Basah

21 4 0
                                    

Aku berhasil menghancurkan es dalam dirimu. Perlahan es yang begitu dingin, akan mencair juga kan?
-Natasyayla Nanda

——My Cooldest Senior——

Pagi hari Ayla disuguhkan pemandangan indah setiap hari. Keluarganya yang sedang duduk di meja makan menikmati sarapan yang dibuat mama Ayla.
Ayla turun dari tangga dengan seragam sekolah, rambut di gerai, sepatu berpelet putih dan wajah cantik tanpa make up menambah kesan tersendiri untuknya.

"pagi pa, ma."
"pagi sayang." Ucap orang tua mereka bersamaan.
"hari ini Ayla berangkat sama papa kan?" tanya Ayla dengan memasukkan sesuap nasi goreng yang dibuatkan oleh mamanya.
"iya sayang."
"ma bekal yang aku minta kemarin udah kan?" Tanya Ayal memastikan.
"udah Ay, emang buat siapa sih? Setiap hari bawain bekal. Cowok ya?"
"ada deh ma.. Mama cukup doaina aja yah semoga Ayla berhasil mencairkan es dalam dirinya. Wkwkwk"
Ketiga orang yang sedang berada di meja tangan langsung mengusapakan kedua tangannya pada wajah. Seperti seorang selepas berdoa.
.
.
.

Sesampainya di sekolah Ayla langsung turun dari mobil dan berjalan memasuki koridor sekolah. Saat ia melewati parkiran sekolah ia melihat Ferro yang lagi melipat jaketnya dan segera berjalan ke kelasnya.
Ayla melihat itu hanya tersenyum senang. Ia langsung menghampiri Ferro dengan senyum merekah di wajahnya.

"pagi kak." sapanya dengan sopan.
"hemm." jawab Ferro tanpa menoleh sedikitpun kepada Ayla. Bahkan tersenyum oh tidak sama sekali.
"kalo ditanya selamat pagi itu jawabnya 'pagi juga' gituu..." bibir Ayla mengerucut ketika mengatakan itu. Lalu ia menyodorkan kotak makan berwarna biru itu kepada Ferro.
"apa?" tanya cowok berbadan tinggi itu.
"makanan. Untuk kak Ferro." tanpa mendapat jawaban dari Ferro, Ayla mengambil tangan Ferro dan menaruh bekal itu di telapak tangannya.

Ayla berlari mendahului Ferro dan saat berada pada belokan ia berbalik badan melihat Ferro yang masih belum meninggalkan tempat itu.

"dimakan yah kak. Awas kalo nggak dimakan. Ayla ke kelas dulu. Dah..." ucapnya setengah berteriak sambil melambaikan tangan.

Tanpa Ferro sadari senyum terbentuk di wajahnya secara otomatis. Meskipun itu sangat tipis.

.
.
.

Ia samapi di kelasnya dengan senyum tak hilang di wajahnya. Ayla mendudukan dirinya di bangku deret nomer dua dari pintu baris ke dua.

"napa lo Ay, senyam-senyum gak jelas?" tanya Salin yang sedang asik dengan handphonenya. Ayla hanya mengendikkan bahu acuh pada Salin.
"kek orang gila tau nggak."
"Ayla emang udah gila, gara-gara liat kak Ferro pagi-pagi. Hahahahahah." tawanya yang kencang meledak seketika teman sekelasnya yang sudah datang dari tadi menatap ke arahnya bingung.

"eh bentar yah gue mau ke toilet dulu kebelet nih." tanya Ayla tiba-tiba pada Salin.
"iya sana hush hush.... Cepetan lima menit lagi bel masuk Ay!"
"iya-iya bawel."
.
.
.

"huh leganya." Ayla melenggang keluar dari toilet dengan bersenandung ria. Namun ia tidak tahu jika lantai basah karena ada siswa yang sedang dihukum membersihkan toilet.

"aa.... Aa...

'Brukk'

Wadaw."

Pasti kalian berpikir bahwa ada yang menolong Ayla dengan menangkapnya lalu melihat matanya seperti di film-film atau cerita yang pernah kalian baca. SALAH. Nyatanya tidak ada pangeran berkuda putih yang menolongnya. Malahan bajunya basah karena ia jatuh diatas ember yang berisi air pel-pelan. Pantatnya masuk ke dalam ember itu. Malang sekali nasib Ayla ini.

"HAHAHAHH...."
Mereka semua ketawa melihat Ayla yang jatuh tidak elit itu.
Ayla melotot pada mereka tetapi mereka malah semakin kencang tertawa.
"ihh.. Tolongin Ayla dong! Masa Cewek cantik jatoh gak ditolongin?" rengek Ayla sambil mengadahkan tangannya ke arah mereka.
"iya-iya ayo bangun!" ucap salah satu dari mereka.

Bukannya mereka bisa mengeluarkan Ayla dari ember itu malah mereka sendiri yang jatuh.

——My Cooldest Senior——

Dari luar tampak seorang cowok mengernyitkan dahinya kala mendengar suara gaduh dari dalam toilet cewek. Ia sengaja lewat depan toilet cewek karena memang itu jalan satu-satunya dari ruang Tata Usaha.
Sebenarnya Ferro ingin menghiraukan itu, namun setelah ia mendengarkan teriakan Ayla dari dalam ia semakin penasaran.

"ihh.. Tolongin Ayla dong! Masa cewek cantik jatoh gak ditolongin?"

'suaranya Ayla..' batin Ferro

Ia melangkah masuk melihat apa yang sedang terjadi. Ia sempat kaget  saat melihat empat orang cewek termasuk Ayla yang sudah duduk di lantai basa, tapi ia juga menahan tawa saat melihat keadaan Ayla yang mengenaskan, dengan pantat yang masuk ke dalam ember.

'kak Ferro,' ucap Ayla dalam hati.
'aduh malu Ayla..' ucapnya membatin lagi.

"perlu bantuan?" Tanya Ferro dengan muka datar namun sedikit melembut dari biasanya.

Ayla langsung mengulurkan tangannya bak anak kecil yang minta digendong. Bibir mengerucut dan mengangguk cepat persis seperti anak berusia lima tahun.
Ferro membantu Ayla mengangkat tubuhnya keluar dari dalam ember. Saking kerasnya tarikan Ferro mampu membuat Ayla kehilangan keseimbangannya dan hampir terjatuh. Namun, dengan sigap Ferro memeluk pinggang Ayla erat agar gadis itu tak jatuh. Cewek-cewek tadi hanya melongo tak percaya dengan adegan yang ada di depannya. Mereka melihat seperti sedang melihat sebuah drama korea. Sedangkan sedari tadi mereka tak ada yang menolong. Sungguh miris sekali mereka.

Ferro tersadar dari lamunannya. Ia menatap Ayla dari atas sampai bawah lalu Ferro menggelengkan kepalanya melihat tak percaya yang ada di depannya.

"ck ck ck, ikut gue.."

——My Cooldest Senior——

Choco notue :

Hai gimana ceritanya hari ini? Kurang yah.... Saran dong...
Terima kasih yang udah baca. Jangan lupa Vomentnya yah temen-temen.
Thank you....

-191215

' aku terkunci dalam kegelapan.
Berlari tak tentu arah mencari sebuah cahaya.
Meskipun itu hanya lentera.
Aku bingung dengan keadaan.
Dimana keadaan memaksaku tanpa belas kasihan.
Tertekan adalah sahabatku sehari-hari.
Hingga pada waktunya aku berhenti mencari cahaya dan menyerah begitu saja.
Save me '

My cooldest Senior [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang