"Vin, elo semalam kagak lagi kesurupan kan yak?" tanya Bima.
"Kesurupan gimana?" Kevin menyeruput teh es di mejanya sampai habis.
"Bujuk dah nih anak." Bima menepis tangan Kevin, ketika temannya itu ingin mencuri tahu isi miliknya.
"Bagi satu doang, yeilah."
"Nih.. nih." Datang Michelle melempar tahu isinya, malas ribut. Michelle tipe-tipe orang yang sebenarnya introvert. Yang pusing ketika mendengar kericuhan-kericuhan begini.
Kevin langsung mengunyah makanan kesukaannya itu, dengan satu kali lahapan tahu isi itu lenyap seketika.
"Gimane ceritenye, elu bisa boncengan ame... siapa si cewe yang lu musuhin entu?" Bima menyambung pembahasannya yang sempat tertunda.
"Nabila." jawab Kevin seadanya.
Bima memukul meja keras, orang-orang disekitar mereka menoleh, Michelle dan Kevin mengelus dada.
"Gue cukur juga nih rambut lu, KRIBO!" ucap Kevin geram.
Michelle tertawa, Bima membulatkan bibir, sambil menggaruk-garuk rambut kribonya.
"Gini-gini bawa berkah asal lopada tahu.""Apaan bawa berkah, bawa kutu yang ada," celetuk Michelle.
Kevin tertawa, "btw, lu darimana tahu kalo gue boncengin tuh si nenek lampir?"
"Bujuk dah, nenek lampir?"
"Ya emang tuh cewek kelakuannya kan percis kayak nenek lampir, ya gak, Chel?" Kevin menyenggol lengan kiri temannya itu.
"Tauk ah. Terang!"
"Muke gile lu yang terang!" geram Bima
"Yaiyalah, muka gua kan gelowing." Ia mengelus-elus pipinya yang lebih mirip plastik gorengan, becek-becek berminyak.
Mereka bertiga melanjutkan makan siangnya. Jam istirahat kedua memang biasanya lebih panjang dari istirahat pertama. Suasana sedang terik, matahari menyeringai.
Di ujung koridor kelas XII, berkumpul beberapa laki-laki yang sedang duduk di bangku koridor, dengan seragam khas anak IPA yang rapi, mereka terlihat lebih sedikit culun.
Seperti biasa, jika telah berdiri sebuah "geng" dalam lingkaran pertemanan, berarti tanpa sadar ada satu orang yang memiliki kedudukan paling atas.
Di geng kelas XII IPA 1, lidernya adalah Ketua Osis di SMA ini, dengan jas khas organisasi itu ia berdiri menjadi bahan sorotan dari anggotanya
Adrian Febrian.
"Ngertikan?"
"Ngerti, Bro."
Adrian bertepuk tangan, "bagus kalo kalian paham sama apa yang udah gue jelasin tadi. Yaudah semuanya masuk, ntar guru-guru pada ngeliat kita."
"Iya, yang ada kena omel. Dah yuk masuk" cicit Wanto, lelaki berkacamata tebal khas selindernya itu.
"Ya"
"Ya"
CULUN.
Semua bangkit, perlahan masuk kedalam kelas kembali, masuk kedalam kelas yang rapi dan bersih. Jauh berbeda dengan kelas khas anak IPS.
Adrian masih di luar, ia bergerak maju sedikit untuk bisa melihat ruangan XI IPS 4, kelas Nabila Amelinda. Ia melangkah lebih maju lagi. Membuat pandangannya semakin dekat dengan siluet ruangan itu.
Adrian tersenyum. Senyuman yang aneh. Matanya menatap kosong, ia mengeluarkan korek api dalam saku jas Osisnya. Lelaki itu menghidupkan korek api tersebut, ia mengarahkan api itu ke ruangan XI IPS 4, Adrian menutup matanya sebelah.
Ia menggerakkan korek api itu ke kiri-kanan seoalah ia tengah membakar ruangan kelas Nabila itu. Dari mata kanannya yang masih terbuka, ia merasa ruangan itu benar-benar seperti terbakar oleh api dari mancis itu.
Adrian tersenyum kembali.
Ia berjalan mundur ke tempat awal, merogoh lagi saku jasnya dan mencapit sebatang rokok lalu di letakkan di ujung bibirnya.
Adrian menghidupkan mancis, asap rokok mengepul. Ia menghirup lalu membuangkannya.
"Gue bakal kasi tahu sama lo Nab, konsekuensi udah sok nolak permintaan maaf gue!"
Adrian menghembuskan kepulan asap pertama dari batang rokoknya, "Sabar sayang, waktunya sebentar lagi."
~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
TOM BOY VS BAD BOY
FantasyBUKAN GENRE RELIGI. Godgirl + badboy = Jatuh cinta. Badgirl mengejar godboy = akhirnya luluh Lah ini TOMBOY bertemu BADBOY???? ''Fix, dunia bakalan hancur.'' ⚠️TOM BOY VS BAD BOY⚠️ Terjebak emang gue akui gak enak! Apa lagi bisa te...