Bab 6

831 90 13
                                    

Dreamworks ent. Building

"But darling I still catch a grenade for ya...

Throw my head on the Blade for ya...

I jump in front of the train for ya...

You know I di anything for ya...

Hoooo..."

Hiccup membiarkan lagu Grenade dari Bruno Mars mengalun keras mengisi room nya. Dia tidak tau apa lagi yang harus dia lakukan : cek ponsel, bolak balik kamar mandi, berbaring di kasur, berguling di lantai, dan terakhir merebahkan diri di sofa sambil menyetel lagu di sound system se nyaring-nyaringnya.

Biarlah, kalau ada yang mengeluh dan mendobrak pintu lalu marah-marah aku tidak peduli, toh, ruangan ku kedap suara. Pikirnya. bahkan, pikirannya pun sedang tak jelas sekarang.

"I'TS SO BORING!!!" Hiccup melempar bantal sofa ke sembarang arah. Benar-benar tidak jelas anak itu.

Hiccup memegangi perutnya. "Lapar." Dia menggigit bibir.

Itulah masalahnya.

Hiccup meraih ponsel nya di meja dekat sofa nya, lalu menekan sebuah nomor. Delivery food.

Setelah nada tersambung, Hiccup sudah bicara dengan seseorang di seberang sana, siapa itu entahlah.

"A big burger dua, jangan lupakan french fries. Oh.. kau melupakan fried chicken ku. Aku minta bagi dada."

"..."

"Minuman bersoda, tapi tidak menyakiti tenggorokan. apalagi alkohol, I hate that."

"..."

"Kirimkan saja ke Dreamworks ent. Building."

"..."

"Yeah, it's me... Aku aktor nya ya... Hmmm"

"..."

"Bisakah kau cepat kirimkan? Lewat 5 menit, ku sunat kau!"

"...!!!"

Klik...

Hiccup menghempaskan ponsel nya ke sofa seberangnya. Menyebalkan.

Sekarang lagu yang disetel kembali mengisi ruangan. Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dan membuat Hiccup bangkit duduk.

"Jack?" Dia mengerutkan keningnya.

Berbeda dengan Hiccup, wajah Jack justru terlihat sangat berbahagia. Kalau hatinya bisa dibuka, mungkin akan terlihat bunga-bunga tengah bermekaran di situ. But, that's impossible.

Hiccup keheranan. Anak itu.. senyum-senyum sendiri. Kesetanan, ya?

Sampai Jack duduk di sampingnya, pria tetap dalam senyum. Hiccup harus memegangi keningnya.

Di perlakukan begitu, Jack menepisnya keras.

"Apa-apaan kau?" Katanya kesal.

Love by MyselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang