Te amo

17 3 2
                                    

Boleh aku bilang i love you.
Te amo Angkasa Ferro Adhitya. Siempre te amo kak Ferro.
🌻

——My Cooldest Senior——

Pagi-pagi Ayla sudah menelangkupkan kepalanya diantara tumpuan tangan gadis itu. Ia terlihat lelah karena acara makan malam kemarin. Seharusnya ia bisa datang pukul 06.45 kan, tapi Ayla memilih datang pukul 06.00.

Keadaan kelas kini tak sesunyi tadi, beberapa siswa-siswi sudah menduduki bangku masing-masing. Dari daun pintu terlihat Salin sudah berjalan menuju bangkunya. Ia menggelengkan kepalanya melihat Ayla sudah menduduki bangkunya namun masih terlelap.
Salin menggebrak meja berusaha membangunkan Ayla dari tidurnya.

Brak...

"apaan sih!" Ucap Ayla tak terima tidurnya diganggu.
"masih pagi juga udah tidur. Bangun!"

Ayla lalu menegakkan tubuhnya menghadap ke Salin sepenuhnya dengan senyum kecut lalu memutar bola malas.
"kantin yuk!" Ajak Salin menarik tangan Ayla.
"nggak ah, mau bel nih."
"nggak ada gurunya."

Selama diperjalanan Ayla dan Salin diem-diem aja. Tak ada percakapan diatara mereka. Sehingga Salin yang harus memulai pembicaraan.

"kenapa muka lo ditekuk. Marah?" Tanya Salin sambil terus berjalan.
"ya jelas lah. Orang gue tidur lo bangunin." gerutu Ayla.
"jangan marah-marah nanti Kak Ferro gak mau lagi sama lo." Ledek Salin, yang menghentikan langkah Ayla, dan otomatis Salin ikut berhenti. 
Ia memandang Salin heran lalu mengerti maksud Ayla.

"heeh gue lupa ngasih kue ke Kak Ferro. Bentar lo tunggu sini gue ambil kue di kelas dulu!"

Ia berlari menuju kelasnya mengambil kotak bekal berisi kue brownis buatan mamanya itu.

"eh Ay, lo dicariin tuh sama temen OSIS lo. Katanya diajak kumpul." kata teman sekelas Salin.
Salin menepuk jidatnya sambil bergumam 'bego! Bego! Bego!'

"Terima kasih yah." Setelah mengucapkan itu. Salin bergegas menuju tempat berkumpulnya anak OSIS dan mengirim pesan kepada Salin bahwa dia ada perkumpulan.

"aduh telat berapa menit gue!" ia berjalan terburu-buru dan menabrak bahu milik seseorang.

"eh sori-sori gak sengaja."
Ia berlalu tanpa melihat siapa yang ia tabrak. Ferro hanya mengerutkan kening bingung lalu mengendikkan bahunya acuh.
Yaps yang ia tabrak barusan adalah Ferro, kalau saja ia menoleh pasti heboh lupa segalanya.

——My Cooldest Senior——

Disinilah Ayla berada di tempat biasa yang diadakan rapat. Tubuh Ayla gemetar jantungnya sudah berdegup kencang. Ia sudah meminta maaf berkali-kali atas keterlambatannya. Bahkan ia sempat dipermalukan didepan teman-temannya. Ia mengaku ini adalah kesalahnnya. Tapi lupa adalah bentuk wajar dari seorang manusia, kita harus memakluminya kan?

"lo tuh OSIS! Jaga disiplin!" ucap kakak Seniornya yang memiki mulut pedas seperti cabai itu.

"maaf kak, tadi saya bener-bener lupa." Meskipun gugup namun Ayla bisa mengontrol itu. Ia terlihat biasa saja dan tenang.

"maaf mulu dari tadi! Itu apa?" seketika Ayla mendongak menatap wajah kakak seniornya.

"ini? Ini kue brownis kak."
Ucapnya menunjukkan kue brownis itu.

"hahhaa——, " tawanya sarkas dan terkesan meledek.
"lo bawa bekal buat siapa? Doi yang tak kunjung peka!"

Kakak senior yang lain memberi tatapan intimidasi dan tenang. Ayla menunjukkan emosi tenang dalam dirinya. Sampai sekarang tidak ada yang tahu bahwa ia menyukai Ferro kakak kelas idaman itu. Kecuali orang yang dia percaya.

"Udah Din kasian tuh anak, udah mau nangis." ledek kakak senior yang lain. Yah memang mereka mementingkan senioritas disini. Tapi percayalah terkadang mereka baik.
T. E. R. K. A. D.  A. N. G.       OKE.

"kok malah bahas dia sih! Kita disini buat membahas rapat bukan buat ngurusi nih anak kecebong."

.
.
.

Ayla berjalan kearah tempat yang kosong. Sebelum duduk Ayla disuruh menyimpan makanan tadi. Karena itu adalah peraturan tertulis.

"Ok sekarang kita bahas——"

——The Cooldest Senior——

Setelah satu jam melaksanakan pertemuan dengan anggota OSIS, Ayla memutuskan untuk pergi ke taman belakang sekolah. Duduk dibawah pohon mangga yang rindang.  Ia masih kesal karena brownis untuk Ferro dijatuhin sama kakak kelas yang biasanya nongkrong di depan kelas. Ayla pengen marah, tapi mereka kakak kelas. Ayla pengen teriak, tapi Ayla ngerasa nggak bebas. Ayla pengen nangis, tapi Ayla nggak selemah itu. Tapi Ayla capek, Ayla tidak tahu harus bagaimana. Ia hanya bisa mengusap wajahnya kasar dan menghela napas panjang. Ia menelangkupkan wajahnya ditupuan tangan yang melipat diatas lutut yang ditekuk. Ia menangis sesenggukan dan berteriak dalam hati agar tak satupun yang mendengar. Ia tak mau terlihat rapuh. Ia ingin dikenal sebagai Ayla yang ceria. Menurutnya ini hari yang sial.

Derap kaki semaki terdengar dipendengaran Ayla, namun Ayla sama sekali tak menggubrisnya. Ia memilih untuk berhenti terisak tetapi masih dengan posisi yang sama.
Kemudian suara bariton itu menusuk ke gendang telingan Ayla.

"ngapain disini?" Tanyanya. Masih tidak ada jawaban.

Ia mengambil duduk di samping Ayla lalu menarik lengan Ayla agar tidak menyembunyikan wajahnya.
W

ajah Ferro terlihat terkejut, namun ia mampu mengontrolnya dengan tetap tetap terlihat santai lebih tepatnya terkesan datar dan biasa saja.

"Kak Ferro ngapain disini?" Tanyanya dengan suara serak.
"free class." jawabnya yang mendapat anggukan dari sipenanya. Ayla terdengar menarik nafas panjang lalu menatap seseorang yang di sampingnya.

"Kak, percaya nggak kalo Ayla menaruh perasaan lebih ke Kakak,"
Ferro mengalihkan pandangannya ke Ayla.

"Ayla sempet menepis perasaan itu, tapi tak bisa dipungkiri Ayla gagal,"
Ayla menarik nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Te amo kak, i love you." Ucapnya dibarengi senyum tulus diwajahnya.

"mendingan lupain aja perasaan lo, karena sampai kapanpun gue nggak akan pernah suka ke lo." Ucap Ferro yang begitu menusuk, namun Ayla tetep mempertahankan senyumnya. Meskipun hatinya tersayat.

"siempre te amo, Kak Ferro." Ucapnya bersama dengan air mata yang mengalir di pipi mulusnya.
Ferro tak menanggapinya. Ia terus menatap lurus ke depan hingga ia merasakan bahu kanannya terasa berat. Ia menoleh lalu terkejut.

"Ay!" Ucapnya.

——My Cooldest Senior——

Choco notue :

Btw Ferro jahat banget ya? Tapi mau gimana lagi kan perasaan nggak bisa dipaksa. Untuk Ayla yang sabar yah...

~200101

TBC 🌻

Te amo : i love you
Siempre te amo : i always love you.

Jangan lupa VOTE anda COMMENT-nya temen-temen.

My cooldest Senior [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang