Kedua, Kelas baru

104 19 0
                                    


Selesai bertemu dengan bagian administrasi, Ayara di haruskan masuk ke kelasnya. Bersama dengan wali kelasnya sebenarnya. Namun, karena tiba-tiba kabar bahwa adanya rapat wali kelas maka ibu wali itu memanggil seorang siswa yang kebetulan ketua kelas dari kelas yang akan dimasuki oleh Ara.

"Jaem, tolong ibu ya. Ada murid baru, biarkan dia masuk ke kelas dan berkenalan. Nanti sekitar jam delapan ibu masuk ke kelas." "Ayara, ke kelas bareng Jaemin ya. Dia ketua kelas kamu."

"O-oh baik bu." Lalu Ara menunduk sedikit dan mengikuti Jaemin keluar ruang.

"Namamu siapa?" Tanya Ara.

"Jaemin, kamu?"

"Ayara Lintang."

Setelah perkenalan singkat itu, kembali hening. Ara yang sibuk menunduk sambil berjalan, sedangkan Jaemin yang sibuk membuka beberapa lembar buku yang ada di tangannya.

"Memangnya nanti ada ulangan?" Tanya Ara lagi.

Jaemin menoleh lalu tersenyum.

"Mana ada, ini cuma lihat-lihat aja." Jawab Jaemin.

"Oh."

Sampailah Jaemin dan Ara di kelas, Jaemin masuk di ikuti oleh Ara. Mendadak suasana ramai tadi senyap. Menatap Ara yang sudah berdiri di depan kelas.

"Teman-teman. Kita dapat teman baru, kamu bisa perkenalan." Ujar Jaemin.

Ara mengangguk.

"Selamat pagi teman-teman. Kenalin namaku Ayara, panggil saja Ara salam kenal." Ujar Ara. Beberapa di sana bertepuk tangan.

"Udah?" Jaemin bertanya di jawab anggukan.

"Duduk denganku?" Tawar Jaemin, tanpa menolak Ara mengikuti Jaemin menuju tempat duduknya.

Kelas kembali ramai, ada dua siswi mendatangi meja Jaemin. Maksudnya meja Ara sekarang.

"Hay, kenalin aku Yeri." Ujar siswi sambil mengulurkan tangannya.

Ara tersenyum lalu menyambut uluran tangan tersebut.

"Ara." Ujarnya.

"Aku Nara, salam kenal Ara." Siswi di sebelah Yeri menyahuti.

Ara mengangguk lalu tersenyum.

Tak lama seorang guru datang, masuk kedalam kelas. Membuat suasana kelas berubah kembali menjadi senyap.









"Karena ibu ada acara, jadi ibu beri tugas ya. Satu kelompok satu bangku saja. Dikumpul besok paling lambat pukul 10. Tugasnya ada di halaman 102." Jelas bu guru, "Sekian dari saya, terimakasih." Lanjutnya lalu keluar dari kelas.

Kelas kembali gaduh, ada yang cepat berkumpul untuk bermain game, ada yang bercerita, ada yang kembali tidur.

Siswa lelaki yang duduk di pojok bangku belakang itu merebahkan kepalanya diatas lipatan tangan yang ia jadikan tumpuan kepala.

"Hei! Kamu kerjakan nomor 4-5 ya, aku yang ngerjain 1-3." Ujar Nara, pada teman sebangkunya yang belum menegakkan kepalanya.

"Hei!" Seru Nara.

"Kalo kamu nggak ngerjain aku bi-"

Brak!

Lelaki yang duduk di pojok belakang, sebelah Nara itu akhirnya bangkit. Ia gebrak mejanya lalu menatap nyalang pada Nara.

"Apa? Mau bilang ke guru itu? Silahkan aku gak peduli! Lagi pula, ada atau tidaknya aku di kelas ini tidak berpengaruh sama sekali." Ujarnya, membuat Nara menunduk takut dan seisi kelas menatapnya.

Cerita Mereka (SELESAI).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang