Part 5

2.3K 94 3
                                    

Vote dulu sebelum lanjut baca yaaa...

***

Ali Pov

"Ya ampun, Ra, jangan marah-marah seperti itu, wajahmu terlihat menggemaskan!" Aku menelangkupkan tanganku di kedua pipi Raib.

Jantung ku berdetak sangat cepat, segera ku lepaskan tanganku.
Kulihat wajah Raib memerah, lucuuuu sekali, entah kenapa aku suka sekali melihat wajahnya seperti itu, sangat menggemaskan...

"Aliiiii, apa-apaan kamu ini!!" Semakin dia marah semakin menggemaskan saja.
"Salah siapa kamu bengong trus!" Aku berbisik pelan, lantas menepuk jidatnya.
"Aliii, sekali lagi kamu jahil, aku tidak mau berteman denganmu!!!" Raib mendesis.

Raib Pov

"Eh, ada nak Ali, sudah lama disini?" Mama menghampiri kami.
"Saya baru saja tante, tadi melihat Ra sendirian, lalu saya temani Ra disini" Si biang kerok ini mulai memainkan dramanya di depan mama.
"Nak Ali masih mau disini atau mau kemana, tante sudah selesai belanjanya" mama menatap kami bergantian.
"Emm, Tante, apa boleh Ra pulang nanti? Saya mau ajak Ra jalan-jalan dulu" tanya Ali
"Tentu saja boleh, dengan satu syarat, nak Ali harus mengantar Ra pulang. Tante tidak mau terjadi apa-apa dengan Ra, kalau dia pulang sendiri" Mama mengelus rambutku pelan.
"Terimakasih Tante, saya janji akan menjaga Ra." Ali tersenyum tulus.

"Ali, sebenarnya apa yang kamu inginkan?" Aku masih kesal karena dia mengikutiku,
"Aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan Ra, itupun kalau kamu tidak keberatan." Tingkahnya membuatku penasaran.
"Baiklah, Tuan Muda Ali mau mengajakku kemana??" Aku sengaja memasang wajah semanis mungkin.
"Aku mau mengajakmu ke puncak gunung, melihat sunset dari puncak, aku yakin kamu belum pernah melihatnya" bergegas dia mengandeng tanganku
"Melihat sunset dari puncak gunung?? Kita sangat terlambat Ali, sebentar lagi matahari terbenam!" Bagaimana mungkin si biang kerok ini mengajakku kesana.
"Ada ILY, kamu jangan kawatir Ra, ILY bisa membawa kita dalam hitungan detik, apa kamu lupa itu?" Ekspresinya sangat menyebalkan.

"Hai ILY, apa kabar?" Aku menyapa ILY
"Hai Putri Raib, lama tidak ketemu, bagaimana kabar kamu?" ILY masih saja cerewet
"Hei, jangan panggil aku seperti itu ILY, lama-lama kami mirip Ali" aku mengumpat.
"Hahaha, aku bercanda Raib, ternyata Ali benar, Raib kalau marah semakin menggemaskan"
"Apa benar Ali mengatakan itu?!!" Aku mendesis pelan.
"Emm, ILY, mungkin aku harus membuatmu diam!!" Dengan cepat Ali menekan tombol dan seketika ILY terdiam.
"Ali, itu tidak sopan, ILY sedang berbicara denganku. Kamu tidak boleh mematikannya!" Aku hendak protes

"Sudah sampai, Ra, kamu mau tetap di dalam atau ikut aku keluar??" Aku baru menyadari ternyata ILY sudah sempurna mendarat di puncak gunung.

***


Haaii, maafkan baru bisa update,
Smoga kalian menyukai jalan ceritanya..

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa

Kritik dan saran sangat diharapkan agar author bisa membuat cerita yg lebih baik lagi ke depannya 😉

Raib & AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang