[mom💕]
Sabtu besok Mom sudah di rumah, Momy sangat merindukanmu Jungkook.
Manik sehitam jelaganya masih tertancap pada layar datar dalam genggaman. Jungkook tidak berkeinginan membalas pesan dari ibunya, meski tentu saja rindu sedang membuncah dalam hatinya. Dia enggan menuliskan rasanya pada aksara.
Lantas ia meletakkan benda pipih itu di atas meja, kemudian mengganti pakaiannya dengan kaos yang semalam ia pakai. Lalu merapikan kamar yang belum sempat ia rapikan pagi tadi. Jungwoo pulang sedikit terlambat sebab ia membeli makanan untuk mereka berdua. Sedang Jimin masih menghadiri pertemuan Himpunan mahasiswa jurusan.
Angin musim gugur di sore hari ini sedikit membuat tubuh menggigil, semoga Jungwoo memakai baju dengan benar di luar sana. Jungkook khawatir karena kebiasaan pemuda itu yang selalu lupa memakai pakaian hangat. Getaran ponsel kembali menyadarkan Jungkook dari kegiatannya yang entah sejak kapan sudah berdiri di depan jendela.
Pesan dari ibu kembali terlihat,
[mom💕]
Kenapa tidak di balas?
Putraku tidak merindukan ibunya ternyata.Jungkook tersenyum simpul, wajah merajuk ibunya tergambar. Lalu telunjuknya menekan nomor sang ibu untuk panggilan suara. Nada sambung terdengar panjang, Jungkook memutuskan menutup Jendela setelah angin menerbangkan buku catatannya di atas meja.
Ibunya tak kunjung menjawab panggilannya, berakhir terputus karena ibunya menutup secara sepihak. Sesaat setelahnya notifikasi pesan masuk, dari ibu.
[mom💕]
Maaf sayang, Mom sibuk. Sampai bertemu besok sabtu cintanya Momy.
Alasan sama setiap Jungkook melakukan panggilan suara, dia tahu ibu sedang menyembunyikan sesuatu. Jungkook tidak habis pikir, kenapa ibu begitu bekerja keras untuk menyembunyikan lukanya. Lagi pula Jungkook bukan anak kecil yang mudah dibohongi.
"Aku pulang. "
Jungwoo berseru dari depan pintu, dia membawa kantong plastik di tangan kanan dan kirinya berisi makanan. Jungkook datang membantu membawakan.
"Ada kakakmu di depan, katanya ingin bicara. "
"Sehun hyung?" Jungwoo mengangguk singkat, lalu mengambil lagi kantong plastik di tangan Jungkook.
Sehun tersenyum melihat sosok adiknya muncul dari depan pintu. Dia datang bukan tanpa alasan, hanya saja Sehun ingin melihat adiknya baik-baik saja.
"Hyung menginap di sini? " Jungkook bertanya setelah memastikan pintu kamar tertutup sempurna.
Sehun mengerling, "ya begitulah, laporanku terlalu banyak. Mau lulus saja repot begini. "
"Ingin bicara apa Hyung? "
Jungkook kembali mengingatkan sang kakak atas tujuannya. Sehun kemudian membawa adiknya untuk merapat di pembatas koridor kamar. Memandang area asrama dari lantai tiga, angin bergantian menerbangkan surai mereka yang berbeda warna.
"Sudah tahu Mom dan Dad pulang sabtu besok? "
Jungkook mengangguk, "baru saja mom mengirimiku pesan, giliran aku menelpon tidak diangkat malah dimatikan. " adunya kemudian.
"Mungkin sedang sibuk bekerja. "
"Atau sibuk bertengkar dengan Dad? "
Sehun menghela napas, inginnya ia tidak membahas topik ini akan tetapi Jungkook malah mengungkitnya. Mungkin Sehun sudah kebal dengan pertengkaran kedua orang tuanya yang ia lewati semenjak kecil. Namun Jungkook tidak seharusnya ia mengalami ini, dia terlalu berharga untuk mendengarkan omong kosong dari para orang dewasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/118212275-288-k798398.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Glasses
FanfictionTaehyung tahu bahwa Taeyong tidak menyukai kehadirannya, akan tetapi Taeyong menyayangi dirinya seperti ayah dan ibu lakukan dulu. Selama ada Taeyong, Taehyung tidak takut apapun. Dokter Kim Seokjin juga mengatakan jika Taeyong akan selalu menyayang...