Part 6

12.9K 790 0
                                    

Malam ini suasana sangat mendukung, angin yang teratur, bulan yang bersinar terang. Mata pun tak bisa berkedip melihat bintang-bintang di atas langit sana.

Tiba-tiba terdengar suara yang mengganggu telingaku, aku langkahkan kaki  menuju suara teriakan yang terdengar sangat kencang.

Suara itu di dalam kamar Kak Dimas dan Kak Lia. Aku ketuk pintu.

"Kak Lia ada apa?" tanyaku khawatir

"Dek, tolong" ucap Kak Lia sambil menangis.

Aku langsung membuka pintu, kebetulan kamar Kak Lia tidak dikunci. Aku kaget setelah melihat  keadaan  Kak Lia yang memprihatinkan. Kak Lia memegangi perutnya. Aku hanya berpikir Kak Lia akan melahirkan. Aku melirik sekeliling ruangan tiada orang, dimana Kak Dimas? Oh ya aku lupa tadi sore Kak Dimas ada di kota untuk mengisi pengajian.

"Sebentar Kak, Zahwa mau cari bantuan dulu"

Aku langsung pergi untuk mencari bantuan. Tujuanku hanya satu menuju kamar bude Sarah.

"Bude, ini Zahwa"
Pintu kamar Bude Sarah terbuka, dari matanya terlihat sangat mengantuk

"Bude, Kak Lia mau melahirkan" ucapku spontan

"Ya Allah, sekarang Lia dimana?"

"Di kamarnya"

"Ya sudah, Nduk kamu cari Pakdemu dan Alyas, mereka ada di gazebo belakang" ucapnya
"Inggih Bude, Zahwa ke sana dulu" ucapku berlalu.

***

Keluarga Ndalem sekarang sedang cemas. Setelah lama menunggu Kak Lia melahirkan.

"Alyas, bagaimana Kakakmu?Apakah dia pulang?" tanya Pakdhe Ali

"Alyas sudah hubungi, kata Kak Dimas sedang dalam perjalanan" terang Kak Alyas

Sekarang aku, nenek, kakek, Pakde Ali, Pakde Bashir, Kak Alyas menunggu di luar ruangan. Dan Bude Sarah menemani Kak Lia di dalam.
Aku lafalkan ayat-ayat Allah untuk mendoakan Kak Lia. Kakek terus berdzikir, nenek juga.
Sedangkan Buhe Ruqoyah, Kak Salsa, Kak Faruq tetap di pondok. Untuk menjaga pondok.

Kak Dimas datang dengan wajah khawatir, dia langsung menanyakan Kak Lia. Bude Sarah keluar dan digantikan Kak Dimas.

"Le, antarkan Zahwa ke rumah" perintah Budhe Sarah pada Kak Alyas.

"Ngga usah Budhe, Zahwa mau tetap di sini"

"Nduk besok kan kamu kuliah, terus ngajar, kamu butuh tenaga buat besok" ucap Bude

"Iya Nduk, benar apa yang dikatakan Budemu" ucap nenek

Aku pun menurut saja. Toh itu juga demi kebaikanku

"Bude, nenek, nanti salamin ke Kak Lia sama dedek bayinya" ucapku yang diangguki mereka

Aku dan Kak Alyas pun pamit kepada keluarga yang ada di situ.

Kami menelusuri jalanan malam dengan keadaan hening. Tanpa suara. Ini membuatku jenuh.

Sekitar 30 menit perjalanan kami sampai Ndalem. Jujur aku risih karena di Ndalem tidak ada kakek dan nenek, yang ada hanya Bude Ruqoyah, Kak Salsa, dan Kak Faruq yang aku takuti.

Entah dapat ilham dari mana, Kak Alyas seperti tahu pikiranku.

"Dek, tidak usah khawatir, akak akan tidur di depan kamarmu, Kakak akan menjagamu" terang Kak Alyas

Aku menatap Kak Alyas dengan mata yang berbinar. Sungguh terima kasih Ya Allah telah menghadirkan sosok kakak yang melindungiku. Aku tersenyum dan mengangguk tanda iya.

"Ya sudah kamu istirahat, sudah malam tidur" perintah Kak Alyas.

Aku pun masuk ke dalam kamar, dan mengambil selimut dan bantal untuk Kak Alyas.

"Kak ini selimut sama bantal"

"Ngga usah dek, ini buat adek aja"

"Zahwa ada lagi kak, udah lah ini pake aja" perintah ku.

Kak Alyas pun menurut saja. Dan mengambil bantal dan selimut di tanganku.

"Dek, makasih"

"Iya sama-sama kak"

Aku pun masuk ke dalam kamar. Aku mengambil wudhu, setelah itu kurebahkan badanku ke ranjang, aku berdoa sebelum benar-benar memejamkan mataku. Setelah itu aku terlelap ke dalam tidur malamku.

***

Pagi ini aku mengajar di Tsanawiyah. Sekitar jam 9 aku masuk kuliah. Jadwal hari ini padat. Bahkan nanti habis ashar rencananya aku dan Kak Alyas akan menjemput Kak Lia dan yang lainnya. Alhamdulillah sekarang Kak Lia dan Kak Dimas sudah menjadi  orang tua.  Anak mereka perempuan, senang sekali punya keponakan perempuan. Rasanya ingin sekali melihat putri dari Kak Lia dan Kak Dimas.

Aku keluar dari kelas Tsanawiyah. Kulangkahkan kakiku menuju fakultasku

Kulihat teman-temanku sedang menantiku. Kulambaikan tangan, mereka pun juga melambaikan. Ku langkahkan segera kakiku menuju Dina dan Mbak Muna.

"Assalamu'alaikum" salamku

"Wa'alaikum salam" jawab mereka

Kami bersalaman ala sahabat. Kami pun menuju ruang pembelajaran bersama. Karena kami satu fakultas dan satu kelas juga.

***

Sore ini aku dan Kak Alyas berencana menjemput Kak Lia dan yang lain. Kami juga mengajak Alif dan Kang Rahman sopir keluarga Ndalem.

Sekitar 30 menit kami sampai di rumah sakit. Kami di sana disambut dengan dedek bayi yang imut, yah siapa lagi kalau bukan putri Kak Lia dan Kak Dimas.

Setelah mengurusi administrasi rumah sakit. Kami sekeluarga pulang ke rumah.
Dalam perjalanan kami semua bercanda tawa. Sungguh bahagia sekali keluarga ini. Yah karena kehadiran keluarga baru siapa lagi kalau bukan putri Kak Lia dan Kak Dimas. Ditambah lagi akan ada kehadiran anak Kak Salsa dan Kak Faruq.

DARUSALAM LOVE✔(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang