Demi Zat, yang nyawaku berada dalam genggamanNya, aku berani bersumpah bahwa ada hasrat yang bergolak di relungku untuk mencintaimu. Demi Zat, yang nyawaku berada dalam genggamanNya, aku berani bersumpah bahwa ada hasrat yang bergolak di relungku untuk mencintaimu.
.
.Empat tahun telah berlalu, itu artinya kini usia pernikahan Rio dan Ify sudah mencapai angka 4. Tentu itu bukan lah waktu yang sebentar, mereka telah di persatukan dalam ikatan cinta yang suci selama empat tahun.
Keduanya sangat bersyukur karena masih dapat bertahan, masih dapat bersama. Tak ayal sekarang mereka telah dikaruniai seorang anak perempuan yang terlahir dari rahim Ify. Usia gadis kecilnya kini menginjak angka 3, tidak hanya gadis mungil itu yang mengisi hari hari dua sejoli ini, namun tentu juga ada Randi, anak pertama mereka yang melengkapi kebahagiaan.
"Jihan, udah dong masa abang di coret terus pake spidol" ujar Randi kepada adik kecilnya
"Gamballll" gadis mungil itu menjawab ucapan sang kakak.
Jihan Rifia Fadlurohman, itulah nama lengkap anak kedua dari Dario dan juga Ify, cantik bukan ? Tentu saja, bukan hanya namanya yang cantik, namun parasnya pun cantik.
Mata bulat berwarna hitam pekat yang berasal dari Rio, dan kulit putih serta pipi chubby yang berasal dari Ify mambuat Jihan terlihat sangat cantik dan menggemaskan.
Ify tersenyum melihat kedua anak nya yang tengah bermain, Randi sangat sabar dan juga selalu menjaga adiknya. Ify kembali fokus pada laporan yang ada di meja kerjanya, sesekali memperhatikan kedua anak kesayangannya yang sedang bermain.
"Bunda, lihat wajah abang penuh coretan" adu Randi kepada Ify.
Ify tertawa geli seraya mengacungkan jempolnya keatas "tetep ganteng kok bang"
Randi melengos dan tetap menjadi patung, ia tetap membiarkan Jihan sang adik untuk mencoret mukanya. Karena jika Randi menolak, Jihan pasti akan menangis. Dan Randi tidak ingin melihat itu, ia tidak akan membiarkan adik perempuannya bersedih bahkan menangis.
"Jihan sayang sini, bunda punya sesuatu buat kamu nak" Ify memanggil putri mungilnya, Jihan pun berhenti mencoret wajah sang kakak dan beralih menghampiri Ify.
"Jihan gaboleh coret wajah Abang lagi yah, mending sekarang Jihan main boneka aja. Bunda udah beliin boneka cantik ini buat Jihan, liaat bonekanya sama kan seperti Jihan. Sama sama cantik" Ify menyodorkan boneka perempuan dengan penampilan dokter dan juga sangat cantik
"Doktellll" Jihan berucap seraya mendekap boneka Barbie itu erat
"Iya, supaya Jihan juga nanti menjadi dokter"
"Kalau Abang mau jadi polisi biar kaya ayah dan juga kakek" Randi bercelatuk di belakang Jihan dan memamerkan deretan giginya yang rapi
"Coba sini polisi kecil bunda" Randi pun bangkit dan menghampiri Ify
"Mau kalian jadi apapun, bunda dan ayah akan selalu dukung kalian. Bunda dan ayah akan selalu sayang sama kalian," Ify mengelus rambut Randi penuh sayang
"Kalau abang mau seperti ayah, sekarang abang harus rajin belajar supaya bisa seperti ayah kelak" Randi memberi hormat kepada Ify dan tersenyum
"Siap Bu dokter, laksanakan perintah" Ify tersenyum geli melihat putra sulungnya itu dan langsung mencium putra putrinya.
"Randi sayang sama bunda" Randi memeluk Ify erat, lengan kecilnya ia kalungkan di leher Ify.
"I want a hug" ujar jihan dengan suara mungilnya menatap ibu dan abangnya yang tengah berpelukan
"Uuuuwww princess juga mau, sini bunda peluk kesayangan bunda ini" Ify langsung memangku Jihan dan memeluknya juga, kini mereka berpelukan kayaknya Teletubbies.
"Waahhh acara apa nih, kok pelukan tapi ayah gak di ajak" Rio masuk kedalam ruangan kerja Ify dan tersenyum saat melihat orang orang yang di cintai yaitu tengah berpelukan mesra.
"Ayaaahhh" Randi langsung melepas pelukannya dan berlari menuju Rio, memeluknya dengan manja
"Ayaaahhh" tak lupa Jihan pun berlari kecil menuju sang ayah, tak mau ketinggalan.
"Lagi ngomongin apa sih? Kok sosweet gitu pelukan segala" tanya Dario
"Ayah kepo deh" ujar Randi
"Wah ayah di bilang kepo"
"Hahaha, yaudah kalian tunggu dulu disini ya. Bunda mau check up dulu pasien udah gitu kita pulang" ujar Ify
Dario melepaskan pelukan kedua anaknya dan berjalan menuju ify, mengecup kening Ify hangat, selalu seperti itu.
"Semangat sayang" ujar Rio lembut
Ify mengangguk "Kamu jagain mereka dulu ya, aku bentar kok"
"Anything for you baby"
"Hahaha yaudah, tunggu ya bunda tinggal dulu"
"Iya bunda" jawab Randi dan juga Jihan. Sementara Ify pergi kembali bertugas, dan Rio menemani kedua anaknya bermain. Selang berapa lama Ify pun kembali datang ke ruangannya.
"Udah selesai?" Tanya Rio begitu Ify duduk di sampingnya
"Udah, ayo kita pulang. Pasti kamu juga cape, mau di masakin apa buat makan malam?" Tanya Ify
Rio tersenyum ke arah wanita yang paling dicintainya itu, mengelus pipinya sayang.
"Apapun, apapun yang kamu masak aku pasti makan" memang untuk soal makanan, Rio tidak pernah meminta yang aneh aneh, ia selalu menyerahkan sepenuhnya kepada Ify.
"Yaudah yuk pulang, anak anak ayo pulang. Pasti kalian juga cape dan bosen daritadi nemenin bunda, apalagi abang pulang sekolah langsung kesini" ajak ify
"Gendong abang" ujar Jihan meminta di gendong oleh sang kakak. Randi pun tanpa menolak langsung menggendong adik perempuannya itu.
"Kamu mau aku gendong juga ga sayang?" Bisik Rio kepada Ify saat melihat Randi yang menggendong Jihan.
"Apasih yo kek ABG aja deh haha, udah ayo" Ify langsung menggandeng lengan suaminya itu dengan mesra.
Keluarga bahagia itu meninggalkan ruangan Ify dan juga tentu rumahsakit.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
(BUKAN) KESUCIAN CINTA #SEQUELOFBIL
RomanceHidup ini adalah pilihan. Aku telah memilih hatimu untuk kucinta, kau pun demikian. Kita telah memilih cinta kita. Dario dan Adiba Alifya , dua sejoli yang telah merajut cinta dalam waktu yang lama, menghabiskan masa remaja dengan kisah yang berwar...