Cukup dengan melihat senyummu
Bebanku hilang seketika
..........***
Zahwa POV
Aku terbayang-bayang melihat senyuman Kak Alyas. Ya Allah ada apa ini? kenapa ada sesuatu yang aneh?
"Doooorrrrr" Mbak Muna dan Dina mengagetkanku
"Ih... kalian ngagetin aja sih" ucapku kesal
"Hehe maaf Ning, lagian sampeyan ngelamun aja" ucap Mbak Muna
"Jangan melamun Ning, pak dosen 5 menit lagi ke kelas lho, yuk masuk" ajak Dina menarik tanganku.
Aku, Dina, dan Mbak Muna pun menuju kelas.
Dalam perjalan ke kelas aku melihat Sinta. Yah, Sinta orang yang memberikanku surat kaleng itu. Jujur aku penasaran siapa sebenarnya penulis surat kaleng ini. Dengan cepat aku langsung menghampirinya. Sedangkan Dina dan Mbak Muna mengikutiku dengan kebingungan.
"Mbak Sinta bisa bicara sebentar?" pintaku
"Emm.. Ning... maaf Ning saya ada kelas, saya tinggal dulu Ning, permisi" ucapnya berlalu
Sikap Sinta yang seperti ini membuatku curiga. Apakah Sinta ada dibalik surat ini? Atau bisa jadi Sinta sendiri yang menulis surat kaleng ini? Astaghfirullahal'adzim aku telah berprasangka buruk padanya.
"Kenapa Ning?" tanya Mbak Muna
"Ndak papa kok, yuk kita masuk kelas" ajakku
Kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju kelas kami.
***
Sore ini seperti biasa aku mengajar Madrasah Diniyah. Yah, sekarang aku mengajar lagi.
Aku, Ustadzah Ziya, dan Ustadzah May melangkahkan kaki kami menuju kantor pondok.
"Saya kadang jengkel dengan murid saya yang ngantuk saat pelajaran" cerita Ustadzah May
"Hehe memang banyak murid yang seperti itu" tambah Ustadzah Ziya
"Iya betul, tapikan setidaknya kita tegur mereka" ucapku
"Iya Ning sudah ditegur, tapi yah tetep saja satu menit ke depan sudah tidur lagi" terang Ustadzah May
"Yah disuruh wudhu saja Ustadzah" saran Ustadzah Ziya
Ustadzah May pun mengangguk. Dan setelah itu bel masuk berbunyi. Kami pun segera memasuki kelas yang sudah ada dijadwal.
Aku langsung masuk ke kelas 3 B Diniyah. Tanpa memandang siapapun karena buku-buku yang aku bawa sangat banyak, karena di kelas 3 B ini banyak murid yang berjumlah 30.
Dan tiba-tiba
Bruuukkk
Semua buku yang aku bawa terjatuh di lantai. Aku refleks langsung membereskan buku-buku yang berserakan.
"Afwan, kakak bantu dek" ucap Kak Alyas.
Yah Kak Alyas yang menabrakku. Entahlah aku atau Kak Alyas yang salah.
Tanpa sengaja tangan kami bersentuhan
"Astaghfirullahal'adzim" ucap kami bersamaan
Aku dan Kak Alyas refleks langsung mengangkat tangan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARUSALAM LOVE✔(Sudah Terbit)
RomanceSeorang putri Kyai pendiri majlis Darusalam yang cerdas nan cantik yang menjalankan pendidikan di pondok pesantren Darusalam milik kakeknya. Baca juga sequel dari cerita Darusalam Love yang judulnya Tulisan Ghifari yah...☺ #Zahwa #Alyas