part 6

2.2K 91 10
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca...


Lihatlah, kami persis mendarat di puncak gunung. Sejauh mata memandang, terpampang hamparan awan di bawah sana. Persis di sebelah barat, matahari hampir terbenam menyisakan pemandangan langit yang di hiasi warna jingga yang menenangkan.

Aku mendongak, menahan napas menatap pemandangan spektakuler yang terhampar di depan kami. Suasana ini sangat menenangkan, aku menatap sekitar lebih seksama, hamparan awan lebih terlihat seperti lautan. Sangat menakjubkan.

"Selamat datang di negeri di atas awan" Ali bergumam pelan, menyadarkan lamunanku.
"Ali, ini sangat indah. Apa kamu sering kesini??" Aku bertanya penasaran.
"Aku sering kesini, Ra, aku pikir aku harus mengajakmu melihat senja di puncak gunung. Menakjubkan bukan? Tidak kalah dengan senja di klan matahari" Ali tertawa kecil, mengingatkanku akan perjalanan di klan matahari.
"Lihat senja itu, Ra, terasa menyenangkan namun tak bertahan lama" Ali bergumam lirih kemudian menatapku lekat.
Jantungku berdegup sangat kencang, kenapa si biang kerok ini menatapku seperti ini.
"Ehmm, Ali, apa kamu baik-baik saja?" Aku berusaha menetralkan suasana. Entah kenapa Ali justru semakin mendekat.

Dia bersandar di bahuku "Lihat, Ra, sebentar lagi piringan matahari secara keseluruhan hilang dari cakrawala.. Saat senja tenggelam semua kehangatan matahari akan tergantikan sunyinya malam, tapi apa kamu tahu, ada yang tak tenggelam ketika senja datang!"

Aku menoleh ke arah Ali, tak pernah aku sedekat ini dengannya, bahkan aku bisa merasakan hembusan napasnya.
Jantungku berdetak sangat kencang, aku merasakan pipiku memanas. Dan tiba-tiba dia mengambil tanganku, lalu menunjuk ke dadanya dan berkata lirih "Yang tak tenggelam ketika senja datang itu adalah rasa!"

Sungguh aku tak tahu apa maksud si biang kerok ini, kenapa pula dia mendadak sok romantis, aku bahkan mengira Ali terjangkit virus drakor kesayangan seli.

"Ehmm, Ali, apa kamu bisa melepaskan tanganku?" Rasanya aku ingin tertawa melihat wajah kaget Ali.
"Ra, kenapa si kamu merusak suasana!" Ali terlihat membenarkan rambutnya yang sangat berantakan.
"Apakah Tuan Muda Ali sedang jatuh cinta??" Tanyaku lebih seksama
"Kamu tahu, Ra, ini lebih rumit dari merancang ILY, aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya, arrrgghh aku benci seperti ini, Ra. Ini seperti bukan aku!" Ali terlihat sangat kesal, tapi aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Kamu punya aku dan seli, kita sahabat bukan? Kamu bisa menceritakannya Ali." Aku mencoba memahami perasaannya.
"Ra, apa kamu pernah jatuh cinta??"

Deg,,, aku hanya bisa mematung tanpa tahu harus menjawab apa.

"Ra?? Kenapa kamu malah diam? Apa kamu pernah merasakan cinta?" Ali kembali bertanya.
"A-aku, tidak tahu Ali.. Heii, ini sudah mulai gelap, apa kita tidak sebaiknya pulang?" Aku berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Sebentar, Ra, disini suasananya sangat menenangkan, beda dengan di kota, sangat berisik" Ali merebahkan badannya.

Iya kamu benar, disini sangat tenang, apalagi bersamamu... batinku

Aku ikut merebahkan badanku di sebelah Ali, menatap langit yang mulai menghitam. Terlihat satu dua bintang mulai bermunculan, menghiasi langit malam.

Ali Pov

Aku melihat Raib terbaring di sebelahku, terlihat matanya berbinar memandang langit.
Langit malam ini memang indah, tapi bagiku lebih indah wajah Raib.

Entah kenapa setiap di samping Raib hatiku merasa tenang, walaupun aku sadar hampir setiap hari aku dan Raib bertengkar.

Aku akan selalu menjagamu, Ra, batinku

***

Haaii haaii, author kembali lagi..
Sebisa mungkin sering update (kalau author gag sibuk yaa?) 🤭
Gmna ceritanya menurut kalian??
Baguskah? Anehkah?

Di tunggu kritik dan sarannya yaa, agar author bisa membuat cerita yg lebih baik lagi kedepannya...

Maafkan typo ✌

Raib & AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang