Pagi ini, Renjun sudah siap untuk berangkat ke kedai. Di depan cermin ia menatap pantulan dirinya, ia sentuh wajah rupawannya itu lalu tersenyum. Setelah itu ia membuka laci mejanya, ditemukannya sebuah jepit rambut dengan hiasan bentuk buah strawberry diatasnya. Tersenyum akan ingatan masa kecil yang selalu menjadi alasan ia tersenyum.
Renjun berjalan menapaki jalan setapak menuju sebuah kedai ramen yang tak jauh dari rumahnya. Disepanjang jalan hanya senandungan bahagia yang tak lelah ia utarakan dari bibir kecilnya itu.
Di umur lima tahun saat itu, ia merasakan bahwa dunia ada dipihaknya. Kedua orang tuanya kembali bahagia setelah setahun belakangan ini ia merasakan sesaknya di rumah, bisingnya pertengkaran mereka, dan rusaknya beberapa barang demi melampiaskan marah mereka.
Tapi berbeda, pagi ini Renjun dipeluk dan dicium kedua orang tuanya. Mereka meminta maaf dan berjanji untuk terus bersama selamanya.
Sesampainya ia kedalam kedai, ia mendapati seorang gadis kecil sambil memeluk boneka moomin. Karakter kartun yang Renjun juga sukai.
Tak kuasa, Renjun mendekati gadis itu. Menyentuh boneka moomin milik sang gadis hingga kedua mata mereka bertemu.
Senyum keduanya terukir di binir masing-masing.
"Hay namamu siapa?" Tanya gadis kecil itu.
"Injun." Jawab Renjun dengan sedikit gugup.
"Injun?" Renjun mengangguk memastikan.
"Hay Injun, aku Ala." Si gadis mengulurkan telapak tangannya yang kecil.
Renjun kecil menyambut tangan gadis kecil itu, keduanya sama-sama tertawa dan tersenyum.
Alasan sederhana bagi Renjun untuk tersenyum adalah mengingat kejadian masa kecilnya. Sederhana, namun sangat berarti baginya.
Di perjalanan menuju kedai Ayam, ia kembali bersenandung lagu bahagia disaat ia masih belia.
Rem sepeda miliknya sengaja ia tekan kuat, saat seseorang berhenti menghadangnya.
"Minggir! Atau ku tabrak!" Ancam Renjun.
Ara menggeleng lalu melipat kedua lengan didepan perut.
"Aku ikut!" Pintanya.
Renjun memicingkan kedua matanya.
"Aku tak ada waktu, sana minggir!" Ujar Renjun lalu menekan pedal sepeda dan menghindari Ara di depannya.
"Hey! Aku mau ikut!" Ara berbalik dan mengejar Renjun.
Renjun telah sampai di kedai ayam tempatnya bekerja, ia menoleh kebelakang memastikan bahwa Ara tak benar mengikutinya.
Tak lama,
"Yak! Renjun!" Ara berdiri di dekat gerbang kedai sambil menghela nafasnya yang lelah.
"Kau ini be-"
Ara terjatuh pingsan di dekat gerbang, membuat Renjun bergegas mengangkat tubuh lemas gadis itu.
"Ada acara pagi ini?" Mark bertanya pada seseorang yang sedang mengambil minum di kulkas.
"Tak ada, memang kenapa?" Tanya lelaki itu, selanjutnya ia teguk air satu botol dari kulkas.
"Oh ya, Renjun kemana?" Tanya Mark lagi setelah ia sadar sejak ia bangun belum melihat sosok lelaki yang ia anggap dingin tapi peduli itu.
Jaemin tertawa, lalu menepuk meja makan. Tidak tahu kenapa tapi Jaemin melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Mereka (SELESAI).
FanficJatuh cinta kadang datang tanpa kita sadari, tanpa kita mengerti alasannya, tanpa kita tahu hingga kapan rasa itu ada. Jatuh cinta pada manusia dengan perasaan yang sama, tingkat sadar yang setara dan alasan untuk bersama, indah mungkin. Namun bagai...