Part 13

11.9K 709 2
                                    

Alyas POV

Alhamdulillah setelah berbincang-bincang dengan abi dan kakek serta keluarga Ning Sila. 2 minggu lagi pernikahanku dengan Ning Sila akan diadakan. Sungguh kuasa Allah. Aku sangat bahagia. Rasanya tidak sabar menanti hari itu. Hari dimana yang menjadi sakral bagiku.

"Gus selamat ya mau jadi manten laki-laki" ucap Usman padaku

"Syukron, dan semoga ente cepet nyusul" ucapku

"Aamiin Ya Allah"

Sekarang aku dan Usman sedang berjalan di koridor pondok putra. Sekedar untuk mengawasi. Karena akhir-akhir ini menurut Ustad Jufri sudah banyak santri yang membawa Hp.

Para santri menyambut kami. Mereka mencium tangan kami dengan tadzim. Inilah yang aku suka dari sifat santri. Mereka menghargai orang yang lebih tua.

"Mari Gus" ucap salah satu santri yang bergerombol

Aku tersemyum padanya.

Kami berhenti di belakang asrama pondok putra. Aku teringat dulu aku sangat suka bermain di sini. Ada pohon mangga yang banyak sekali buah. Dulu waktu kecil aku, Kak Dimas, Salsa, dan Zahwa sering sekali bermain di sini. Kak Dimas yang pandai memanjat pohon mangga, aku yang menangkap buahnya, Salsa yang mengupas buahnya, dan Zahwa yang membuat sambal kacangnya. Indah sekali masa kecil kami. Namun sekarang sudah terpecah belah. Dimana Salsa dan Zahwa yang ada masalah sampai-sampai orang tua pun ikut campur. Dan sekarang keluarga ini sudah pecah. Ingin sekali aku memperbaiki pecahan itu.

"Gus kenapa melamun" tegur Usman yang membuyarkan lamunanku

"Ndak papa, ya sudah kita pulang saja ke Ndalem"

"Lho... Kan kita baru sampai di sini Gus" protes Usman

"Iya tapi sudah tidak mood di sini" ucapku padanya

Usman pun menurut saja. Akhirnya kami pun kembali lagi ke Ndalem.

***

Aku nikmati kopi sore hari ini di belakang ndalem. Karena hari ini hari Jum'at kegiatan pondok libur. Aku buka ponselku yang terdapat notifikasi pesan dari Ning Sila.

  From: Ning Sila

Assalamu'alaikum Gus
Maaf jika ada sesuatu yang terjadi tak mengenakan

Wasalamu'alaikum

Apa maksud dari pesan Ning Sila? Tanpa banyak pikir. Aku langsung telpon Ning Sila. Namun nihil tidak ada jawaban dari Ning Sila. Sudah berkali-kali aku hubungi. Tetap saja tidak ada jawaban. Dan sekarang justru nomornya tidak aktif.

Aku langsung menemui Ustad Jufri. Siapa tahu Ustad Jufri bisa menolongku.

Aku menuju rumah para Ustad. Ku ucapkan salam di depan pintu rumah.

"Eh Gus Alyas, monggo masuk" ucap ustadzah Ziya istri Ustad Jufri.

"Inggih ustadzah"

Beberapa menit aku menunggu Ustad Jufri akhirnya Ustad Jufri muncul juga. Ingin rasanya berkata lama sekali padanya. Namun di sini ada Ustadzah Ziya aku urungkan niatku.

"Maaf Gus lama hehe" ucap Ustad Jufri dengan cengirannya.

"Iya sudah, sekarang ustad dengerin saya, saya ada masalah" ucapku

"Masalah apa Gus?" tanya Ustad Jufri.

Aku lihat istri Ustad Jufri pergi meninggalkan kami, kepekaan yang luar biasa.

Aku ceritakan masalahku tentang Ning Sila dari A sampai Z. Ustad Jufri menyimak ceritaku dengan khusyuk.

"Perlu diselidiki Gus" ucapnya

DARUSALAM LOVE✔(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang