Chapter 4

3.2K 290 19
                                    

Kedua anggota kepolisian Gangnam yang bertugas menyelidiki kasus hilangnya Yoongi sedang mengotak-atik laptop yang ada di depannya sambil menyesap kopi.
Itu adalah rekaman cctv jalan masuk menuju arah perumahan Yoongi. Satu-satunya petunjuk hanya ini, tapi bagaimana bisa dikatakan petunjuk jika hanya sebuah video mobil berlalu lalang. Tapi mungkin saja kan ada mobil yang mencurigakan makanya mereka belum bisa memastikan apakah Yoongi di culik atau sengaja pergi dari rumah.
Pasalnya malam itu ada pemadaman di area perumahan Yoongi jadi cctv jalan juga mati lalu mereka memeriksa genset sebagai sumber listrik, alhasil menurut keterangan pengurus, genset itu sudah rusak beberapa hari sebelumnya dan salahkan pihak perumahan yang tidak sigap menanganinya.
Min Jisuk pun marah-marah karena hal itu, ia sampai menemui pihak pengelola.
Harusnya di perumahan se elit itu dipasang cctv yang berbasis sistem UPS seperti di rumahnya tapi sayangnya cctv di rumahnya juga rusak beberapa bulan lalu.
Detektif Cho dan detektif Lee curiga ada orang yang sengaja merusak genset itu tapi lagi-lagi ia tidak menemukan bukti adanya perusakan yang disengaja oleh seseorang. Pagar dan pintu rumahnya pun tidak ada tanda-tanda pencongkelan atau semacamnya. Mereka yakin jika ini benar penculikan berarti penculik itu sangat hebat atau ada hal lain yang perlu diselidiki.

_________________________________________

"Siapa yang bebas?"

Yoongi menganga mendapati Hoseok berdiri di depan pintu. Dengan santai melipat kedua tangan di dadanya.
Ia tersenyum miring melihat wajah Yoongi yang berubah merah padam seperti udang rebus.

"Kau tidak di penjara, bagaimana kau bisa mengatakan bebas?"

Yoongi menunduk, ia tidak berani melawan Hoseok. Sekarang ia harus bersiap dipukuli lagi.
Dan kurang dari 1 menit ia sudah kembali ke kamar.
Jisung menelan ludah menyaksikan pemandangan di depannya.
Hoseok menyeret Yoongi dengan paksa lalu membantingnya ke lantai sampai terpental tembok.

"Jisung-a, keluar dan kunci kamarmu"

Tanpa menjawab Jisung langsung mematuhi perintah Hoseok, ia juga ngeri melihat kakaknya yang penuh emosi.

"Maafkan aku Hoseok"

Hoseok meludah. Jadi anak kucing ini sudah tau namanya.
Ia tak mengindahkan permintaan maaf Yoongi.
Air mata mengalir kembali di wajah Yoongi saat Hoseok mulai menampar dan memukulnya.

***

Pagi menjelang, Yoongi merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Ia ingat kejadian tadi malam.
Matanya berputar mencari Hoseok yang sudah tidak ada di tempat tidur.
Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul delapan pagi.
Yoongi meneliti tubuhnya yang banyak memar dan lebam tapi tidak ada borgol di tangan maupun kakinya.

Hoseok masuk kamar, ia berjalan ke arah lemari baju lalu mengeluarkan satu buah kaos berwarna putih, celana pendek hitam selutut dan celana dalam.
Ia menuju Yoongi yang masih meringkuk lalu melemparkan baju itu tepat mengenai wajahnya.

"Cepat mandi, aku tidak mau kamarku kotor karenamu"
Hoseok memperhatikan piyama yang dikenakan Yoongi sudah sangat lusuh dan kotor.

Yoongi mengangguk lalu berjalan pelan ke kamar mandi.
Ia masuk dan melihat pantulan dirinya di cermin. Berantakan dan sangat berbeda dari dirinya yang seorang pemimpin perusahaan.
Lalu ia membuka baju dan masuk ke dalam bathup yang ternyata air hangatnya sudah siap. Lengkap dengan handuk menggantung di sisinya.
Sejenak ia berpikir, apakah Hoseok yang menyiapkan ini?
Rasanya sangat nyaman berendam di air hangat seperti ini, pegal-pegal di badannya sedikit berkurang walau ada beberapa luka yang perih terkena air.
Tak mau berlama-lama di sana karena takut dimarahi Hoseok ia buru-buru memakai baju dan bergegas keluar. Sedikit kebesaran tapi tak apa daripada tidak ganti baju.

Unexpected Love [ SOPE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang