bagian tiga ✌️+☝️

103 29 6
                                    

"jangan terlalu serius bacanya, yang nulis aja cuma gabut. Kenapa lu yang serius amat dah, heran gue."

 Pukul 16:23 terdengar deringan sebuah ponsel yang bergetar di nakas, terlihat sebuah tangan menggapainya dengan terpaksa sambil berdecak. Ia menslide dan menjawab telpon itu.

"Woy lo di mana sih? Ini latihannya udah mulai dari tadi, Kevin! Jangan bilang lo ketiduran!" cerca suara di seberang sana. Lelaki itu mengerjap matanya berkali-kali, mengembalikan separuh nyawa yang belum kembali seutuhnya.

"Lo siapa sih? Gue siapa? Gue dimana?" ucapnya dramatis.

"Gak usah bercanda, Kevin," ucapnya. Lalu Kevin melihat nama di layar ponsel, terpampang nama Michelle di situ.

"Lo dateng cepetan kesini! Kak Richard lagi marah-marah nih, bentakan itu membuat Kevin kebingungan.

"Emang kemana sih?" sahutnya santai seraya mengucek-ngucek mata kanannya.
Di seberang sana terdengar kegelisahan dan mendengus kasar.

"DI SEKOLAH LATIHAN FUTSAL!"

Sontak ia membelalak dan melihat jam dinding putihnya. Astaga! Dia sudah telat 20 menit lebih.

"ASTAGA GUE LUPA, CHEL!" pekik Kevin melempar ponselnya, ia membuka lemari, kemudian mengganti baju kaosnya dengan baju seragam bola dengan tergesa-gesa. Cepat-cepat ia mencuci muka, lalu bergegas keluar kamar mengambil kunci motor dan melaju dengan cepat.

Tak peduli dengan suara pengendara lain yang mengumpat kesal saat dia menyalip kendaraan mereka dengan seenak jidat jenongnya.

    🌻🌻🌻

Lelaki itu terlihat santai berjalan mendekati lapangan futsal dengan langkah pelan. Meski jantungnya memompa dua kali lebih cepat, ia tetap berusaha untuk terlihat tenang. Setelah semakin mendekat, banyak pasang mata menoleh ke arahnya.

Seseorang bertepuk tangan dramatis menyambut kedatangan Kevin. Lelaki itu tersenyum kecut ke arahnya yang di balas dengan tatapan tenang.

"Wah... wah. Tuan raja baru datang nih, dari mana aja tuan? Baru pulang dari nembak nyamuk?" Richard mencibir halus Kevin yang kini berada di baris kedua di samping Michelle.

"Siapa suruh Lo di situ? BERDIRI DI SINI!" teriak laki-laki berkalung peluit itu.

Di sampingnya terlihat gadis berhijab dengan kaos bola lengan pendek dan memakai inner, sedang menyoroti Kevin dengan tatapan tajam.

Kevin mendesis tak jelas, lalu melangkah ke depan, "Kenapa?" jawabnya dingin.

Nabila tertawa miring, "kenapa?..."

"Seharusnya gue yang tanya sama lo, kenapa pake sendal jepit? Mau mulung atau main Futsal lo?"

Refleks semua anggota futsal yang lain pun ikut menurunkan matanya ke bawah. Seperjuru kemudian mereka tertawa terbahak-bahak. Karena tergesa-gesa sewaktu pergi tadi, Kevin jadi tidak menyadari sekarang tengah memakai sendal Pak Anto. Supirnya yang tergeletak di depan teras.

Richard menyeret paksa Kevin tapi...

"Udah lo bisa pulang, Chard. Dia udah jadi anak didik gue. Gue tahu hukuman yang pantas untuk dia."

Mendengar itu, Richard tertegun sejenak, lalu tak lama ia melepaskan genggamannya kepada Kevin dengan kasar.

"Oke gue pamit pulang duluan, selamat menjadi pelatih tuan putri," ujarnya dengan kedipan mata untuk Nabila. Gadis itu hanya memutar bola mata jengah. Sementara Kevin yang melihat adegan itu langsung mendesis geli. "idih najis!"

TOM BOY VS BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang