29

4.5K 407 52
                                    

***

Lisa membuka matanya kemudian meraih handphonenya yang berbunyi di sebelahnya. Jam sudah menunjukan pukul 5 pagi dan gadis itu sudah harus bangun dari tidurnya. Hari ini sedikit berbeda dari hari-hari biasanya, karena ia harus membuatkan bekal makan siang untuk piknik Woojin. Hari ini, sekolah Woojin mengadakan acara piknik ke kebun binatang dan mereka meminta setiap anak membawa bekal masing-masing.

"Kemana kau akan pergi? Ini masih gelap," tanya Jiyong, yang ikut bangun karena gerakan Lisa.

Semalam, keduanya tidur di ruang tengah. Mereka tidak bercinta, keduanya hanya berbaring, berbincang, membicarakan banyak hal sampai akhirnya mereka terlelap dengan sendirinya.

"Aku harus membuat bekal, tidurlah lagi," balas Lisa yang sudah lebih dulu duduk di sebelah Jiyong kemudian mengusap pelan pipi pria itu, menyuruhnya kembali memejamkan matanya.

"Jam berapa sekarang? Haruskah aku pergi sebelum Woojin-"

"Tidak, makanlah dulu sebelum pergi. Aku akan bicara pada Woojin agar dia tidak membencimu. Akan ku marahi dia karena berkata jahat padamu kemarin, seharusnya dia menonton kartun saja, menonton berita dan drama orang dewasa membuatnya jadi begitu," jawab Lisa namun Jiyong justru melarang Lisa memarahi Woojin. Jiyong bilang dia yang akan bicara sendiri pada Woojin.

Pagi itu Lisa membuat sarapan serta membuatkan sekotak bekal untuk Woojin, sedang Jiyong kembali tidur di ruang tengah. Alkohol yang ia telan sebelum datang ke rumah Lisa semalam membaut kepalanya terasa sangat sakit pagi ini. Jiyong masih terlelap ketika Woojin bangun, namun Lisa justru tidak ada di rumah– wanita itu sudah selesai memasak nasi dan beberapa lauk, namun harus pergi keluar untuk membeli beberapa sayuran untuk supnya.

Melihat Jiyong yang tidur, membuat Woojin mengerucutkan bibirnya, memasang wajah kesal karena mengira Jiyong datang untuk mengganggu ibunya lagi. Dan untuk mengusir Jiyong, bocah itu menyalakan TV nya kemudian menaikan volume TV itu sampai mau tidak mau Jiyong harus membuka matanya. "Kenapa ahjussi disini?! Mana eommaku?!" teriak Woojin, berusaha mengalahkan suara TV yang ia nyalakan.

Jiyong duduk di lantai, memperhatikan sekeliling dengan kepala peningnya. Suara TV yang sangat keras membuatnya tidak bisa mendengar suara Woojin, namun ia lebih bingung karena tidak adanya Lisa di rumah sempit itu.

"Kemana ibumu?" tanya Jiyong, hanya bergumam sembari melihat ke atas meja. Jiyong berencana untuk mengambil handphonenya dan menelpon Lisa, namun di atas meja ia justru melihat sebuah kertas memo kecil yang bertuliskan pesan dari Lisa. "Aku pergi berbelanja sebentar, kalau Woojin bangun suruh dia segera mandi," tulis Lisa dalam pesannya.

"Kau bisa membaca kan?" tanya Jiyong, memberikan memo itu pada Woojin kemudian mengurangi volume TV dengan merebut remote TV-nya dari tangan Woojin.

Di perlukan seperti itu, membuat Woojin justru semakin kesal. Bocah itu membuang kertas yang Jiyong berikan padanya, kemudian meninggalkan pria itu dan pergi ke dalam kamar mandi– sementara Jiyong masih tidak menyadari rasa kesal Woojin dan justru sibuk mengumpulkan kembali nyawanya. Bangun dari tidur karena suara berisik yang mengganggu benar-benar tidak nyaman, namun Woojin tidak memahami perasaan itu dan Jiyong juga merasa tidak bisa memarahi Woojin hanya karena suara TV. Hubungannya dengan Woojin sudah cukup buruk, ia tidak bisa memperburuk hubungan itu dengan memarahi Woojin.

Lima menit berlalu, Woojin keluar dengan pakaiannya, sedang Jiyong sudah bangkit dari lantai. Jiyong tengah membuka lemari es untuk mengambil sebotol air ketika Woojin selesai mandi. Keduanya sempat saling bertatapan, sampai akhirnya Jiyong menutup pintu lemari es di depannya dan berjalan menghampiri Woojin. Pria itu berlutut di depan Woojin kemudian merapikan pakaian yang Woojin pakai.

0.01%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang