Kesatu, Selamat Datang

281 27 4
                                    

SELAMAT DATANG

Di dunia yang fana namun Cinta membuatnya menjadi Indah.

Berjumpa lagi dengan pengagum sastra namun tak mahir selayaknya penyair.

Hanya ingin mengungkap bahwa, cinta yang dianggap indah dan nyata hanyalah ilusi semata berakhir perjuangan menjadi sia-sia.

Namun dengan juangnya, manusia belajar bahwa cinta datang dari siapa saja kapan saja dan dimana saja.











"ARA! SUDAH SELESAI MENATA KOPER?" Teriak seseorang dari luar pintu sebuah kamar dengan interior serba merah muda.

Di sana, gadis dengan rambut tergerai sedang dalam posisi tengkurap dengan kepala yang ia miringkan hingga menghadap ke kanan. Helaan nafas terus saja keluar, cemberutan bibirpun tak kunjung terurai.

Pintu kamar gadis itu terbuka, menunjukkan sosok perempuan paruh baya melipat kedua tangannya di depan perut. Lalu berjalan mendekati putrinya.

"Hey, butuh mama bantu?" Tawar ibu dari gadis tadi. Bukannya segera bangkit, ia lebih memilih acuh dan pura-pura menutup matanya agar di anggap ia sudah tertidur.

Ibu gadis itu, terlihat sedikit murung. Mengelus surai sang anak dengan menatap sekeliling isi kamar. Sedetik kemudian suara tarikan ingus terdengar. Ibu gadis itu tak kuasa menahan air matanya, ia meneteskan setetes dan segera menyapunya dengan telapak tangan yang kosong.

"Ara, mama tahu ini berat buat kamu. Mama minta maaf sayang." Ujar sang ibu, lalu mencium kepala Ara dan bangkit dari duduknya. Menyelimuti sang anak, setelah itu mematikan lampu utama kamar dan mengganti lampu tidur. Kemudia pergi dari kamar Ara.

Tak lama gadis itu bangkit, ia mengambil ponsel yang ada di nakasnya. Melihat ratusan notifikasi dari sebuah aplikasi chat. Baru saja ia akan membukanya, sebuah panggilan masuk datang. Tampak nama 'Una' terpampang di layar ponselnya.

"Una...." Keluh Ara.

"Ara, besok aku dan Umji akan kerumahmu pagi-pagi. Kau berangkat jam berapa?" Jawab Una di seberang telepon.

"Aku tetap gak mau pindah! Kenapa sih papa harus pindah dinas? Kenapa juga aku yang harus pindah ke tempat asing?"

"Ini demi kamu juga, kita tetap bisa telponan, chatting, bahkan videocall. Jangan seperti manusia purba deh." Canda perempuan dengan suara lain.

"Umji..... Nanti yang ngeledekin kamu siapa? Yang sering minta pijitin Una siapa? Yang-"

"Yang paling berisik siapa?" Sahut Umji kemudian.

Terdengar suara tawa kecil dari bibir Ara.

"Liburan nanti kita bertemu, kau harus datang mengunjungi kami." Kali ini Una.

"Tentu akan aku usahakan."










Sebuah mobil dan satu mobil Box sudah terparkir di depan rumah Ayara. Tinggal koper miliknya yang belum ia masukkan.

"Cepat masukin kopernya. Ngantuk nih." Ujar lelaki sambil menggosok mata dan berlalu menuju mobil.

"Cih, salah sendiri main game sampai pagi." Ketus Ara pelan.

"ARA!" Di sana Umji dan Una menyapa. Ara langsung berlari kearah mereka.

"Kenapa lama? Aku sebentar lagi berangkat."

Cerita Mereka (SELESAI).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang