Bab 8

762 83 8
                                    

Red cafe, New York city.

Jack masih setia menatap keluar kaca cafe dengan nuansa romantis dan dikelilingi kaca ini. Matanya masih setia menunggu yang diinginkannya datang.

Dengan gayanya yang terbilang tampan berbalut jacket jeans, dia benar-benar jadi sorotan orang-orang di cafe. Tak terkecuali gadis-gadis yang duduk di sudut ruangan yang sedari tadi membicarakannya. Terlihat dari cara mereka menge-rumpi. Andai tidak ada peringatan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan, mereka pasti sudah mendekati Jack untuk sekedar basa-basi.

 Andai tidak ada peringatan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan, mereka pasti sudah mendekati Jack untuk sekedar basa-basi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terbalik dengan Jack. Ia tak peduli itu. Bahkan kalau tak keberatan, Jack ingin menjepit mulut-mulut gadis itu dengan penjepit jemuran. Bisik-bisik suara mereka mengganggu. Bukan malah menarik perhatiannya untuk tebar pesona.

I'm loyal. Sorry.

Selang beberapa menit, dia setia menunggu. Jack bersabar walau hatinya tak sabaran untuk segera mengungkapkan perasaannya. Padahal, tadi dia sempat ragu.

Beginikah cinta pertama?

Semoga ini berhasil. Setelah itu dia akan menjalani hari-hari paling bahagia bersama gadis pujaannya.

Naik motor pria...
Berboncengan dengannya...
Bersama menelusuri alam...
Pesisir pantai... Gunung... gurun...
Punzie akan melingkarkan tangannya di pinggang kokohnya...
Mereka bahagia, tertawa berdua...
Sampai mentari senja tiba, keduanya akan bersama-sama menikmati Kilauan jingga lalu menunggu malam yang berbintang tiba...

Jack tersenyum sendiri dengan khayalannya. Tak peduli gadis-gadis dipojokan sudah meringis karena senyum manis itu.

"Sudah lama menunggu?"

Suara itu membuyarkan lamunannya.

Punzie dengan penampilan yang selalu memukaunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Punzie dengan penampilan yang selalu memukaunya. Dia sudah datang.

Jack tersenyum. "Not too long."

Bahkan menunggu sampai besokpun, asal kau datang, aku tetap disini. Ah.. dia menyimpan gombalan itu. Memang dia sering menggoda Punzie dengan kata-kata manis. Tapi sekarang kata saja tak cukup baginya.

Love by MyselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang