part 4

2.6K 115 1
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca yaaa

***

"Ra pulang,," Si putih segera menghampiriku dan bergelayut manja
"Hai, put, kamu sudah lama menungguku" aku menatap si putih...
"Segera ganti baju dan makan siang, Ra, mama sudah menyiapkan makanan kesukaanmu,," sahut mama dari dapur
"Iya, ma" aku beranjak ke kamar dengan malas..

Aku menatap diriku di dalam cermin, teringat ketika ada sesosok manusia yang tiba-tiba ada di dalam cerminku, aku bergidik ngeri membayangkan wajahnya..

"Ra, apa kamu ada acara sore ini??" Mama mendekatiku yang sedang lahap menyantap makan siangku,
"Ra tidak ada acara ma, ada apa ma?"
"Maukah kamu menemani mama ke pusat perbelanjaan, Ra? Mama mau cari peralatan masak yang terbaru.. kamu tau, Ra, teman-teman mama banyak yang sudah meng-upgrade peralatan masak mereka, apa kamu tega membiarkan mama mu ini ketinggalan jaman" mama bersemangat sekali membahas peralatan masak.
"Baiklah ma, Ra, bisa temani mama" aku mengiyakan demi melihat wajah memelas mama.

Raib Pov

Rasanya malas sekali menemani mama ke pusat perbelanjaan, aku ingin dirumah saja baca novel yang baru ku beli, tapi tidak tega juga kalo mama harus belanja sendirian. Seandainya disini ada si biang kerok.
Whaaatt??? Apa yang kamu pikirkan Ra, bisa-bisanya aku memikirkan si biang kerok itu! Gerutuku dalam hati..

"Hai, Ra, kamu sedang apa disini??" Deg, aku seperti kenal dengan suara itu,
Haaah? Ali?? Tidak mungkin kan dia ada disini, tadi aku tidak sengaja memikirkan dia!
"Ra? Kenapa kamu malah bengong??" Suara itu kembali menggangguku..
"A-ali??" Tanyaku tidak percaya
"Iya ini aku, Ali, sahabat terbaikmu se galaksi bima sakti... bagaimana bisa kamu tidak mengenaliku, Ra??" Wajah Ali terlihat kesal.
"Ah, m-maafkan aku, Ali, aku tidak tau kamu ada disini, aku hanya sedikit kaget" aku sedikit gelagapan.
"Kamu belum jawab pertanyaanku, sedang apa kamu disini?"
"Aku mengantar mama belanja, Ali, kamu sendiri kenapa ada disini?" Sedikit heran juga kenapa si rambut berantakan ini tiba-tiba disini.
"Aku sengaja mengikutimu, Ra, tadi aku mau main kerumahmu, tapi melihat kamu pergi sama mamamu, ya sudah aku ikuti saja" Ali cengar cengir.
"Astaga, Ali, kenapa juga kamu mengikutiku, dasar penguntit!!" aku melotot, sambil berkacak pinggang.
Ingin rasanya ku keluarkan pukulan berdentum.
"Ya ampun, Ra, jangan marah-marah seperti itu, wajahmu terlihat menggemaskan!" Ali menelangkupkan kedua tangannya di pipiku.
Aku merasakan pipiku sedikit memanas dan jantungku berdetak lebih kencang.


***

Haaaaiii,
Maafkan author baru bisa update sekarang...

Jangan lupa, vote n comment nya yaa...

Kritik dan saran yg membangun sangat di harapkan author, agar ke depannya bisa membuat cerita yg lebih baik lagi..
👌👌👌

#maafkantypo

Raib & AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang