[02]; Chess

878 173 14
                                    

The Royal; Un-invited
[02]; Chess

The Royal; Un-invited[02]; Chess

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HWALL merasa ngantuk.

Padahal udah pesen Amerikano versi Na Jaemin---Temennya Minjoo, tapi bukannya matanya kebuka, malah lemes kaya udah mau koit.

Awalnya Hwall memaksa nyetir. Tapi Jeno yang sebenernya bisa nyetir tapi mager, memaksa untuk menggantikannya nyetir.

Ya gimana ngak maksa? Hwall nyetir hampir nabrak palang pembatas tol! Bisa-bisa nyawa mereka melayang sampe nirwana. Jadi Jeno mengambil inisiatif untuk menggantikan Hwall nyetir, karena faktor paksaan dari temen-temennya, dan karena faktor dia belum mau mati muda.

Setelah satu jam berkendara, mereka terjebak macet. Ngak parah-parah banget, tapi tetap dapat membuat perjalanan mereka terhambat sekiranya satu jam dari waktu yang semestinya. Jalannya lama banget kaya jalanan Jakarta. Jeno sampe kesel sendiri gara-gara kakinya pegel mau nginjek gas tapi depannya ada halangan. Kan gak lucu kalo ada headline judulnya "Anak SMA nge-Gas Hingga Mennyebabkan Kecelakaan"

Lewat spion tengah, Jeno melihat keadaan teman-temannya.

Hwall udah ketiduran di bangku paling belakang. Gowon yang di sebelahnya sedang memainkan laptopnya, sesekali menoleh ke jalanan. Minjoo tampak sedang mengetik sesuatu di ponselnya. Soobin lagi makan rotinya sambil melihat kearah jendela.

Tok. Tok.

"Siapa tuh?" ujar Gowon ketika mendengar ada orang yang mengetuk jendela mobilnya. "Lho, njir? Kok ada motor masuk ke tol sih?"

Jeno ngak langsung buka kaca. Ya kali dia buka kaca, terus orang tak dikenal ini masukin granat. Bukan liburan ke villa malah liburan ke Taman Eden dan gak balik kali.

Mobil-mobil lain membunyikan klakson mereka---Bentuk protes karena ada aja motor masuk ke jalan tol, yang bikin tambah macet pula. Orang itu makin keras mengetok jendela hingga Hwall dan Soobin terbangun. "Apaan anjir?" tanya Hwall karena terganggu dengan suara itu. "No, coba buka deh."

"Lo gila? Kalo dia masukin granat gimana?" ujar Jeno.

"Gue merasa dia gak ada niat jahat," ujar Hwall. "Kalo dia jahat, dia pasti udah mecahin kaca jendela."

"Coba buka deh." Gowon merasa Hwall ada benarnya. Toh, Hwall bisa astral projection, siapa tahu kelebihan Hwall itu di-bonus-i dengan terkaan yang tepat sasaran. "Daripada nanti kita yang di kejer polisi?"

Dengan ragu Jeno membuka kaca jendelanya. Ia terkejut karena tiba-tiba orang itu memasukan sekotak papan catur lipat, kemudian pergi. Selang beberapa menit kemudian, jalanan kembali berjalan, malah lancar jaya sampe mereka langsung nyampe ke rumah makan tujuan pertama mereka tanpa memeriksa kotak catur itu terlebih dahulu.

"Orang itu siapa njir? Gabut banget kasi kotak catur beginian?" Hwall menggoyangkan kotak itu dengan bar-bar. Soobin yang ngeliat langsung merampas kotak catur itu. "Rusak ntar njir." Lalu, pemuda Choi itu melihat di sekeliling kotak itu, berusaha membukanya. "Ini mau dibuka gimana coba? Gak ada bukaannya? Masa di cungkil?"

"Itu ada gemboknya njir." Tunjuk Gowon. "Ada passwordnya juga, coba nol tiga kali."

"Lo kata password hape lu, nolnya tiga kali?" tukas Minjoo. "Tapi coba aja deh."

Soobin mencoba memasukan sandi tiga angka yang dikatakan oleh Gowon. Namun gembok itu tidak terbuka. "Gabisa."

"Trus gimana?" tanya Gowon. "Eh, Jeno mana njir? Toilet lama amat?"

Bug. Jeno melempar sebuah tang ke meja makan mereka. Untuk mbak-mbak restonya lagi sibuk semua, kalo ketahuan udah di damprat kali si bucing.

"Dapet darimana anjir?" tanya Gowon.

"Bawa dari rumah lah, biasa, cita-cita dia jadi tukang bangunan," sahut Hwall. Jeno memutar kedua bola matanya, "Gue penasaran njir."

Dengan cepat, Jeno membuka gembok itu dengan tang yang dibawanya. Namun tetap saja tidak bisa. Bahkan sampai makanan mereka datang, kotak itu tidak bisa dibuka. Jeno dan Soobin sampe kesel.

"Au ah!" Soobin ngelempar kotak itu ke meja makan---Untung ngak masuk ke kuah sayur lodehnya dia. Matanya yang menyorot sorot kekesalan itu mengikuti arah gerak Minjoo yang hendak mengambil kotak catur itu, "Joo, udah gausah diotak-atik, gue bakar aja---Anjir?! Kok bisa kebuka?"

Sontak mereka gak jadi makan gara-gara fokus mereka teralih kepada Minjoo yang berhasil membuka gembok itu.

"Caranya gimana njir?" tanya Jeno.

"Jumlah kotak putih di kali jumlah kotak hitam, lalu pangkat dua." Kalo udah nyangkut matematika gini Jeno langsung gak semangat. "Kok bisa?"

"Gue mikir, yang kelihatan di luar kotak ini cuma 64 kotak hitam-putih. Lalu pangkat dua itu, gue kira-kira."

"Beda emang kalo lo temenan sama cicitnya Einstein."

Kotak itu terbuka, dan dengan segera memancing guratan bingung di kening mereka. Pasalnya, bidak catur yang seharusnya ada 16 buah, kini hanya ada tiga. Lantas kemana sisanya?

"Kok cuma segini? Masa kita disuruh main tapi pionnya cuma tiga gini?" ujar Gowon.

"Kuda putih, raja hitam, benteng hitam." Minjoo mengeluarkan tiga bidak itu, dan secarik kertas di dalam kotak catur itu. "Si Kuda dipanggil Park, Si Raja adalah Choi, dan Si Benteng adalah Lee." Manik Minjoo menatap ketiga temannya, kemudian maniknya beralih kepada Hwall. "Kayaknya orang itu bakal dateng lagi deh, soalnya cuma Hwall yang belum dapet bidak."

"Gue doang? Lo?" Hwall terlihat heran.

"Di starbak, gue dapet ini." Minjoo merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah bidak berwarna hitam dari sakunya. "Mungkin dari orang yang sama, itu artinya, cuma lo yang belon dapet."

"Bentar-bentar, apa faedahnya ngasi kita ginian?" Soobin melihat bidak raja yang ditunjukan kepadanya. "Gue tahu gue kaya, tapi raja itu gaguna banget, cuma bisa kabur kalo didesak, gak bisa kaya menteri atau ratu yang bisa jalan, loncat, ngepot kemana-mana."

"Benteng cuma bisa maju miring cantik njir," protes Jeno. "Tapi masih mending daripada pion, dua-satu-satu doang."

"Kuda bisa apa?" Gowon mengambil bidak kuda putih yang katanya untuknya. Ia melihat-lihat bidak itu kemudian menghela nafasnya, "Masa kita harus kena urusan-urusan kaya di sekolah sih?"

"Mending makan dulu deh," ajak Hwall. "Keburu dingin, ngak enak, nanti."

Akhirnya, mereka memutuskan untuk melanjutkan makan mereka. Hingga Soobin teringat sesuatu, kemudian ia bertanya pada Minjoo yang sedang melahap sate ayamnya.

"Joo, bidak lo tadi apaan?"










































"Ratu," jawab Minjoo pendek. "Ga guna kok."

Ps: waktu liburan ahay ahay tapi cm dua minggu :))) sad life emang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ps: waktu liburan ahay ahay tapi cm dua minggu :))) sad life emang

gue coba ya, ini bisa selesai sampe chapt berapa awoakwok

the royal: un-invited | 00 line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang