Part 3

14.5K 863 3
                                    

***

Hari dimana menjadi sakral, karena hari ini pasangan Ning Salsabila dengan Ustad Faruq dilaksanakan.

Perih yang kurasa. Aku berusaha membendung air mataku agar tak terlihat keluarga dan yang lainnya.

Saat ini aku, Kak Lia, umi, Bude Ruqoyah sedang berada di kamar Kak Salsa. Kami menemani Kak Salsa sampai ijab qobul selesai. Sedangkan nenek dan Bude Sarah sedang mengurusi para tamu.
Aku duduk di kursi tempat dimana Kak Salsa belajar. Aku melihat buku berwarna pink kecil. Entahlah itu buku apa. Aku juga melihat buku tentang Aisyah RA. Aku pun berniat mengambilnya untuk membacanya.

"Kak Salsa, aku pinjem buku Aisyah RA yah" pintaku

"Iya dek ambil aja" jawab Kak Salsa

Aku menarik buku itu, dan dapat ku ambil tapi buku kecil berwarna pink itu terjatuh dan terbuka. Aku ambil buku itu, dan tanpa sengaja aku membacanya.

Ustad Faruq...
Ustad, jika engkau tahu bagaimana perasaanku, pasti aku sangat bahagia. Namun kau tak tahu
Dalam hatimu kau mencintai adikku Zahwa. Yah aku akui dia sangat cantik dan cerdas. Dia cocok untukmu. Aku kubur rasa ini. Agar kau dan Zahwa bahagia....

Salam cinta yang tak terbalaskan,

Salsabila Maryam

Sungguh aku tertegun dengan tulisan Kak Salsa. Jadi selama ini Kak Salsa mencintai Ustad Faruq. Dia rela mengorbankan cintanya demi diriku. Sungguh aku sangat jahat padanya. Dia yang selalu kucurhatkan tentang Ustad Faruq. Begitu sabarnya Kak Salsa. Aku mulai meneteskan air mata.

Sekarang aku harus benar-benar melupakan Ustad Faruq. Aku harus rela mengorbankan perasaanku. Bismillah....
Aku langkahkan kaki ku ke kamar mandi untuk mencuci muka ku agar tak terlihat jejak-jejak air mata.

Tedengar suara ijab qobul dimulai. Kak Salsa begitu gugup. Bude Ruqoyah setia di samping Kak Salsa.
"Saya terima nikahnya Salsabila Maryam binti M. Basir dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai" Suara Ustad Faruq dengan lantang.

"Sah" suara para hadirin

Bude Ruqoyah menangis bahagia dan mencium pucuk kepala Kak Salsa. Umi, Mbak Lia juga melakukan itu. Aku langsung memeluk Kak Salsa. Aku tak bisa membendung air mataku. Aku menangis dipelukan Kak Salsa.

"Dek maafin kakak karna udah ngerebut ust..."

Akuu potong ucapan Kak Salsa

"Justru aku yang minta maaf kak, sudah yah, jangan nangis nanti make up nya hilang terus Ustad Faruq eh Kak Faruq ngga liat kak Salsa pake make up, kan sayang udah cantik banget" ucapku panjang kali lebar.

Semua orang terkekeh dengan kata-kataku. Kak Salsa tersenyum dan mencium pucuk kepalaku. Aku pun tersenyum. Rasa bahagia menyelimutiku.

Kami menamani Kak Salsa untuk menemui Kak Faruq. Yah sekarang aku akan memanggilnya Kakak. Karena dia sudah menjadi kakakku.

Aku perlihatkan raut bahagiaku kepada semua orang. Mungkin ada yang menatapku iba. Tapi aku tak mempermasalahkan. Yang jelas aku benar-benar bahagia. Karena aku percaya skenario Allah sangat indah. Mungkin jalan ini yang harus aku lalui.

Umi dan Nenek mendekatiku. Mereka tersenyum padaku. Aku membalas senyuman itu dengan senyuman termanisku. Umi dan Nenek merasa bangga kepadaku. Aku bersyukur karena ujian yang aku lalui ini bisa membuat orang tersayangku bangga.

Kak Dimas memberikan kue untukku. Aku menerimanya. Dengan keusilannya dia memoleskan cream ke wajahku. Aku sungguh kesal. Aku membalas perlakuan Kak Dimas. Namun sayang Kak Dimas bisa menghindar, dan yang terkena Kak Alyas yang sedang lewat di depanku.

DARUSALAM LOVE✔(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang