Kak Ferro

39 15 14
                                    

Pada dasarnya aku tak tahu menahu tentangmu. Kau asing bagiku. Hingga hari ini aku berhasil meruntuhkan tembok di antara kita.
- Natasyayla Nanda

——My Cooldest Senior——

Sore ini sekolah sudah sepi hanya ada beberapa siswa-siswi saja yang masih betah berada di kawasan ini. Ada yang ekstrakulikuler atau lainnya. Seperti sekarang ini, Ayla sedang menunggu Naurah yang sedang mengikuti ekstra PMR. Mereka akan pergi bersama teman-temannya untuk sekedar bertemu. Ayla hanya duduk di bangku taman menunggu teman yang satu ini.

"Ay, ngapain kamu di sini?" tanya seorang kakak kelas yang juga adalah kakak yang ia tahu namanya Safira.
Ayla mendongakkan kepalanya menatap lawan bicaranya.
"ehm itu kak Ayla nunggu temen." jawab Ayla gugup seperti ketahuan mencuri mangga tetangga.
"yaudah cepet pulang ya? Udah sore." Ayla mengangguk sebagai jawabnnya.
.
.
.
Beberapa menit kemudian Naura tak kunjung selesai dari acara ekstranya itu. Ayla merasa sangat bosan. Ia bersenandung mengikuti irama dari lagu yang ia dengarkan melalui earphonenya.
Lalu ia mendengar suara yang memanggil namanya. Dapat ia lihat siapa dia hanya dengan melihat mata indahnya meskipun ia memakai helm fullface.

"Ayla ngapain di sini? Nunggu siapa?" suaranya yang dingin namun lembut membuatnya semakin tertarik lebih dalam pada pesonanya. Sayang seribu sayang Ayla tidak tahu namanya.

"eh? Anu kak itu Ay- Ayla nunggu temen." jawabnya dengan sedikit ragu.

Ayla merasakan ada yang beda jika sedang berbicara dengan dia. Sebut saja ' pangeran berhati es ' kenapa Ayla menyebutnya seperti itu? Itu karena Ayla tak pernah melihat dia ketawa di depan umum seperti orang biasa lakukan. Bukan berarti dia seperti pemeran utama di cerita-cerita yang tak pernah senyum, so'cool atau apalah itu. Ia hanya bertingkah bebas ketika bersama teman-temannya. Dan hanya membalas sapaan dari adek kelasnya dengan tersenyum. Karena ia tidak suka tebar pesona seperti kebanyakan cowok lain.

"siapa?" tanyanya.
"itu...,,"

'mampus gue. Itu kenapa ada kak Riki sih ngeliatin terus juga.' ucap Ayla dalam hati ketika mendapati seorang kakak kelasnya alias teman dekat dari kakak itu.

"Naura kak." jawabnya tanpa menatap lawan bicaranya.
"yaudah kakak duluan yah."
"iya kak hati-hati."

lalu dia melajukan kembali motornya itu dan Ayla hanya menatap punggung kakak kelasnya itu yang sedikit demi sedikit hilang dari pandangannya.

"udah?" ucap Ayla ketika mendapati Naura yang ada di depannya.

Naura hanya mengangguk dan menggandeng tangan Ayla menuju parkiran. Mereka rencananya akan pergi ke Cafe bersama teman-temannya. Namun sebelum itu mereka ke rumah Ayla untuk mengganti baju.

***

Saat ini mereka sudah berada di kamarnya Ayla. Mereka segera mengganti seragam mereka dengan baju santai.

"Ay, sepi amat rumah lo?" tanya Naura yang saat ini sedang mempoles bibirnya dengan liptint.

"yaelah Ra... Lo udah berapa kali kesini? Sering juga ngapain tanya? Ya mereka kerja lah," ucap Ayla yang sedang mempoles wajahnya dengan bedak.

"lagian Ayla juga kan anak tunggal. Eh bagus nggak?" Ayla menunjukkan gelang yang dipakainya. Naura hanya manggut-manggut.

"yok buruan mereka nungguin kita nih." ucap Naura yang langsung berdiri dan mengambil kunci motornya di nakasnya Ayla.

Selama diperjalanan Ayla ceria banget. Ia cerita-cerita nggak jelas sampai ia cerita kalo tadi ia ketemu 'pangeran es'. Ayla memang sering cerita tentang 'pangeran es' kepada Naura. Naura hanya menanggapi secara sederhana saja. Padahal Naura tidak benar-benar mendengarkan.

"Ay?" panggil Naura. Ayla yang tadinya senyum-senyum gak jelas lalu mendekatkan wajahnya ke depan.

"lo nggak turun?" tanyak Naura gemes karena Ayla dari tadi ngehalu terus.

Ayla mengerjapkan matanya lalu melihat sekitar ternyata memang benar mereka sudah sampai. Mereka dari tadi berada di atas motor seperti orang gila.

"kapan kita sampai?" tanya Ayla dengan tampang yang tidak berdosa.

"sepuluh menit yang lalu. Mangkannya jangan mikirin 'pangeran es' lo mulu ih." Ayla hanya nyengir lalu lari menyusul sahabatnya yang sudah berjalan mendahuluinya.

"hai, lo lama amat sih?" tanya Cindy salah satu teman mereka.
"kepo!" jawab Ayla lalu duduk bersama ke- empat temannya.

Ayla memandang meja di depannya yang sudah dipenuhi makanan. Ternyata mereka telah menunggunya lama.

"eh nih kakel ganteng banget! Ah, sayang cuek!" Ucap Cindy memecahkan keheningan.

Ia makan sambil memandang handphone yang dipegangnya. Teman-temannya hanya memandangnya malas dan menyambung acara makan mereka. Namun tidak dengan Ayla. Keingintahuannya sangat kuat alias kepo.

"mana coba lihat?" tanyanya langsung bergeser mendekat ke arah Cindy.

Cindy menyodorkan benda kotak tipis itu ke arah Ayla. Ayla melihat sebuah foto yang ada satu cewek yang diampit dua cowok tampan. Mereka memakai seragam SMA. Ayla langsung menyemprotkan minumnya kesembarang arah karena terkejut dengan apa yang dilihat.

"apaan sih Ay, jorok banget!" kata Fera yang gemas akan kelakuan Ayla.

Ayla tidak menjawab ia segera merampas hand phone milik sahabatnya itu dan melihat baik-baik foto orang yang ada di sana.

"in... i... Ini siapa?" tanya Ayla dengan menunjukkan foto laki-laki sebelah kiri.
"kak Ferro. Kenapa ganteng ya?" tanya Cindy lalu membuka aplikasi instagramnya menemukan sebuah akun 'ferro Adhitya'.
"ih masih juga gantengan oppa-oppa Korea Ayla." jawab Ayla dengan memutar bola matanya malas.
"awas aja loh kalo suka!" ucap Naura dengan tampang mengejek. Ragu dengan perkataan Ayla.
"eh..hemm... Apaan sih!" Ayla terlihat gugup di depan teman-temannya.

Pasalnya Ayla hanya mengelak saja karena ia takut kalau teman-temannya tahu kalo dia diam-diam menyimpan rasa.
Setelah dirasa cukup lama, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. Toh mereka besok juga masih sekolah.
Selama di perjalanan, Ayla dan Naura diam-diam saja. Ayla yang memang tidak suka suasana seperti ini ia membuka suara memecahkan keheningan.



"Ra, lo tau nggak kak Ferro?" Tanya Ayla dengan memandang foto kakak kelas yang diidolakan semua siswi SMAnya.
"hemm, kenapa?" Naura yang masih fokus kedepan hanya bisa menjawab seperti itu.
"ternyata namanya Angkasa Ferro Adhitya. Cowok yang tadi nyamperin Ayla saat nunggu Naura." Jelas Ayla kepada Naura.
"seriusan! Lo disamperin sama tuh es berjalan? Kapan?"
"ih apaansi dia punya nama kali! Tadi waktu nunggu lo selesai ekstra."

Kembali seperti semula. Tak ada percakapan diantara mereka. Hanya suara motor yang lalu lalang di jalan raya. Ayla kembali kepikirannya yang memikirkan tentang 'pangeran berhati es' kak Ferro.

Nyatanya hanya aku, tuhan dan pembaca yang tahu perasaanku saat ini.
-Ayla

——My Cooldest Senior——

Choco notue :
Haiii.... Teman-teman.. Keknya si Ayla mulai suka nih sama 'pangeran berhati es'. Chapter selanjutnya akan ada kejutan buat kalian para readers..... Next....

-191107

My cooldest Senior [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang