Part 18

11.7K 717 7
                                    

***


Zahwa POV


Kak Salsa memanggilku. Aku pun segera memenuhi panggilannya. Setidaknya aku senang. Kak Salsa mau berbincang-bincang denganku lagi.

Sampai di depan kamar Kak Salsa. Aku mengetuk pintu. Dan Kak Salsa keluar dari kamar.

"Ayo Zahwa masuk" ucap Kak Salsa mempersilahkan aku masuk kamarnya

" Ndak Kak, lebih baik kita bicara di balkon saja"

Jika saja aku masuk kamar Kak Salsa. Aku benar-benar orang yang tidak tahu malu dan tidak sopan. Karena aku faham, kamar Kak Salsa bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan suaminya yaitu Ustad Faruq.

Aku dan Kak Salsa duduk di kursi yang berada di balkon. Kak Salsa menatapku.

"Dek... Kakak pengin alpokat yah " ucap Kak Salsa

"Biar Zahwa ambil di kulkas Kak" ucapku beranjak dari kursi.

"Jangan dek.. Emm... Maksud kakak di kulkas ndak ada alpokat soalnya tadi kakak sudah lihat di kulkas" terang Kak Salsa

Aku mengangguk percaya.

"Adek mau kan beliin alpokat di pasar?" pinta Kak Sala

"Mmm tapi sudah sore Kak, besok aja, lagian kan pasar udah tutup" saranku

"Tapi Kakak pengin dek, kamu ndak kasihan sama kakak?" tanyanya

"Ya Allah.... Jangan bicara kaya gitu, oke deh Zahwa cari buah alpokatnya"

"Ya sudah adek langsung beli, ini uangnya" Kak Salsa memberikanku uang

Aku menolak uang dari Kak Salsa. Bukan maksud aku sombong. Maksudku Kak Salsa adalah Kakakku saudaraku mana mungkin aku membelikannya alpokat dengan uangnya.

Aku bergegas mencari Kang Muh untuk mengantarkanku membeli alpokat. Aku juga membawa Dina untuk menemaniku. Sedangkan Mbak Muna sedang sibuk mencuci bajunya.

"Dek kok belum berangkat?" tanya Kak Salsa

"Itu kak, Zahwa cari Kang Muh dulu buat nganter Zahwa sama Dina beli alpokat" terangku padanya

"Oh... Kang Muh lagi keluar sama umi" ucap Kak Salsa

"Ya sudah Zahwa naik angkutan aja Kak"

"Iya dek, hati-hati"

"Oke deh Kak"

Aku dan Dina meninggalkan Pondok Darussalam.

Hari mulai gelap, sebentar lagi adzan maghrib. Kami putuskan untuk sholat di mushola terdekat.

Setelah memenuhi kewajiban kami. Kami langsung mencari toko buah untuk membeli alpokat. Namun sayang, banyak toko yang kehabisan buah alpokat. Kami terus mencari di setiap toko buah.

"Ning hampir setengah jam lho kita cari buah alpokat tapi ndak dapet-dapet " ucap Dina yang hampir frustasi

DARUSALAM LOVE✔(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang