Malam ini Ify di jemput oleh sang suami, namun tidak dapat di pungkiri bahwa Ify masih merasa kesal kepada suaminya itu.
Kejadian tadi siang masih membuat nya kesal, Ify masih tak terima karena ia di tilang oleh suaminya sendiri. Suami macam apa yang tega menilang istrinya sendiri? Itu lah pikirnya, Rio sungguh tega.
Saat mobil Rio sudah sampai di hadapannya, Ify masih belum beranjak menghampiri mobil itu. Rio turun dari mobil karena istrinya itu tak kunjung masuk ke dalam mobil.
"Sayang, kenapa?" Rio meraih pinggang Ify.
"Lepas, gausah pegang-pegang" Ify menepis lengan Rio yang menarik pinggang nya. Rio menaikkan satu alisnya dan tergelak.
"Kamu masih marah karena kejadian tadi siang?"
"Kamu tega banget sih Yo, jahat banget udah nilang istri sendiri" adu Ify
"Itu hukuman buat kamu sayang" Rio menyentil hidung Ify pelan, Ify mendelik ke arah Rio.
"Marah nya lanjut aja di rumah, sekarang kamu masuk ke mobil yah kita pulang. Aku kedinginan nih yank, angin malam juga ga baik kan buat kesehatan" Rio kembali membujuk Ify. Kali ini Ify menurut dan masuk ke dalam mobil. Rio tergelak melihat wajah Ify yang cemberut.
"Kita pulang, anak anak udah nunggu" Rio menyalakan mesin mobil nya lalu beranjak meninggalkan area rumahsakit.
Sepanjang perjalanan Ify benar-benar diam tidak menghiraukan Rio yang berusaha mengajaknya berbicara. Rio sendiri pun menggeleng gelengkan kepalanya gemas melihat tingkah Ify.
Rio mengecup pipi Ify gemas dalam sekejap mata tanpa menghiraukan jalanan yang cukup ramai. Ify mengarahkan tatapan tajam kepada suaminya itu yang lancang mencium pelipisnya karena ia sedang merajuk.
"Tolong kondisikan matamu itu sayang, ga baik loh melotot sama suami" Rio menepi kepala Ify pelan.
"Kamu nyebelin sih, aku masih marah ya sama kamu"
"Yaudah, biar kamu ga marah lagi mau apa? Aku minta maaf karena kejadian tadi siang, itu hukuman buat kamu karena kamu udah nyetir sendiri sayang"
"Ya tapi kan aku mau kerja Yo, supir lagi gada di rs gatau kenapa"
"Tapi itu tetep bahaya sayang, kamu inget terakhir kali kamu bawa mobil? Aku cuman gamau sesuatu yang tidak aku inginkan terjadi sama kamu. Lain kali jangan nyetir lagi ya please, aku panik sendiri selama tugas gabisa tenang karena kamu nyetir " Rio mengelus kepala Ify dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanan nya ia gunakan menyetir
"Yaudah sekarang kamu mau apa? Aku beliin apapun yang kamu asal kamu ga marah lagi"
"Beneran?" Rio mengangguk mengiyakan.
"Aku mau boneka Dora yang besar 5 tapi harus beda beda" ujar Ify
Rio tergelak, menyubit pipi Ify gemas. Memang tidak pernah berubah, Dora selalu jadi favoritnya.
"Siap ibu negara" Ify tersenyum cerah
"Janji? Aku tunggu besok di rumah bonekanya harus udah ada"
"Iya sayang, udah ga marah lagi ya sekarang"
Ify mengangguk tersenyum. "Aku juga minta maaf ya yo udah buat kamu khawatir"
"Iya sayang, aku selalu maafin kamu tanpa kamu minta" Rio mengelus rambut Ify sayang.
Akhirnya mereka sampai di pekarangan rumah. Ify pun akan turun dari mobil namun lengan Rio menahannya.
"Kenapa?"
Tanpa menjawab pertanyaan istrinya, rio langsung mengulum bibir ranum Ify tanpa izin. Ify yang kaget berusaha mengimbangi permainan Rio.
Ify meremas rambut belakang Rio, dan Rio semakin memperdalam ciumannya. Tanpa kendali, Rio menurunkan ciumannya ke leher jenjang Ify. Ify memejamkan matanya dan semakin meremas rambut Ify.
"Hhhh yoo.." Rio terus mengecap leher Ify tanpa henti.
"Teruslah mendesah sayang" ujar Rio di sela sela kecupannya di leher Ify, tangannya pun tidak tinggal diam, ia meremas payudara Ify yang sangat pas di tangannya.
"Ahhhh" nafas Ify semakin tercekat saat Rio berhasil membuka kancing kemeja Ify dan memperlihatkan bra hitam nya lalu ia mencup payudara ify.
"Yo, kita masih di mobil hhh" ucap Ify mengingatkan seraya tetap mengeluarkan desahannya
"Shiittt, aku lupa sayang" Rio mendengus kesal, ia pun menghentikan aktifitas nya itu dan terakhir mencium kening Ify. Lalu ia pun kembali mengancingkan kemeja Ify.
"Nanti malam kita lanjutin permainan ini ya" bisik Rio penuh gairah sedangkan Ify hanya diam dengan pipi yang merona.
Keduanya kini turun dari mobil dan masuk kedalam rumah. Jihan dan Randi menyambut kedatangannya. Jihan langsung digendong Ify, sedangkan Randi digendong Rio.
"Ayah sama bunda kenapa lama, Randi udah laper"
"Maaf sayang, tadi kerjaan bunda banyak" Ify meminta maaf kepada putra sulungnya itu.
"Bunda ini melah" ujar Jihan seraya menunjuk hasil karya Rio di lehernya
"Bunda sakit?" Tanya Randi. Ify dan Rio terdiam dan saling pandang. Ify menatap Rio meminta pertanggungjawaban suaminya itu. Sedangkan Rio menatapnya santai seraya mengedipkan sebelah matanya
"Ayah, bunda sakit ? Kenapa lehernya merah merah ?" Tanya Randi kini beralih kepada sang ayah
"Bunda ga sakit sayang, bunda hanya di gigit nyamuk. Maklum, di rumahsakit kan banyak nyamuk"jelas Rio kepada Randi
"Ohh, nyamuk nya nakal ya bunda" Ify mendelik ke arah Rio.
"Iya sayang, nyamuknya nakal banget gatau tempat gigit leher bunda" ujar Ify menyindir Rio, Rio tergelak mendengarnya.
"Yaudah, bunda bersih bersih dulu habis itu kita makan ya. Bunda masak dengan secepat kilat" ujar Ify seraya menurunkan Jihan dari gendongannya
"Siap bunda"
Ify pun beranjak menuju kamarnya untuk bersih bersih lalu menyiapkan hidangan makan malam untuk suami dan kedua anaknya.
*****
HOHOHOHO INI PART SELANJUTA, SEMOGA KALIAN SUKA YA, SEMOGA FEEL NYA DAPET ❤️ JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
(BUKAN) KESUCIAN CINTA #SEQUELOFBIL
RomanceHidup ini adalah pilihan. Aku telah memilih hatimu untuk kucinta, kau pun demikian. Kita telah memilih cinta kita. Dario dan Adiba Alifya , dua sejoli yang telah merajut cinta dalam waktu yang lama, menghabiskan masa remaja dengan kisah yang berwar...