Bab 9

1.1K 107 41
                                    

Dia di tolak.

Jack merasa dunia tiada berarti. Dia berjalan seakan tak bernyawa lagi. Teringat kejadian tadi, Bisa-bisanya Punzie menolaknya? Tapi...

***

Flashback on...

"Punzie, I'm serious."

Gadis didepannya tetap kukuh menggeleng.

"I can't."

"Why?"

"I don't love you."

Lagi-lagi kata itu menghujam hatinya. Beginikah rasanya ditolak? Dia belum pernah menjalani hubungan, tapi saat mulai menjalaninya, Jack justru tak mendapat lampu hijau untuk meneruskan.

"Maaf aku tidak menerima, karena aku sendiri sudah punya pacar."

Itu kata terakhir sebelum Punzie pergi. Sekali sukses mengenai hatinya. Sudah berapa kali dia terhujam.

Jack tertegun di tempatnya. Baginya, cinta pertama menyakitkan.

Flashback off...

***

"Aaarrgghhh..."

Jack mengacak rambutnya gusar. Ia mengutuk film-film cinta yang berakhir bahagia dan ciuman cinta sejati. Itu hanya fiktif belaka. Buktinya, dia ditolak mentah-mentah.

Rasanya ia ingin berbagi rasa kesal dan kecewa pada dunia. Membagi amarahnya entah pada siapapun itu.

Geram. Dengan kekesalan yang sudah berkumpul di dadanya, sebuah kaleng bekas minuman yang didepan kakinya, ia tendang sekeras mungkin. Berharap kekacauan yang dirasakannya segera hilang.

Nihil. Tetap saja.

Yang dia dapat malah seseorang yang tiba-tiba datang kepadanya sambil marah-marah. Seseorang yang tidak dia kenal karena wajahnya tertutup masker dan topi yang menutup kepalanya.

"Hei, kau yang menendang kaleng ini, ya? Mengaku!"

Jack diam. Bukan karena takut, tapi tak minat melawan, dan tidak mengerti. Dia kenapa tiba-tiba marah?

"Hei, kau dengar apa yang kubilang?"

Bahkan Jack tak dapat menangkap jelas apa yang inginkan. Dengan berani, dia angkat kepalanya dan menatap lurus ke mata orang di depannya.

"Sorry, I don't quiet understand what you mean?"

Orang didepannya tiba-tiba terdiam.

"Jack Frost..."

Dahi Jack mengernyit. Meski samar, Jack bisa dengar bahwa orang didepannya ini menyebut namanya. Apalagi dia tidak menutup identitas sekarang. Wajahnya jelas terlihat tanpa masker dan lainnya. Lantas orang akan mudah mengenalinya.

Jack berdehem. "Ya, aku Jack. Kenapa? Kau fans ku, ya? Mau apa kau? Tanda tangan? Foto? Salaman? Follback IG-mu?..."

"Fans-mu?" Yang didepannya justru mengulang perkataan Jack.

"Don't be Chocky." Dia membuka masker yang menutup wajahnya. Dan membuat Jack tak percaya.

"E.. Elsa, how.."

Elsa hanya tersenyum sinis. "Manusia ke ge'eran seperti mu menyangka aku fans mu?"

Jack lagi-lagi disulut kesal. Kenapa harus bertemu dengan manusia yang tidak dia harapkan kehadirannya.

Love by MyselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang