bagian kelima 🖐️

70 17 0
                                    

Nabila melempar baju olahraga di atas meja dengan keras, membuat Cici yang tengah melamun tersentak begitu saja. Nabila menduduki bokong ke kursi kasar serta wajah sebal yang terbit.

"Lu ada apa la, Nab?" yanya Cici keheranan.

Nabila diam saja tak menggubris pertanyaan Cici. Dia memasukkan baju olahraga ke dalam tas hitam dan mengunci risleting dengan kasar. Tiba-tiba Alexa datang dengan nafas tersengal-sengal mendekati Nabila dan Cici.

"Ada apa o, Xa?" tanya Cici dengan tingkat kekepoan tinggi. Alexa menarik nafasnya, Inhel-exhel.

"Gak sengaja meet sama Kak Adrian tadi di WC," jawab Alexa dengan nafas yang mulai stabil. Cici mengentak meja tiba-tiba. Ia berdiri dan bercekak pinggang. "Apa? Mana itu olang? Pengin oe gorok dia punya kepala."

Alexa menarik kursi sembarangan kemudian duduk di samping Nabila, "You masih marah dengan Kak Adrian?" tanyanya pelan. Sedikit ragu untuk mengucapkan itu.

Nabila menoleh kearah Alexa dengan tersenyum miring, "Gue gak marah! Tapi gue benci!" Pipi rahangnya mengeras. Nabila memiringkan kepalanya ke kiri

"CUIHH!"

Alexa terlihat sedikit ketakutan. Kelas masih sepi, anak-anak lain masih belum kembali ke kelas. Mungkin ini saatnya. Pikir Alexa.

"Nab? Lo gak mau ngasih second chance untuk Kak Adrian? Maybe, dia masih bisa berubah? I see dia nyesal udah nyakitin lo,"  usul Alexa serius.

Nabila terdiam lalu mendesis tajam,
"Yang ada kalo gue ngasih kesempatan buat dia lagi, gue bisa di bunuh, lo semua kan tahu gimana gilanya tuh orang!" tukas gadis itu menatap tajam kedepan dengan tangan terkepal.

Ia menoleh ke Cici dan Alexa "semua cowok tuh sama aja. Bisanya cuman pake emosi!"

"CIH..!" Nabila meludah untuk kedua kali. Ruangan kelas itu beku, seolah memang tempat itu terlalu dingin untuk bersuara. Mereka bertiga terdiam.

Tapi tiba-tiba Wani datang dengan nafas yang terpotong-potong. Ia mendekat seperti ingin memberitahu sesuatu.

"ADA YANG KELAHI!!!" pekiknya yang membuat heboh. Erin yang tertidur tadinya ikut terbangun. Ia mendekati meja Nabila dengan tak kalah heboh. Menjerit-jerit seperti cacing kepanasan.

"ARGGGGHH GEMPA BUMI! ADA GEMPA BUMI! KELUAR CI! KELUAR SEMUAA!" pekiknya seraya berkeliling kelas.

Nabila  ngeloyor keluar kelas, Erin di tarik oleh Wani untuk tenang. Sementara Alexa dan Cici menyusul Nabila.

Benar saja, di belakang perpustakaan sudah banyak murid-murid berkerumun melihat apa yang terjadi sebenarnya. Suara saling pukul pun terdengar keras, beberapa siswa berusaha melerai pertengkaran itu tapi gagal. Malah mendapat tonjokan gratis di pipi. Entah siapa yang berkelahi, lagi, lagi tak terlihat karena terlalu banyak yang menutup.

Nabila mendengus kasar, dia benci melihat ini. Kenapa selalu saja akhir-akhir ini terjadi perkelahian di sekolah.

"Sok jagoan! Semua cowok emang brengsek!" batinnya. Ia berlari ke arah di mana suara pukulan itu berasal.

"LO LAGI! LO LAGI! KENAPA SIH LO SELALU BUAT KERIBUTAN DI SINI?" suaranya lebih keras dari hentaman pukulan, membuat suasana menjadi terdiam sejenak. Puluhan pasang mata mengarah pada sosok Nabila, perempuan pemberani satu-satunya di sekolah ini.

Lihat lah.. 

Seorang Kevin Dhananjaya lagi lagi di kacaukan oleh gadis bernama Nabila Amelinda. Lelaki itu mengusap muka kasar tanda frustrasi.

"Pergi Richard!" bentaknya kasar menunjuk muka Richard teman sekelasnya yang entah bagaimana bisa berkelahi dengan Kevin. Richard menunduk lalu menarik kerah baju Kevin. "URUSAN KITA BELUM SELESAI BOCAH!" Kemudian Richard menjauh dari kerumunan itu.

TOM BOY VS BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang