Chapter 17

1.8K 177 19
                                    

    Dengan air mata berlinang, Wendy langsung memeluk Hoseok. Ia seperti sedang ketakutan. Hoseok hanya bisa mematung dengan serangan tiba-tiba tersebut. Ia bisa mendengar Wendy menangis dan terisak. Semakin lama semakin terdengar suaranya.
Yoongi berencana mencari Hoseok ke dapur, namun langkahnya terhenti saat menyaksikan adegan tersebut dari kejauhan. Ia mendekat ke arah keduanya yang masih berpelukan. Wendy saja yang memeluk, Hoseok hanya diam tidak membalas.
   Wendy yang menyadari kehadiran Yoongi tampak tak peduli, justru semakin mengeratkan pelukannya.
"Oppa, tolong aku, aku tidak mau dijodohkan" Wendy melepaskan pelukannya.
"Apa yang bisa aku lakukan?" Jawab Hoseok masih dalam mode tak mengerti.

"Bilang ke orang tuaku kalau kita masih pacaran" pinta Wendy dengan menggenggam kedua tangan Hoseok.

"Oppa, kau masih mencintaiku kan? Aku ingin kita seperti dulu"
Hoseok masih diam.
"Kita tidak pernah putus. Kita masih saling mencintai oppa"
Wendy memeluk tubuh Hoseok lagi seolah tak mempedulikan seseorang yang matanya berkaca-kaca.
Hoseok membalas pelukan Wendy dan mengusap punggungnya pelan. Yoongi yang melihat hal itu sudah tidak bisa lagi menahan air matanya. Setetes, dua tetes jatuh membasahi pipi putihnya. Ia segera berbalik arah menuju kamar. Tak ingin menyaksikan pemandangan itu lama-lama.

Hoseok melepas pelukan gadis berambut pirang itu. Menggenggam kedua lengannya. "Aku tidak bisa Wendy"

"Tidak oppa, kita masih saling mencintai"

"Kau meninggalkanku dan itu sama saja kita putus"

"Oppa, maafkan aku. Tolong hilangkan sakit hatimu dan kita bisa memulai lagi dari awal"

"Aku tidak sakit hati dan aku tidak bisa menuruti permintaanmu"

"Tidak oppa, aku masih sangat mencintaimu. Kita tidak akan putus" Wendy memeluk Hoseok lagi. Sedikit membuat pria itu jengah.

"Kalau begitu, mulai hari ini kita putus"

Wendy membulatkan matanya. Ia tidak ingin kehilangan Hoseok untuk yang kedua kalinya. "Oppa, apa aku sudah tidak menarik? Sebegitu mudahnya kau melupakanku?"

"Dulu, kau bilang sangat mencintaiku kan? Dan kita tidak akan pernah berpisah"

"Kau tidak mau kan melihat aku menikah dengan orang lain? Impian kita dulu adalah menikah dan punya anak yang lucu-lucu"

"Jangan memaksaku Wendy, dulu dan sekarang berbeda!" Hoseok sedikit meninggikan suaranya, ia kesal.

"Kenapa? Kenapa oppa? Tidak ada yang berbeda. Hati kita masih merasakan hal yang sama"

Hoseok melepas pelukan Wendy dengan paksa dan sedikit menjauh.
"Aku bilang TIDAK ya TIDAK" dengan menekankan kata "tidak".

"Apa karena laki-laki itu?"

Hoseok melihat sekitar. Otaknya langsung kepikiran Yoongi. Kenapa ia tak menyadarinya sejak tadi.
Saat Hoseok hendak berlalu mencari Yoongi, tiba-tiba Wendy jatuh ke lantai. Sepertinya ia pingsan. Hoseok segera membawanya ke sofa ruang tamu. Membaringkan tubuhnya dengan posisi telentang dan memberi bantal pada kepalanya.
Hoseok sedikit memperhatikan wajah cantik yang dulu pernah menjadi candu baginya. Masih sama, tetap cantik dan manis. Bibirnya masih imut dan merah seperti dulu.
Ia merapikan poni rambut Wendy yang sedikit berantakan. Mengusap sisa-sisa air mata di pelupuk matanya.
Hoseok menghela nafas panjang. Memang benar semuanya masih sama. Tapi hatinya sudah tidak merasakan perasaan layaknya dua tahun lalu. Hmm...Mungkin.

Hoseok berinisiatif untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa membuat Wendy cepat bangun. Misalnya minyak angin atau sejenisnya. Tapi Wendy sudah meraih tangan itu sebelum Hoseok bisa berdiri dengan tegak.
"Jangan meninggalkanku oppa?"

Unexpected Love [ SOPE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang