Pengingat yang Setia

21 1 0
                                    

"Apa, sih, Ni?"

"Lo yang apaan, Man."

"Rese!"

Aku melemparkan satu tatapan kekesalan kepada Agni sebelum mengambil tempat duduk di samping Calya. Akhirnya, aku beserta rekan-rekan mahasiswa baru yang lain sudah resmi menjadi mahasiswa. Aku telah melewati hari-hari ospek yang begitu melelahkan, sampai-sampai aku harus mengorbankan jam tidurku.

"Hai, Man!" Calya, gadis berkulit putih dengan paras cantik yang menjadi teman sekelasku, menyapaku dengan suara nyaring.

"Hai. Eh, lo liat Darsa, enggak?"

"Kalo enggak salah, Arsya minta Darsa buat temenin dia ke kantin. Mungkin, udah mau naik?"

"Makasih, Cal!"

Radit

Selamat mengikuti kelas, Manda.

Belajar yang giat, nanti gue jemput.

Manda

Hai, Dit.

Selamat mengikuti kelas juga!

Jangan lupa makan.

Radit

Will do, Princess.

"Man! Sejak kapan lo sama Radit?" teriak Arsya tepat di kupingku, sejak kapan dia ada di sini?

"Sya!" Satu pukulan manis mendarat di punggung Arsya, membuatnya merintih kesakitan.

"Pantes, Radit enggak berhenti senyum kemarin. Gue kira, Radit kelainan jiwa," celetuk Darsa seraya menaruh seluruh barang yang ia beli di kantin.

"Manda gitu, sih. Enggak pernah cerita-cerita," tambah Calya seraya memutarkan bola matanya.

"Eh? Apa, sih? Kok, jadi bete?" tanya Agni yang baru saja kembali dari toilet, urusan penting katanya.

"Selama ini, Manda sama Radit. Kita enggak tahu, duh, teman macam apa?" gerutu Calya sembari memainkan telepon genggamnya.

"Duh, belum resmi, teman-teman. Enggak kepikiran buat cerita, juga. Cuman teman, kok," jelasku dengan memberikan Calya pelukan hangat.

"Oh, ada ya teman yang enggak pernah lupa mengingatkan untuk tidur?" serang Darsa sembari mengangkat alis kanannya, duh, teman-temanku kenapa sih?

"Apa, sih, Sa? Sumpah, demi Dewa Neptunus. Gue dan Radit cuman teman, enggak lebih, oke?"

"Iya, Princess."

"Sya, tutup mulut lo atau mau gue kasih plester?"

"Duh, pacar Radit, kok, kasar?"

"Agni."

"Iya, maaf."

Meskipun menyebalkan dan sering menguras emosi, mereka berempat telah memberikan bumbu ke dalam hari-hari perkuliahanku. Tanpa mereka, mungkin hari-hariku hambar. Tanpa mereka, mungkin aku sudah memilih untuk menikah saja daripada kuliah.

Disa

Hari ini jadi, kan?

Shilla

Kuy aja, sih.

Radit

Gas, kak.

Agni

Kalo Radit, ada maksud lain.

Arsyana

Tag orangnya, jangan, nih?

Agni

Tag, sya. Biar seru.

Radit

Ni.

Agni

Buset, enggak ceweknya, enggak cowoknya, galak.

Ira

Ramai sekali.

Jadi, dong!

Disa

Ya udah, awas kalau pada enggak datang.

Manda

Siap, Mak.

Agni

Eh, ada Manda.

Radit

Ni.

Agni

Iya, maaf.

Ikat Aku di Tulang BelikatmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang