pakai sekarang—karena shift malam ia diperbolehkan tidak memakai seragam. Sweater khaki yang kebesaran melekat di tubuh bongsornya, lalu jins hitam ketat dan sepasang sepatu converse hitam.

Ditengah keasikkannya memperhatikan bajunya, ia tak sadar akan kedatangan lelaki tadi.

"Permisi." Suara berat itu menyadarkan Soobin. Ia mengerjap lalu menatap satu botol minuman isotonik diatas meja kasir.

"Ah maaf." Segera ia menscan botol minuman itu. Sesekali ia mencuri pandang pada lelaki yang lebih tinggi darinya itu.

Pakaian kita benar-benar sama!. Jeritnya dalam hati.

"Totalnya dua ribu won."

Saat lelaki itu menyerakan dua lebar uang kertas bernilai seribu, mata Soobin tak sengaja mendapati sebuah cincin perak yang melingkar di jari telunjuk lelaki itu.

Bahkan cincinnya sama dengan yang kupakai sekarang, astaga!

Dan ketika lelaki itu pergi dengan botol minuman isotoniknya, Soobin masih melongo tak percaya.

Lelaki aneh, mungkin hanya kebetulan.

.
.
.
.

Twice is a coincidence.

Malam yang sama seperti kemarin. Sepi dan tak berpenghuni, kecuali Soobin yang setia dengan meja kasirnya. Ingatkan ia untuk menghajar Beomgyu yang memberikan shiftnya dengan paksa.

Soobin masih terbayang dengan lelaki yang datang kemarin, lelaki tampan yang aneh dan memakai baju yang sama dengannya. Dan ia berharap ia bertemu dengan lelaki itu hari ini.

Jam dinding menunjukkan pukul sebelas malam. Ia memutuskan untuk mengisi kembali persediaan toko. Ia mengangkat keranjang merah yang berisi puluhan botol minuman bersoda dan membawanya menuju lemari pendingin.

Dirinya mulai mengisi lemari pendingin dengan botol berukuran sedang itu dan tak menyadari bunyi bel di pintu. Ia sedikit terkejut dengan kehadiran sosok tinggi disampingnya. Ia menoleh, menatap aneh lelaki disampingnya. Itu lelaki yang kemarin datang.

Yeonbin StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang