Chpt 12 - Kalung

20.4K 1.8K 51
                                    

Adeline sampai di sebuah pinggiran kota. Didepannya sebuah 'Club' malam terbesar sedang ramai pengunjungnya. Gadis itu mengganti pakaiannya menjadi gaun pendek selutut merah maroon. Rambutnya di gulung ke atas, lalu di jepit hingga kuat dan tidak kendor.

[Apa yang anda lakukan ke sini?]

"Dalam ingatan tubuh ini. Ada seorang wanita bernama Maya, orang itu memiliki salah satu benda berharga milik tubuh ini. Mendapatkan benda itu kembali sambil melihat-melihat tidak salah kan."

[Baiklah. Tapi tolong jangan membuat masalah besar nantinya. Jangan sampai identitas anda di temukan, keluarga anda akan dalam bahaya.]

"Aku paham."

Setelah mengobrol dan menutup komunikasi antara dia dan sistemnya. Adeline melihat di depannya sosok pemuda muncul dalam udara.

"Halo, Ibu!"

"Jangan panggil aku seperti itu!"

Adeline tidak tahu bagaimana memberitahu sistemnya ini bahwa memanggilnya ibu sama saja dengan membuat reputasinya hancur. Rano hanya terkekeh. Keduanya berjalan berdampingan menuju pintu Klub. Keduanya langsung di hentikan oleh penjaga di sana.

"Mana tanda pengenal kalian?"

Adeline dan Rano saling melirik, keduanya mengangguk bersamaan. Rano mengulurkan tangannya ke belakang seakan dia sedang mengambil sesuatu di kantong belakangnya. Yang tidak ada yang tahu adalah di tangannya tiba-tiba muncul 2 kartu identitas.

Rano tersenyum puas dan menyerahkan kartu itu pada pria besar di depannya. Penjaga mengambilnya dan melihat antara identitas di kartu dan keduanya, mengangguk ke arah mereka saat dia rasa semuanya sesuai.

"Silahkan masuk."

Adeline lebih dulu masuk, tangannya menarik tangan pemuda di belakangnya. Saat mereka masuk ke dalam sana, suara musik keras hampir merusak gendang telinga gadis itu. Rano langsung memasang 2 alat penyumbat dari sistem padanya.

Setelah itu, Adeline tidak lagi mendengar suara keras dan jelek itu, hanya iringan pelan saja. Tapi dia masih bisa mendengar percakapan orang-orang di sekitarnya.

Gadis itu langsung naik ke lantai 2 yang menjadi tempat Maya sering nongkrong bersama teman-temannya. Mereka memiliki tempat yang kosong dan duduk disana. Pelayan juga datang dan menyerahkan minuman seperti Wine dan Jus pada keduanya.

Adeline mengambil Wine putih di meja dan menyesapnya. Matanya melihat ke tempat sekitarnya dengan bantuan layar sistem yang diberikan Rano padanya. Dia akhirnya sampai di ruangan paling ujung dan melihat seorang wanita yang di kelilingi oleh pria.

"Apa sudah ketemu?" Rano bertanya dan mendekati layar monitor. "Wow... wanita ini sangat serakah rupanya."

Adeline mengangguk dan melihat leher wanita itu ada kalung Blue Ocean yang menjadi miliknya. Beruntung dia membawanya, jadi tidak perlu ke rumah orang itu lagi.

Dia langsung bangkit dan menggerakkan kepalanya ke samping untuk Rano ikut dengannya. Pemuda itu bangkit dan berjalan berdampingan dengannya. Gadis itu sengaja mengalungkan tangannya di lengan pemuda itu, sehingga keduanya terlihat seperti pasangan di mata orang-orang.

Beberapa orang yang melihatnya langsung terpesona dengan penampilan keduanya. Apalagi gadis itu yang memiliki darah campuran Asia-Eropa hanya dengan melihatnya sekilas.

Saat sampai di ujung ruangan. Rano langsung menarik bahu Adeline sehingga keduanya sangat dekat. Maya juga melihat kedatangan keduanya, tetapi dia langsung terpesona pada wajah tampan Rano.

"Halo kalian berdua." Maya bangkit dan menyapa keduanya dengan ramah. "Apa kalian ingin bergabung denganku?"

Adeline langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi malu-malu. Dia menatap ke arah Maya dengan wajah memerah. "Bisakah kami?"

"Tentu saja! Ayo kemari dan duduk di dekatku." Maya menepuk sofa di sampingnya. Dia berbalik melihat orang-orang di dekatnya dengan kesal. "Kenapa kalian masih tidak pergi? Pergi dari hadapanku!"

"Baik Nyonya!"











Bersambung.....

THE FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang